Harga Kertas Bikin Prospek INKP dan TKIM Kurang Menggembirakan

Kamis, 25 Juli 2019 | 05:11 WIB
Harga Kertas Bikin Prospek INKP dan TKIM Kurang Menggembirakan
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Juli 2019 ini, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas mengaku tren harga kertas dan bubur kertas di pasar global tidak terlalu menggembirakan. Namun, perusahaan rintisan taipan Eka Tjipta Widjaja tersebut tetap masih optimistis dengan permintaan pasar.

Melempemnya harga kertas dan bubur kertas alias pulp lantaran stok yang berlimpah. "Volume produksi pulp and paper saat ini meningkat sehingga harga tidak terlalu baik," ungkap Suhendra Wiriadinata, Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, Rabu (24/7).

Hanya saja, manajemen APP Sinar Mas tidak secara detail mengungkapkan harga jual kertas saat ini. Mereka juga tidak mengungkapkan realisasi volume produksi kertas tahun ini.

Berdasarkan catatan KONTAN, harga jual kertas pada tahun lalu sebesar US$ 825 per ton. Harga tersebut naik 7,98% ketimbang catatan pada tahun sebelumnya yakni US$ 764 per ton.

Adapun APP Sinar Mas menjalankan bisnis kertas dan bubur kertas melalui PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Keduanya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham masing-masing INKP dan TKIM.

Mengintip laporan keuangan terakhir Indah Kiat yang dipublikasikan di BEI yakni per 31 Maret 2019, penjualan lokal menjadi kontributor utama sebesar US$ 448,27 juta. Nilai pendapatan tiga bulan tersebut 57,76% terhadap total penjualan bersih US$ 776,05 juta. Sisanya adalah penjualan ekspor.

Berbeda dengan Indah Kiat, Tjiwi Kimia justru lebih banyak mengandalkan pasar luar negeri. Perusahaan tersebut mencatatkan penjualan ekspor sebesar US$ 165,56 juta atau 53,93% terhadap total penjualan bersih per Maret 2019 yakni US$ 306,77 juta. Kemudian, penjualan lokal menggenapi sisanya.

Kontribusi asia

Meskipun komposisi penjualan Indah Kiat dan Tjiwi Kimia berbeda, keduanya kompak membukukan penjualan ekspor terbesar dari kawasan Asia. Porsi penjualan ekspor Indah Kiat ke Asia mencapai US$ 191,39 juta atau 58,39% terhadap total penjualan ekspor. Sementara porsi penjualan ekspor ke Asia Tjiwi Kimia sebesar 51,76% terhadap total penjualan ekspor.

APP Sinar Mas belum bersedia mengungkapkan realisasi kinerja semester I 2019. Mereka menjanjikan akan mempublikasikan laporan keuangan pada akhir bulan ini. "Permintaan global masih lumayan baik dan semua akan terlihat dalam performa dan kinerja perusahaan," tutur Suhendra.

Yang pasti, APP Sinar Mas juga melakukan upaya antisipasi demi menjaga pasokan produksi kayu. Memasuki musim kemarau pada semester II 2019, mereka menerapkan program Integrated Fire Management (IMF) dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Desa Makmur Peduli Api (DMPA) untuk mencegah kebakaran hutan.

Tahun ini APP Sinar Mas menyediakan anggaran sekitar Rp 300 miliar. Duit tersebut menjadi bagian dari alokasi investasi sejak 2015 yang berjumlah US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

Animo Tinggi, Permintaan IPO Indokripto Koin (COIN) Oversubscribed
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:45 WIB

Animo Tinggi, Permintaan IPO Indokripto Koin (COIN) Oversubscribed

Di masa offering, total pemesanan saham IPO COIN lebih dari 100.000 calon investor. Ini melanjutkan tren positif permintaan di masa book building.

SBN Jadi Aset Investasi Terbesar Asuransi Jiwa
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:45 WIB

SBN Jadi Aset Investasi Terbesar Asuransi Jiwa

HIngga April 2025, industri asuransi jiwa menempatkan aset di SBN 40,19% dari total investasi. Porsi ini naik dari akhir 2024 sebesar 37,97%. 

Likuiditas Ketat, Bank Gencar Parkir di SBN
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:40 WIB

Likuiditas Ketat, Bank Gencar Parkir di SBN

Perbankan mengaku akan terus mengurangi kepemilikan di surat berharga negara dan surat berharga lain  

Siap-Siap, Pungutan Ekspor Batubara & Emas Mulai 2026
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:30 WIB

Siap-Siap, Pungutan Ekspor Batubara & Emas Mulai 2026

Pemerintah berencana mengenakan bea keluar atas ekspor batubara dan emas sejalan dengan naiknya target penerimaan kepabeanan dan cukai

Wajah Tata Kelola Perbankan
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:28 WIB

Wajah Tata Kelola Perbankan

Perbankan dan OJK perlu menunjukkan ketegasan dalam menindak siapapun yang terlibat, termasuk pihak internal yang terlibat dalam praktik korupsi.

Steel Pipe (ISSP) Mengandalkan Pasar Lokal
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:25 WIB

Steel Pipe (ISSP) Mengandalkan Pasar Lokal

Memasuki semester kedua, ISSP melihat industri baja, khususnya segmen pipa baja masih menghadapi dinamika.

Bisnis Lahan Industri Terus Melaju
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Lahan Industri Terus Melaju

HKI menyoroti pentingnya menjaga daya saing kawasan industri nasional di tengah ketidakpastian global.

Pembiayaan Kendaraan Listrik Tumbuh Lebih Pesat
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:05 WIB

Pembiayaan Kendaraan Listrik Tumbuh Lebih Pesat

Hingga Mei 2025, pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance meningkat 142% secara tahunan menjadi Rp 342 miliar. 

IHSG Berbalik dari Penurunan 4 Hari Beruntun Disokong Penguatan Saham-Saham Ini
| Selasa, 08 Juli 2025 | 04:05 WIB

IHSG Berbalik dari Penurunan 4 Hari Beruntun Disokong Penguatan Saham-Saham Ini

IHSG mengakumulasi pelemahan 0,39% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG melemah 2,53%.

Emiten Pionir Bisnis Kebab Baba Rafi (RAFI), Digugat PKPU oleh Perusahaan Pinjol
| Senin, 07 Juli 2025 | 20:13 WIB

Emiten Pionir Bisnis Kebab Baba Rafi (RAFI), Digugat PKPU oleh Perusahaan Pinjol

Emiten pionir bisnis kebab di Indonesia dengan merek Kebab Baba Rafi, yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), tersandung urusan utang.

INDEKS BERITA

Terpopuler