Hartadinata Abadi (HRTA) Tingkatkan Produksi Kalung Emas

Rabu, 12 Juni 2019 | 07:54 WIB
Hartadinata Abadi (HRTA) Tingkatkan Produksi Kalung Emas
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk berencana meningkatkan utilitas atau tingkat keterpakaian mesin produksi hingga sebesar 35% sepanjang tahun ini. Target utamanya adalah meningkatkan produksi kalung emas.

Pasalnya, sejauh ini produksi kalung emas Hartadinata paling sedikit jika dibandingkan dengan produk emas lain. Selain itu, produksi kalung emas menggunakan mesin sehingga tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

Sasaran peningkatan utilitas produksi adalah pabrik Sapphire. Kebetulan tingkat utiltasnya paling rendah ketimbang tiga pabrik lain, yakni baru mencapai 11% dengan rata-rata produksi 118 kilogram (kg) per bulan.

Informasi saja, rata-rata tingkat utilitas dari empat pabrik Hartadinata per akhir tahun lalu mencapai 31,6% dengan rata-rata produksi 789 kg per bulan. Padahal, total kapasitas produksi pabrik mereka sebesar 2.500 kg per bulan.

Manajemen Hartadinata mengaku, sudah sejak lama ingin meningkatkan utilitas pabrik. Masalahnya, mereka tak bisa serta-merta memacu produksi. Maklum, penjualan emas dalam bentuk perhiasan layaknya produk fashion yang mesti mempertimbangkan selera pasar. Adapun kekuatan bisnis perhiasan emas pada desain produk.

Pada kenyataannya, persaingan bisnis perhiasan emas cukup ketat. Maka dari itu demi memikat hati konsumen, Hartadinata bakal mendesain rantai kalung yang paling banyak digemari. "Kami tidak mau persaingan head to head, kami harus memiliki identitas sendiri," tutur Sandra Sunarto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, saat paparan publik, Selasa (11/6).

Ekspansi gerai

Hingga Juni 2019, Hartadinata memproduksi rata-rata 800 kg perhiasan emas per bulan. Lewat peningkatan utilitas produksi tahun ini, emiten berkode saham HRTA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berharap jangkauan pemasaran pun turut meluas.

Hartadinata menyapa pasar ritel melalui gerai bernama Aurum Collection Centre (ACC). Target jumlah gerai tahun ini sebanyak 50 unit, sedangkan tahun 2020 mencapai 100 gerai. Saat ini, jumlah gerai ACC sebanyak 32 unit.

Selain ekspansi sendiri, Hartadinata juga menggandeng Matahari Department Store. Model ekspansi tersebut lebih hemat dari sisi investasi.

"Secara geografis, Matahari juga memiliki cakupan market yang baik dengan jaringan outlet sangat besar," ungkap Sandra.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler