Harga Minyak Tertekan Bunga AS dan Ekonomi China

Rabu, 23 Agustus 2023 | 04:55 WIB
Harga Minyak Tertekan Bunga AS dan Ekonomi China
[ILUSTRASI. The sun sets behind a crude oil pump jack on a drill pad in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S. November 24, 2019. REUTERS/Angus Mordant]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak global dalam tiga bulan ke depan akan banyak dipengaruhi situasi di dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS)  dan China. Pengaruh dari AS datang dari upaya pengendalian inflasi serta kebijakan bunga acuan. Perlambatan ekonomi China turut menyetir harga minyak.

Harga minyak WTI pengiriman September 2023, berada di US$ 80,5 per barel kemarin (22/8), turun tipis dari hari sebelumnya, US$ 80,72 per barel. Harga minyak WTI sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang 2023 pada 9 Agustus, US$ 84,4 per barel. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, perlambatan ekonomi China memberi rasa khawatir terhadap permintaan minyak. Maka, harga masih bertengger di area US$ 80 per barel.

Karena memengaruhi pergerakan dollar AS, isu inflasi dan bunga acuan di AS, turut menyetir harga minyak. "Bila bunga naik, dollar menguat, harga minyak bisa melemah," ucap Nanang, Selasa (22/8).

Baca Juga: Harga Komoditas Turun, Neraca Transaksi Berjalan Kuartal II Berbalik Defisit

Sementara perlambatan ekonomi China terlihat dari ancaman deflasi yang semakin memperburuk permintaan  energi. Di sisi lain, OPEC dan OPEC+ mempertahankan produksi yang terbatas hingga 2024. Pasokan ketat, harga minyak melesat. 

Nanang memprediksi, harga minyak di US$ 70- US$ 80 per barel sampai akhir 2023. Dengan catatan, OPEC tidak mengubah kuota produksi hingga akhir tahun. "Resistance US$ 84, support US$ 64 per barel," ujar Nanang.

OPEC memperkirakan, permintaan minyak dunia akan meningkat 2,25 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, dibandingkan pertumbuhan 2,44 juta bph pada 2023. 

“Prospek fundamental minyak yang sehat pada separuh kedua tahun ini, pendekatan proaktif dan hati-hati OPEC dan non-OPEC, memastikan stabilitas minyak global," kata OPEC dalam laporannya seperti dikutip Reuters.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono Wahyu menyarankan, trader buy on weakness saat harga  mendekati atau di bawah US$ 65 per barel. Dan sell on strength. saat mendekati, atau di atas US$ 95 per barel.

Perkiraan harga jangka pendek di US$ 75 - US$ 85 per barel, jangka menengah di US$ 65-US$ 95 per barel. Nilai tengah  US$ 75 per barel.
 

Bagikan

Berita Terbaru

Martina Berto (MBTO) Memoles Ekspansi Segmen Baru
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 05:20 WIB

Martina Berto (MBTO) Memoles Ekspansi Segmen Baru

MBTO melihat potensi di segmen produk perawatan pria serta produk perawatan untuk ibu dan bayi, bahkan produk-produk herbal.

Transparansi Impor Daging Sapi
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 05:10 WIB

Transparansi Impor Daging Sapi

Tata kelola impor yang lebih terbuka dan transparan akan mendorong terciptanya iklim usaha yang lebih sehat dan kompetitif.

Surplus Bank Indonesia Naik  Berkat Kebijakan Moneter
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 04:35 WIB

Surplus Bank Indonesia Naik Berkat Kebijakan Moneter

Penghasilan BI sebagian besar dari pelaksanaan kebijakan moneter Rp 226,89 triliun. Selain itu, BI memperoleh pengelolaan sistem pembayaran 

Konsolidasi Asuransi BUMN Bakal Dorong Daya Saing
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 04:30 WIB

Konsolidasi Asuransi BUMN Bakal Dorong Daya Saing

Rencana BPI Danantara mengonsolidasikan perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ternyata belum terinformasi hingga ke level pemain. 

Metrodata Electronics (MTDL) Memperkuat Jejaring Bisnis
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 04:25 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Memperkuat Jejaring Bisnis

MTDL melihat peluang besar dari penjualan smartphone Infinix dan layanan data streaming di masa mendatang.

Profit 29,70% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (27 Juni 2025)
| Jumat, 27 Juni 2025 | 16:13 WIB

Profit 29,70% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (27 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (27 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Belum Setahun Listing di BEI, Master Print Bakal Diakuisisi Perusahaan Singapura
| Jumat, 27 Juni 2025 | 16:04 WIB

Belum Setahun Listing di BEI, Master Print Bakal Diakuisisi Perusahaan Singapura

Harga saham PTMR sudah melambung duluan sebelum pengumuman resmi soal rencana akuisisi oleh Deep Source diumumkan.

Proyek EBT Digeber Pemerintah, Ada Rencana Revisi Aturan Tarif Listrik dan PLTP
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:57 WIB

Proyek EBT Digeber Pemerintah, Ada Rencana Revisi Aturan Tarif Listrik dan PLTP

Dalam waktu dekat akan ada peresmian pembangkit EBT total 350 MW, sebesar 55 MW di antaranya berlokasi di Sumatra.​

Jaga Stabilitas Harga Saham, Bangun Kosambi (CBDK) Melaksanakan Buyback Saham
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:13 WIB

Jaga Stabilitas Harga Saham, Bangun Kosambi (CBDK) Melaksanakan Buyback Saham

Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) akan melaksanakan aksi buyback saham selama tiga bulan, mulai 25 Juni 2025-24 September 2025.​

Dorong Kinerja Tahun 2025, Solusi Bangun (SMCB) Genjot Penjualan ke Pasar Ritel
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:08 WIB

Dorong Kinerja Tahun 2025, Solusi Bangun (SMCB) Genjot Penjualan ke Pasar Ritel

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) berupaya mempertahankan kinerja operasional dan keuangannya di tengah kelesuan pasar semen di Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler