Harga Saham HMSP Kembali ke Level 10 Tahun Lalu, tapi Kata Analis Belum Saatnya Beli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan masih saja menghantui harga saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Jika grafik harga ditarik mundur, tampak jika bearish trend HMSP sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Tepatnya usai saham HM Sampoerna mencapai rekor tertinggi di Rp 5.200 per saham pada 26 Januari 2018
Dengan harga saat ini di sekitar Rp 1.150an, sebetulnya saham HMSP sudah kembali ke level 10 tahun tahun lalu. Di sekitar bulan Mei-Juni 2011 HMSP bermain di area Rp 1.100 hingga Rp 1.200 per saham.
Koreksi berkepanjangan yang berlangsung di saham HMSP seiring kinerja keuangannya yang memang tengah terpuruk.
Sepanjang tahun lalu misalnya, laba bersih HMSP anjlok 37,5% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 8,5 triliun. Di sisi top line, pendapatan anak usaha Philip Morris, itu turun 12,9% (yoy) menjadi Rp 92,4 triliun.
Tren kinerja keuangan yang tidak menggembirakan itu berlanjut di kuartal I-2021. Pada tiga bulan pertama tahun ini penjualan bersih HMSP turun 0,6% (yoy) menjadi Rp 23,6 triliun. Sementara laba bersihnya melorot 22,14% menjadi Rp 2,59 triliun.
Pandemi Covid-19 yang menekan daya beli masyarakat ditambah kenaikan cukai hasil tembakau menjadi penyebab utama merosotnya kinerja keuangan HMSP.
Lantas, bagaimana nasib saham HMSP ke depan?
Baca Juga: Kinerja Astra International (ASII) Berangsur Pulih
Merujuk konsensus yang dihimpun Bloomberg dan datanya diakses Kontan pada Jumat pagi (18/6), saham HMSP rupanya belum menjadi pilihan para analis.
Dari 34 analis, 13 diantaranya menyarankan hold saham HMSP dan 15 analis merekomendasikan jual. Hanya 6 analis yang masih memasang rekomendasi beli saham HMSP.
Target harga rata-ratanya ada di Rp 1.250 per saham. Hingga Jumat (18/6) pukul 10.50 WIB, harga saham HMSP turun 2,2% ke Rp 1.135 per saham.
Konsensus yang dihimpun dari para analis fundamental itu rupanya sejalan dengan pandangan analis teknikal.
Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, tren koreksi saham HMSP diprediksi masih terus berlanjut.
Hal ini terlihat dari indikator MACD dan Stochastic, yang meskipun sudah berada di area oversold, namun masih menunjukkan tanda-tanda koreksi.
"Ada baiknya wait and see dulu untuk saham HMSP," kata Herditya saat dihubungi Kontan Jumat (18/6).
Selanjutnya: Bakal Ada IPO Unicorn, Aturan Free Float Tak Berubah