IHSG Kalah dari Bursa Asia Lainnya

Senin, 25 Februari 2019 | 06:46 WIB
IHSG Kalah dari Bursa Asia Lainnya
[]
Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun atau year to date, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 4,95% ke 6.501,38. Meski begitu, angka ini lebih rendah dibanding performa bursa Asia yang lain.

IHSG berada di urutan 10 dari 12 indeks yang ada di Asia. IHSG hanya lebih baik dari indeks SENSEX di India yang melemah 0,56% dan indeks FTSE BM di Malaysia yang hanya naik 1,82%.

Padahal, akhir tahun lalu, kinerja IHSG berada di posisi teratas Asia Tenggara dan kedua di Asia. IHSG tahun lalu cuma melemah 2,54%.

Kalau menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, performa IHSG saat ini yang kurang oke ketimbang indeks bursa saham lain di Asia merupakan imbas rekomendasi negatif oleh Credit Suisse. Bank sekaligus manajer investasi ini menyarankan investor mengurangi 10% asetnya di bursa saham Tanah Air. Sebelumnya, Credit Suisse menyarankan overweight 20%.

Meski begitu, investor asing masih mencatat beli bersih alias net buy di sepanjang tahun ini sebesar Rp 10,88 triliun. "Sejak downgrade saya melihat broker asing memang masih aktif beli saham, padahal kalau memang benar tidak menarik harusnya tercatat net sell," ujar William.

Kalau menurut Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe, kondisi IHSG saat ini merupakan kondisi yang lazim terjadi jelang Pemilu. Investor sebelum pemilu memang cenderung wait and see. "IHSG cenderung bergerak mendatar dulu, setelah Pemilu di April 2019 mendatang baru naik lagi menuju 7.000," prediksi dia.

Apalagi, jika berdasarkan data historis, IHSG naik dua digit sepanjang tahun ini. Pada 2014 misalnya, secara ytd IHSG kala itu naik sekitar 22,29%. Bahkan di Pemilu sebelumnya, pada tahun 2009, IHSG naik lebih kencang lagi, yakni 86,98% secara ytd. "Kemungkinan IHSG akan naik lebih kencang usai Pemilu," kata William.

Selain karena faktor Pemilu, William menilai, investor juga tengah masih menunggu rilis laporan keuangan emiten periode 2018. Ini dimaksudkan untuk mengatur kembali bagaimana strategi investasi di Indonesia.

Sementara itu, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, menurut William, tidak akan mempengaruhi pergerakan IHSG secara langsung. Tapi yang jelas, berakhirnya perang dagang bisa menjadi angin segar bagi perekonomian global, khususnya terkait dengan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.

Bagikan

Berita Terbaru

Net Buy Rp 2,84 Triliun Saat IHSG Naik 2,15% Hari Ini, Asing Berburu Saham Bank
| Rabu, 14 Mei 2025 | 18:43 WIB

Net Buy Rp 2,84 Triliun Saat IHSG Naik 2,15% Hari Ini, Asing Berburu Saham Bank

Rabu (14/5), IHSG melesat 2,15% atau 147,08 poin ke 6.979,88 pada perdaganan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Donald Trump Berkunjung ke Timur Tengah, Dampaknya ke Harga Minyak bisa Signifikan?
| Rabu, 14 Mei 2025 | 16:18 WIB

Donald Trump Berkunjung ke Timur Tengah, Dampaknya ke Harga Minyak bisa Signifikan?

Donald Trump berkepentingan mendorong harga minyak naik demi mendorong investasi hulu migas di Amerika Serikat.

Laju Pertumbuhan Melambat, Jumlah Penduduk Indonesia Masih Terbesar Keempat Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 15:56 WIB

Laju Pertumbuhan Melambat, Jumlah Penduduk Indonesia Masih Terbesar Keempat Dunia

Pada tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tercatat 1,38%. Angka ini terus menurun setiap tahunnya, hingga mencapai 1,09% pada 2025. 

Saham Properti Naik Signifikan Sebulan Terakhir, Diprediksi Masih bisa Naik Lagi
| Rabu, 14 Mei 2025 | 13:10 WIB

Saham Properti Naik Signifikan Sebulan Terakhir, Diprediksi Masih bisa Naik Lagi

Proyeksi kenaikan lanjutan saham-saham properti didukung oleh sejumlah sentimen positif, di antaranya penurunan suku bunga acuan.

Filipina Mau Setop Ekspor Bijih Nikel, Smelter di RI Berpotensi Kekurangan Bahan Baku
| Rabu, 14 Mei 2025 | 12:57 WIB

Filipina Mau Setop Ekspor Bijih Nikel, Smelter di RI Berpotensi Kekurangan Bahan Baku

Penghentian ekspor bijih nikel oleh Filipina bisa membuat pasar global kekurangan pasokan bijih nikel.

Profit 30,97% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (14 Mei 2025)
| Rabu, 14 Mei 2025 | 12:42 WIB

Profit 30,97% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (14 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Mei 2025) 1 gram Rp 1.886.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  30,97% jika menjual hari ini.

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari
| Rabu, 14 Mei 2025 | 08:15 WIB

Tak Mempan Kena UMA dan Suspensi, Saham JATI Melesat 260% Hanya dalam Lima Hari

Stockbit Sekuritas menjadi broker yang paling banyak memfasilitasi transaksi beli saham PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI).

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:29 WIB

Meski Jadi Top Laggard IHSG dan LQ45, Saham BMRI Masih Didominasi Rekomendasi Beli

Berdasar konsensus analis, rata-rata target harga BMRI selama 12 bulan ke depan ada di Rp 6.246 per saham.

Belajar dari China
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:15 WIB

Belajar dari China

Pemerintah perlu belajar dari China yang sukses memberantas kemiskinan melalui beragam program yang dikerjakan secara optimal.

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia
| Rabu, 14 Mei 2025 | 07:05 WIB

Memaknai Angka Kemiskinan Bank Dunia

Sebagian besar penduduk Indonesia belum benar-benar masuk dalam kelompok menengah mapan melainkan masuk zona abu-abu.

INDEKS BERITA

Terpopuler