Harga Membumbung Tinggi, Produsen Gas Alam Terancam Rugi Hedging Miliaran Dolar

Sabtu, 20 November 2021 | 15:35 WIB
Harga Membumbung Tinggi, Produsen Gas Alam Terancam Rugi Hedging Miliaran Dolar
[ILUSTRASI. Ilustrasi instalasi pengolahan gas dan kondensat. Foto memperlihatkan fasilitas milik Total E&P Indonesie di Senipah, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Kamis (17/1). KONTAN/ Dikky Setiawan /17/01/2013]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Produsen gas alam Amerika Serikat (AS) terancam menanggung kerugian dalam transaksi lindung nilai (hedging) hingga miliaran dolar di tahun 2022, demikian hasil penelitian konsultan Rystad Energy, Jumat (19/11). Pemicunya, harga gas yang melonjak ke kisaran tertingginya selama beberapa tahun terakhir, akibat krisis pasokan energi global,.

Ekspektasi akan menguatnya permintaan gas alam cair (LNG) selama berbulan-bulan mendorong kontrak berjangka AS hingga level tertingginya selama 12 tahun terakhir pada awal Oktober. Harga pada Jumat melonjak hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya dengan menyentuh kisaran US$ 4,94 per juta British thermal unit (mmbtu).

Sebelas operator yang dianalisis Rystad akan kehilangan lebih dari US$ 5,2 miliar pada tahun 2022 jika harga rata-rata di Henry Hub, yang merupakan acuan untuk mengharga, tetap sebesar US$ 4 per mmbtu. Nilai kerugian akan naik hingga menjadi sekitar US$ 9,8 miliar jika harga rata-rata sebesar US$ 5 per mmbtu.

Baca Juga: PGN alirkan gas perdana ke 23.570 SR di Pasuruan dan Probolinggo

“Mengingat seluruh pengiriman untuk 2022 saat ini tetap di atas US$ 4 per MMBtu. Situasi saat ini kemungkinan akan memberikan tekanan material ke bawah terhadap arus kas produsen gas di tahun depan," kata Artem Abramov, head of shale research di Rystad Energy.

Rystad mengatakan, operator telah melakukan lindung nilai atas separuh lebih produksi di tahun 2022. Padahal, pada saat itu gas diperdagangkan di harga yang jauh lebih rendah daripada level saat ini.

Pada akhir September, sebanyak 64% dari proyeksi produksi mereka dilindung nilai, kata laporan itu.

Kenaikan signifikan dalam volume lindung nilai sejak kuartal kedua tahun 2021 terutama didorong oleh operator termasuk Southwestern, Chesapeake, Range Resources dan Comstock Resources.

Pangsa produksi lindung nilai untuk sebagian besar dari 11 perusahaan tersebut berada di kisaran 45% hingga 75%. Sedangkan harga dasar rata-rata tertimbang bervariasi di kisaran  US$2,5 mmbtu hingga US$ 3,1 per mmbtu.

Selanjutnya: Permintaan LNG Asia Meningkat, Tarif Kapal Tanker di Pasifik Tembus Rekor Tertinggi

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:54 WIB

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II

Kinerja saham-saham likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung di Indeks LQ45 cenderung tertekan sepanjang semester pertama 2025 ini. 

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:25 WIB

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (1 Juli 2025) Rp 1.896.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,66% jika menjual hari ini.

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:20 WIB

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,27% ke Rp 16.238 per dolar AS pada Senin (30/6). 

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:15 WIB

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi

 Memasuki semester II 2025, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan geopolitik, kebijakan tarif impor, dan arah suku bunga bank sentral. 

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split

Stock split saham pada dasarnya hanya mengubah nominal saham . Jadi, tidak semerta-merta mengubah tren pergerakan harga saham emiten.

Paradoks Indonesia
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Paradoks Indonesia

Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), tapi gagal menjadi negara maju dan makmur.

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:05 WIB

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar

Sejak didirikan pada Februari tahun ini, Danantara yang sudah resmi mempunyai kantor baru berhasil meraih pendapaan hingga US$ 7 miliar. 

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:01 WIB

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Meski IHSG menguat, asing tercatat melakukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 358,96 miliar. 

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:00 WIB

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam

Sejumlah pengelola jalan tol seperti Jasa Marga, Hutama Karya dan Astra Infra menerapkan diskon tarif tol.

Upaya Mitigasi Penurunan Margin PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:00 WIB

Upaya Mitigasi Penurunan Margin PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjalankan sejumlah inisiatif strategis seperti pengalihan gas ekspor ke domestik

INDEKS BERITA

Terpopuler