IMF Sarankan Jepang Mulai Mengurangi Dukungan Pandemi, Bersiap Naikkan Pajak

Jumat, 28 Januari 2022 | 10:02 WIB
IMF Sarankan Jepang Mulai Mengurangi Dukungan Pandemi, Bersiap Naikkan Pajak
[ILUSTRASI. Logo International Monetary Fund terpasang dalam acara pertemuan di Washington, AS, 20 April 2018. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Jumat (28/1) mendesak Jepang untuk mengurangi dukungan darurat pandemi. Di saat ekonominya benar-benar pulih dari kelesuan akibat pandemi virus corona, Jepang juga disarankan untuk mempertimbangkan untuk menaikkan pajak atas properti dan pendapatan dari modal.

Jepang memang harus mendukung rumah tangga yang paling terpukul oleh krisis Covid-19, namun tetap saja Pemerintah Negeri Matahari Terbit harus mengurangi langkah-langkah bantuan pandemi ketika ekonomi pulih, demikian pernyataan IMF.

“Ke depan, mengingat ketidakpastian besar seputar pandemi, kebijakan fiskal harus gesit dan fleksibel, menyesuaikan skala dan komposisi dukungan dalam menanggapi perkembangan epidemiologis dan ekonomi,” demikian pernyataan IMF setelah pemantauan rutin ekonomi, yang dikenal sebagai proses Pasal 4.

Baca Juga: IMF Masih Melihat Beberapa Risiko yang Bisa Menurunkan Prospek Ekonomi Indonesia

IMF menilai, pemulihan ekonomi Jepang kemungkinan akan menguat tahun ini, meski keseimbangan risiko mengarah ke bawah.

Setelah pemulihan berlangsung dengan kuat, Jepang harus melanjutkan upaya untuk mengendalikan utangnya yang besar, seperti dengan memotong biaya medis yang membengkak untuk populasi yang menua, demikian pernyataan IMF.

Menaikkan tarif pajak konsumsi dari 10% saat ini, serta menaikkan pajak properti dan pendapatan modal, juga bisa menjadi salah satu opsi, kata IMF.

"Di masa lalu ada banyak fokus pada pajak konsumsi," kata Odd Per Brekk, wakil direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF.

 "Yang dibutuhkan adalah paket yang lebih luas dari pengeluaran pemerintah dan langkah-langkah pendapatan" yang dapat mencakup kenaikan pajak konsumsi, katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Kamis.

Pada kebijakan moneter, IMF mendesak Bank of Japan untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran dan siap untuk menurunkan suku bunga jika momentum inflasi tetap lemah.

Dalam Outlook Ekonomi Dunia yang diperbarui, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jepang akan meningkat menjadi 3,3% tahun ini dari peningkatan 1,6% tahun lalu berkat dorongan dari langkah-langkah stimulus pemerintah dan berkurangnya kendala pasokan global.

 Baca Juga: IMF Meminta El Salvador Menghentikan Penggunaan Bitcoin sebagai Alat Pembayaran

Sementara momentum harga akan meningkat lebih lanjut karena biaya impor yang lebih tinggi dan permintaan domestik yang kuat, inflasi akan tetap di bawah target 2% BOJ dalam jangka menengah, kata IMF.

Dampak pasar dari pengetatan kebijakan Federal Reserve AS yang diharapkan adalah di antara risiko terhadap prospek Jepang, Ranil Salgado, kepala misi IMF Jepang, mengatakan pada briefing pada hari Jumat.

"Anda mungkin akan melihat perbedaan suku bunga yang lebih luas antara AS dan Jepang, yang dapat menekan yen," kata Salgado.

Tetapi volatilitas pasar yang meningkat dapat memiliki efek sebaliknya dari mendorong yen jika investor menimbun mata uang sebagai tempat yang aman terhadap risiko, tambahnya. "Itu adalah risiko, sesuatu yang harus diperhatikan."

Bagikan

Berita Terbaru

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:34 WIB

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)

​Rugi tahun berjalan KAEF membengkak 679,93% di tahun 2023 menjadi Rp 1,48 triliun dari semula Rp 190,47 miliar.

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:07 WIB

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot

CGS International memproyeksikan pertumbuhan laba bersih tahunan UNVR di kuartal III-2025 sebagian karena basis yang rendah di kuartal III-2024.

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

INDEKS BERITA

Terpopuler