Harga Masih Rendah, Buyback Jalan Terus

Rabu, 08 Juni 2022 | 06:00 WIB
Harga Masih Rendah, Buyback Jalan Terus
[]
Reporter: Kenia Intan, Yuliana Hema | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi pembelian kembali alias buyback saham emiten masih berlanjut. Malah, banyak emiten memperpanjang aksi korporasi ini.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana melanjutkan aksi buyback sampai 5 Desember mendantang dengan dana maksimal Rp 1 triliun. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) juga memperpanjang masa buyback.

Sementara PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masih menunggu restu dari pemegang saham untuk menggelar aksi korporasi ini. MDKA telah mengalokasikan dana maksimal Rp 600 miliar untuk melakukan buyback.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) juga melakukan buyback sampai 2 September mendatang dengan mematok anggaran Rp 1 triliun. Dari sektor kesehatan, ada PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang melakukan buyback.

Investor bisa memanfaatkan aksi beli saham oleh emiten ini untuk ikut mengail keuntungan. Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyebut, buyback menunjukkan emiten yakin terhadap kinerjanya di masa mendatang, tapi harga sahamnya saat ini belum mencerminkan kinerja tersebut, atau masih undervalued.

Memang, aksi buyback tidak selalu secara langsung mengembalikan harga saham ke level wajar. Tapi buyback dapat memperkuat keyakinan investor terhadap kondisi suatu perusahaan. "Sehingga diharapkan dapat memberikan dampak tidak langsung dan membawa harga saham ke harga wajarnya," kata Jono, Selasa (7/6).

Harga saham sejumlah emiten yang menggelar buyback saat ini juga masih di bawah level wajar. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencontohkan saham KLBF.

Menurut analisa dia, harga saham KLBF saat ini masih bergerak dengan tren sideways di rentang relatif sempit, antara Rp 1.500-Rp 1.700 per saham. Kemarin, KLBF ditutup di Rp 1.595. Hitungan Pandhu, harga wajar KLBF ada di level Rp 1.900 per saham.

Masih sideways

Jono juga melihat harga saham MIKA saat ini masih di bawah harga wajar. Hitungan dia, MIKA mampu menyentuh harga Rp 2.950 per saham. Kemarin, harga MIKA masih sebesar Rp 2.580 per saham.

Dari sisi kinerja, Jono melihat, saham sektor kesehatan masih menarik dikoleksi. Memang, dengan penurunan kasus Covid-19, kinerja sektor kesehatan tidak akan meningkat setinggi tahun lalu.

Namun, dilihat secara operasional, MIKA sebenarnya mencetak pertumbuhan pasien non-Covid dibanding tahun lalu. Dengan kata lain, bisnis dasar rumahsakit telah kembali pulih.

Analis juga menilai INTP masih di bawah harga wajar. Kemarin INTP ditutup di harga Rp 9.550. Konsensus analis menilai harga wajar INTP ada di Rp 12.673 per saham

MDKA yang akan menggelar buyback juga menarik dicermati. Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai, secara teknikal, MDKA masih berada di fase uptrend.

Saham emiten tambang ini memiliki potensi melanjutkan kenaikan jika mampu menguat di atas Rp 5.600 per saham. "Tren kenaikan ini sejalan dengan pencapaian kinerja di kuartal pertama tahun ini, di tengah harga komoditas yang masih kokoh dan juga penurunan beban pokok pendapatan," jelas Ivan.

Pandhu juga melihat, rencana buyback MDKA menjadi sinyal bahwa posisi kas emiten ini cukup kuat. Secara teknikal ada potensi MDKA bergerak kembali menguat dengan target terdekat di level all time high Rp 5.800, dan jika berlanjut ke Rp 6.400. Kemarin, harga MDKA ditutup di Rp 5.150 per saham.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil
| Selasa, 25 November 2025 | 07:20 WIB

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil

Kebijakan reposisi BUMN Karya ini dapat menghasilkan peta persaingan yang lebih proporsional, antara BUMN dan swasta.

INDEKS BERITA

Terpopuler