Hasil Investigasi Ungkap Banyak Kejanggalan di Laporan Keuangan Tiga Pilar (AISA)

Rabu, 27 Maret 2019 | 09:58 WIB
Hasil Investigasi Ungkap Banyak Kejanggalan di Laporan Keuangan Tiga Pilar (AISA)
[]
Reporter: Dityasa H Forddanta, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah kejanggalan dalam pengelolaan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tersingkap. Laporan investigasi berbasis fakta yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia (EY) menunjukkan sejumlah kejanggalan dan praktik pengelolaan keuangan yang tidak baik pada periode 2017 lalu.

Kemarin, laporan investigasi tersebut dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan investigasi yang digelar sejak 20 Desember 2018, EY menemukan, misalnya, pencatatan keuangan dalam bentuk buku besar, perincian transaksi dan data keuangan lain yang berbeda dengan pencatatan keuangan yang digunakan oleh auditor keuangan dalam melakukan audit laporan keuangan untuk tahun buku 2017.

Berdasarkan informasi dari manajemen baru, manajemen lama AISA sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 22 Oktober 2018, membuat pembukuan yang berbeda untuk tujuan eksternal. Misalnya, untuk kepentingan audit eksternal.

Direksi pada manajemen lama antara lain Joko Mogoginta, Budhi Istanto, Hendra Adisubrata, dan Jo Tjong Seng.

Terkait pelaporan keuangan, Joko Mogoginta sebagai direktur utama membawahi Sjambiri Lioe sebagai finance coordinator, Hartanto Wibowo sebagai corporate controller, dan Lo Junia sebagai corporate accounting manager.

Berdasarkan perbandingan antara data internal dan laporan keuangan tahun 2017 yang diaudit, EY menemukan beberapa hal.

Pertama, ada dugaan overstatement alias laporan berlebihan sebesar Rp 4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup Tiga Pilar. Juga terdapat overstatement sebesar Rp 662 miliar pada akun penjualan dan Rp 329 miliar pada EBITDA anak usaha Tiga Pilar di segmen makanan (food).

Kedua, terdapat dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup Tiga Pilar kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama. Aliran dana ini antara lain menggunakan pencairan pinjaman Grup Tiga Pilar dari beberapa bank, pencairan deposito, transfer dana melalui rekening bank serta pembiayaan beban pihak terafiliasi yang dilakukan Tiga Pilar.

Ketiga, EY menemukan manajemen lama tidak melakukan pengungkapan secara memadai kepada pemangku kepentingan terkait hubungan dan transaksi dengan pihak terafiliasi. Ini berpotensi melanggar aturan pasar modal.

Sekretaris Perusahaan AISA Michael H Hadylaya menyebutkan, audit EY ini merupakan amanah dari pemegang saham. "Semoga saja hasil report EY ini bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan para pemegang saham selama ini," tutur dia saat dihubungi KONTAN, kemarin.

Menurut Michael, sejatinya manajemen baru sudah pernah beberapa kali meminta klarifikasi serta data dan penjelasan kepada manajemen lama. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan apapun dari pihak manajemen lama.

Michael menuturkan, pihaknya siap bila kasus ini berlanjut ke ranah hukum. "Kalau memang proses hukum diperlukan, manajemen siap kooperatif dengan institusi terkait," tegas dia.

KONTAN juga berusaha meminta konfirmasi manajemen lama terkait hasil audit EY ini. Namun mantan Sekretaris Perusahaan AISA Ricky Tjie dan mantan Finance Coordinator AISA Sjambiri Lioe tidak merespons permintaan wawancara dari KONTAN.

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler