KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Indika Energy Tbk pada perdagangan saham Selasa (25/6) ditutup level Rp 1.675 per saham. Harga saham emiten bersandi INDY ini melonjak 25,47% dari hari sebelumnya yang ditutup di posisi Rp 1.335 per saham.
Transaksi saham INDY tersebut ditopang volume perdagangan yang mencapai 95,37 juta saham. Jumlah volume perdagangan tersebut, melonjak hingga 1.376% dari hari sebelumnya yang ada di kisaran 6,46 juta saham.
Broker dengan net volume pembelian terbesar perdagangan saham INDY kemarin adalah PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebanyak 10,99 juta saham. Tempat berikutnya ditempati PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dengan jumlah net volume pembelian saham INDY sebanyak 4,30 juta.
Belum jelas apa yang menjadi penyebab dari lonjakan harga dan volume saham INDY tersebut. Head of Corporate Communication INDY, Leonardus Herwindo tidak menjawab pertanyaan KONTAN. Demikian juga dengan CEO INDY, Azis Armand.
Namun seperti diberitakan Bloomberg, Senin (24/6), terungkap data pemberian bantuan pinjaman dalam jumlah sangat besar oleh negara-negara Asia bagi proyek-proyek PLTU berbahan bakar batubara. Saat dana untuk memproduksi batubara turun, pembiayaan bagi PLTU justru naik hampir tiga kali lipat menjadi US$ 47 miliar dibandingkan tahun 2013 dan 2014.
Semisal China, pada tahun 2016-2017 memberikan pinjaman rata-rata sebesar US$ 19 miliar. Adapun India dan Jepang masing-masing sebanyak US$ 17,9 miliar dan US$ 5,2 miliar. Ini merupakan data temuan dari empat organisasi penelitian.
Kim Kwie Sjamsudin, Kepala Divisi Riset BNI Sekuritas menyatakan kabar tersebut merupakan salah satu bahan bakar kenaikan harga saham INDY. "Karena kita tahu, INDY banyak mengekspor batubara ke China," ujar Kim, saat dihubungi KONTAN.
Melihat kenyataan peningkatan pendanaan yang pesat pada proyek-proyek pembangkit listrik berbahan bakar batubara, tentu kebutuhan terhadap batubara juga bakal meningkat. Hal inilah yang kemudian menjadi sentimen positif bagi INDY.
Asal tahu saja, berdasarkan data General Administration of Customs China yang dirilis awal pekan, impor batubara thermal negara ini per Mei 2019 naik 19,3% menjadi 20,68 juta ton dari bulan April 2019. Sedangkan jika dibandingkan dengan angka per Mei 2018, kenaikan impor China Mei 2019 tumbuh 34,8%.