Harga Waran Terjun Bebas, Investor Ritel Gugat Bliss Properti (POSA)

Kamis, 18 Juli 2019 | 06:27 WIB
Harga Waran Terjun Bebas, Investor Ritel Gugat Bliss Properti (POSA)
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jangan main-main sama investor ritel! Saat ini investor ritel semakin galak bila merasa mengalami kecurangan saat berinvestasi. Emiten anyar PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) termasuk salah satu emiten yang kena serangan investor.

Seorang investor POSA bernama Jidin Napitupulu melayangkan gugatan pada POSA. Emiten properti ini diduga melakukan tindakan menyesatkan, manipulasi dan menipu, sehingga merugikan para investor ritel.

Menurut dokumen yang diperoleh KONTAN, Jidin, melalui firma hukum Timotius & Partners, menduga, terjadi persekongkolan antara POSA, NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai underwriter initial public offering (IPO) POSA, dan pihak pengendali, untuk mempengaruhi harga.

Para pihak pengendali tersebut dituding melakukan penguasaan mutlak terhadap saham POSA. "Penguasaan ini berpengaruh kuat terhadap harga efek di bursa dan telah meraup dana sangat besar, tetapi melanggar hukum dan merugikan secara materiil. Tindakan ini juga merugikan investor ritel lain," kata firma hukum dalam surat.

Dugaan penguasaan mutlak didasarkan pada pergerakan saham POSA di pekan pertama pasca IPO, yakni 10 Mei 2019–15 Mei 2019. Di periode itu, harga selalu naik hingga terkena auto reject. "Kenaikan harga sangat drastis, dari Rp 150 jadi Rp 492, diduga kuat trading, ini tidak wajar atau perdagangan semu," tulis Timotius & Partners.

Lalu, saat waran seri I POSA diperdagangkan, harga waran mengalami penurunan drastis. "Dari harga tertinggi Rp 490 menjadi Rp 15 sehingga telah menelan banyak korban," lanjut Timotius & Partners.

Jidin mengancam melaporkan hal ini kepada kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan institusi lainnya. Ia juga akan mengajukan gugatan class action dan menerbitkan pengumuman media massa.

Membantah

Sebelum melakukan itu, ia mengajak POSA dan NH Korindo Sekuritas Indonesia untuk merundingkan terlebih dahulu melalui mediasi pada Kamis, 18 Juli. Mediasi tersebut akan digelar di kantor Timotius & Partners di Menteng, Jakarta Pusat.

Direktur Utama POSA Grasianus Johardy Lambert menilai, pergerakan harga di pasar sekunder terjadi berdasarkan mekanisme pasar. Apalagi, transaksi diawasi BEI dan OJK. "Kami tidak ada persekongkolan," tegas dia.

Direktur Utama NH Korindo Sekuritas Indonesia Jeffry Wikarsa mengaku, semua terkait IPO sudah melalui proses klarifikasi dari kantor akuntan publik maupun legal. Selain itu, pergerakan harga didasarkan penawaran dan permintaan saham. "Kalau main saham ada risiko rugi dan untung, kalau di pasar kami tidak bisa kontrol apa-apa," kata dia.

Jeffry menegaskan, fungsi NH Korindo dalam IPO adalah mengantar POSA sampai IPO. Terkait soal permintaan mediasi, Jeffry mengatakan bahwa hal tersebut akan diurus oleh tim legal.

Johardy juga belum memutuskan akan menghadiri ajakan mediasi tersebut. Alasannya, pelanggaran masih dipelajari tim legal POSA.

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler