Harga Emas Hari Ini Stabil Di Kisaran US$ 1.500, Di Tengah Ketidakpastian AS-China

Rabu, 09 Oktober 2019 | 19:46 WIB
Harga Emas Hari Ini Stabil Di Kisaran US$ 1.500, Di Tengah Ketidakpastian AS-China
[ILUSTRASI. Emas cair dituangkan untuk membentuk emas batangan di Newmont Minings Carlin, Nevada]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini stabil di kisaran US$ 1.500 per ons troi, di tengah ketidakpastian perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS)-Cina dan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengacu Bloomberg pukul 19.37 WIB, harga emas spot turun 0,07% menjadi US$ 1.506,66 per ons troi, dan bertahan di atas level US$ 1.500 setelah naik 1% di hari sebelumnya. Emas berjangka AS naik 0,55% menjadi US$ 1.512,10 per ons troi.

Menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi, AS memberlakukan pembatasan visa kepada pejabat China yang terlibat penahanan atau penyalahgunaan minoritas muslim Tiongkok.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 6.000, Rabu (9/10)

Tambah lagi, Presiden Donald Trump mengatakan, tarif impor atas barang China akan naik pada 15 Oktober jika tidak ada kemajuan dalam negosiasi perdagangan.

"Inisiatif untuk memblokir investor AS dari investasi ke perusahaan Cina atau membatasi perusahaan China di pasar AS, semua itu menandakan bahwa tidak ada garis yang jelas, apakah AS menginginkan perjanjian perdagangan dengan China," kata Peter Fertig, Analis Quantitative Commodity Research, kepada Reuters.

Investor sekarang menunggu risalah Federal Open Market Committee's (FOMC) dari pertemuan September sebagai petunjuk tentang pelonggaran kebijakan moneter The Fed lebih lanjut.

Dolar AS hari ini jatuh terhadap para rival, membuat emas batangan lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya. Tapi, ada yang membatasi kenaikan bullion: bursa saham Eropa menguat karena laba perusahaan-perusahan meningkat.

Meski begitu, sentimen tetap rapuh menjelang pembicaraan perdagangan AS-China dan keraguan atas kelancaran Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Risikonya sangat tinggi bahwa pemerintah Inggris saat ini mengarah ke Brexit yang sulit. Dan, dalam situasi seperti itu para investor mencari tempat yang aman dan salah satunya adalah emas," ujar Fertig yang menambahkan, harga emas bisa menyentuh US$ 1.550 bakan US$ 1.600 jika Brexit lebih sulit.

Baca Juga: Pasar Cemas Negosiasi Dagang AS-China, Harga Emas Hari Ini Tembus Level US$ 1.500

Namun, laporan surat kabar The Times menyebutkan, Uni Eropa siap untuk membuat "konsesi besar" pada kesepakatan Brexit, dengan menawarkan mekanisme bagi Irlandia Utara untuk meninggalkan apa yang disebut sebagai backstop baru.

"Minat investor terhadap emas tetap tinggi, seperti yang terlihat dari aliran dana ETF (yang diperdagangkan di bursa) yang berkelanjutan," kata Analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

"Meskipun angka US$ 1.500 telah memberikan daya tarik yang besar pada emas dalam beberapa pekan terakhir, dan meskipun emas telah menemukan kesulitan untuk melepaskan diri dari ambang batas ini, kami percaya harga emas didukung dengan baik," imbuh Analis Commerzbank.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler