KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi sepanjang tahun ini memang meroket. Tapi sejak kasus Covid-19 di China naik lagi, harga komoditas energi bergerak fluktuatif.
Senin (13/6), harga minyak WTI di bursa Nymex pengiriman Juli 2022 turun 1,76% ke US$ 118,55 per barel. Begitu pula harga gas turun 0,21% ke US$ 8,64 per mmbtu. Sementara harga batubara di akhir pekan lalu (10/6) turun 4,4% ke US$ 345 (lihat tabel).
Baca Juga: Harga Terdiskon, Rusia Menggeser Arab Saudi Sebagai Pemasok Minyak Nomor Dua ke India
Nama komoditas | Harga | Harian | Mingguan | Bulanan | YTD |
Minyak WTI | 118,55 | (1,76%) | 0,03% | 7,3% | 57,61% |
Minyak Brent | 120,05 | (1,6%) | 0,07% | 7,6% | 54,35% |
Gas Alam | 8,64 | (0,21%) | (7,36%) | 12,3% | 130,48% |
Batubara | 345 | (4,43%) | (11,71%) | 0,07% | 178,68% |
Sumber: Bloomberg
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi menyebut, naiknya kasus Covid-19 memicu lockdown di China, sehingga daya pembangkit listrik tenaga uap yang memakai batubara turun. China berkontribusi 50,5% dari penggunaan batubara global.
Sementara harga minyak dan gas turun karena efek penguatan dollar pasca inflasi tinggi. Tapi secara fundamental, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai harga minyak dan gas masih berpeluang naik.
Alasannya, aktivitas ekonomi di sejumlah negara sudah kembali normal. "Aktivitas pabrik mulai pulih sehingga harga sulit koreksi lebih dalam," kata Nanang.
Prediksi Ibrahim, hingga akhir 2022 harga gas alam berada di US$ 6 per mmbtu, minyak di US$ 100 per barel, dan batubara di US$ 200 per ton. Proyeksi Nanang harga gas alam akan berada di level US$ 9,6 per mmbtu, minyak di US$ 100 per barel dan batubara di US$ 250 per ton.
Baca Juga: Harga Minyak Jatuh Dipicu Kasus Covid-19 di Beijing, WTI ke US$118,81 Per Barel