Hari Terakhir Perdagangan Saham Sebelum Libur Lebaran, Ini Saran Analis

Jumat, 31 Mei 2019 | 06:50 WIB
Hari Terakhir Perdagangan Saham Sebelum Libur Lebaran, Ini Saran Analis
[]
Reporter: Aloysius Brama, Yoliawan H | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat jelang libur panjang lebaran. Kemarin (29/5), indeks acuan domestik ini ditutup naik 1,18% menjadi 6.104,11. Dalam sepekan terakhir, IHSG melaju 0,77%.

Transaksi di bursa pekan ini juga masih cukup tinggi. Namun, transaksi tertinggi memang terjadi saat IHSG masih bergerak turun, Selasa lalu (28/5). Sedangkan ketika IHSG menguat, ada penurunan transaksi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, penguatan IHSG kemarin terdorong aksi beli bersih investor asing yang cukup besar. Menurut dia, IHSG yang sempat turun cukup tajam pada dua pekan lalu membuat secara valuasi IHSG udah oversold. Ini menjadi faktor yang mendorong investor asing masuk.

Selain itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, IHSG menguat karena ada kecenderungan masyarakat menambah portofolio investasi. Mereka memanfaatkan momentum tunjangan hari raya untuk membeli saham. "Selain itu, situasi Indonesia sudah cukup kondusif saat ini," ujar dia.

Menurut Chris, IHSG hari ini akan menguat dan bergerak antara 6.100–6.150. Sedangkan William memprediksi IHSG menguat dan bergerak di kisaran 6.065–6.180.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, biasanya, perdagangan jelang lebaran lebih lesu ketimbang hari-hari biasa. Jika ada penguatan, dia menuturkan, sifatnya hanya sementara dan berpotensi turun tipis.

 

Transaksi di BEI Pekan Terakhir Mei 2019
Tanggal Indeks Pergerakan Volume
(juta saham)
Nilai
(Rp miliar)
Frekuensi
(Kali)
27 Mei 6.098,97 41,62 (+0,6%9) 12.243 7.437 491.001
28 Mei 6.033,14 65,83 (-1,08%) 18.175 17.091 455.274
29 Mei 6.104,11 70,96 (+1,18%) 14.619 10.826 416.752
Sumber: BEI

Maka dari itu, dengan kondisi ini, Mino mengingatkan investor ada baiknya menunggu kondisi kembali normal. "Nanti bisa melakukan strategi buy on weakness," saran dia.

Jika menunggu hingga lebaran usai, ia menyarankan investor mengamati pergerakan IHSG ketika break di level tertentu. "Skenarionya, jika break di level 6.054, investor bisa menunggu di level 5.976," kata dia.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, strategi buy on weakness atau membeli di harga murah bisa dilakukan di pekan ini, sebelum lebaran. Tetapi, jangan asal serok. "Bisa mulai mencicil saham-saham di indeks LQ45 yang punya prospek bagus dan price equity ratio-nya masih rendah," kata Sukarno.

Mino juga menganjurkan investor sekarang menahan diri untuk jangka panjang dan mengandalkan short-term trading. "Dari sentimen eksternal masih cenderung negatif. Bisa membuat pasar tertekan ketika transaksi kembali normal," kata dia.

Sukarno merekomendasikan beberapa saham, seperti BBNI, BBRI, PTPP dan WIKA. Sedangkan rekomendasi Mino jatuh pada TLKM, JSMR, EXCL dan ICBP.

Head of Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai, wajar jika pasar risk-out di pekan ini. Saran dia, ada baiknya investor melihat valuasi saham. Jika memang sesuai dengan target harga, bisa eksekusi beli atau jual. "Saya pikir, kembali ke disiplin masing-masing investor, karena tidak ada rumus khusus," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler