Holding BUMN Penerbangan Memasuki Tahap Pengkajian

Selasa, 16 April 2019 | 08:20 WIB
Holding BUMN Penerbangan Memasuki Tahap Pengkajian
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Rencana pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor penerbangan bergerak maju. Proses tersebut kini memasuki tahap pengkajian di sejumlah institusi pemerintah.

"Kami mengundang Kementerian Keuangan (Kemkeu) untuk melakukan analisis bersama," kata Rini Soemarno, Menteri Negara BUMN, Senin (15/4). Selain Kemkeu, Rini juga menggandeng Kementerian Perhubungan untuk melakukan analisis teknis.

Tak hanya itu, Kementrian BUMN juga menggandeng konsultan independen untuk mempelajari secara intens mengenai manfaat dan mudarat dari kebijakan ini. Termasuk belajar dari pengalaman di negara-negara lain, seperti Qatar dan Uni Emirat Arab, yang menerapkan holding penerbangan.

Rini menegaskan, karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan banyak transportasi udara. Sehingga harus melakukan banyak investasi untuk memenuhi kebutuhan ini.

Dua pengelola bandara, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II bersama maskapai Garuda Indonesia akan masuk ke dalam holding penerbangan. Tiga BUMN lain yang juga akan disertakan dalam holding penerbangan adalah Pelita Air, Airnav Indonesia dan Penas.

Rencananya pemerintah akan menunjuk Penas, yang lini usahanya kegiatan pemotretan udara, survei terestris dan penyewaan pesawat, sebagai holding yang membawahi perusahaan plat merah lain di bidang penerbangan. Dalam hitungan kasar Kementrian BUMN, pembentukan holding enam perusahaan di bidang penerbangan ini bisa menciptakan efisiensi hingga Rp 7 triliun.

Inisiatif penghematan ini dari aspek struktur manajemen, pengadaan, pelayanan, analisis data yang bisa terintegrasi. Dalam lima tahun, holding ini menargetkan bisa ber kontribusi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 2,3% atau sekitar US$ 25 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

Target Penjualan Mobil Tahun Ini Dipangkas
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Target Penjualan Mobil Tahun Ini Dipangkas

Gaikindo revisi penjualan mobil 2025 menjadi 780.000 unit akibat pemintaan mobil dari keleas menengah menurun

Pengawasan Bea Keluar Kerek Penerimaan Cukai
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:50 WIB

Pengawasan Bea Keluar Kerek Penerimaan Cukai

Laporan terbaru menunjukkan penerimaan bea keluar mencapai Rp 496,77 miliar hingga Nov 2025, didorong nota pembetulan tembus.

INDEKS BERITA

Terpopuler