KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan pada Jumat (16/12). Sentimen eksternal seperti kenaikan suku bunga menjadi pemberat IHSG.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pelaku pasar masih mencerna rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan 75 bps pada 2023. Ini dikhawatirkan menimbulkan perlambatan ekonomi global.
Selain itu, data hasil produksi industri China pada November lebih rendah dari perkiraan, yaitu 2,2% dibanding ekspektasi 3,6%, akibat pembatasan aktivitas saat kasus Covid-19 naik. Kondisi ini semakin menambah sentimen negatif di bursa saham.
Baca Juga: The Fed Menaikkan Suku Bunga, IHSG akan Bergerak Fluktuatif
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sepakat mengatakan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh bursa global. IHSG juga akan dipengaruhi efek Fed fund rate dan sinyal moneter dari The Fed yang kemungkinan masih hawkish.
Sementara, Analis Sinarmas Sekuritas, Mayang Anggita mengatakan, secara teknikal, IHSG bergerak menuju trendline jangka menengah di seputaran 6.690 sampai dengan support previous low di angka 6.642. IHSG diharapkan mampu bertahan di atas area ini dan melanjutkan tren naik.
Resistance terdekat yang harus dihadapi adalah MA10 di angka 6.830, disusul MA20 dan MA50 di 6.940 hingga 6.975. "Para pemodal disarankan untuk tetap konservatif dan disiplin dalam penerapan money management, agar tercipta return portofolio yang optimal," kata Mayang.
Mayang menganalisa, IHSG hari ini berpotensi melanjutkan pelemahan. Analisa dia, support IHSG ada di 6.642 dan resistance di 6.830.
Proyeksi Herditya setali tiga uang. Menurut perhitungan dia, IHSG berpeluang bergerak terkoreksi pada perdagangan Jumat (16/12). Support IHSG hari ini ada di 6.641, dengan resistance di level 6.854.
Baca Juga: The Fed Menaikkan Suku Bunga, Bursa Asia Kompak Turun pada Kamis (15/12)
Sementara Cheril memperkirakan, IHSG hari ini akan bergerak melemah di kisaran 6.700-6.840. Untuk pilihan saham Cheril menyarankan saham JSMR dengan target Rp 3.250, PTPP di Rp 850 dan WSKT dengan target harga Rp 380. Kalau Herditya merekomendasikan ADRO dengan target Rp 4.000- Rp 4.050, BBCA di Rp 8.775-Rp 8.875 dan RMKE di Rp 995-Rp 1.000.