Indeks Dollar AS Cetak Rekor dan Sulit Kembali ke Bawah 100

Selasa, 14 Juni 2022 | 04:20 WIB
Indeks Dollar AS Cetak Rekor dan Sulit Kembali ke Bawah 100
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa. Indeks dollar AS bahkan mencapai level tertinggi sejak 20 tahun terakhir. 

Senin (13/6), indeks dollar AS berada di level 104,80. Hampir semua mata uang Asia kemarin melemah. Hanya yen Jepang yang mampu menguat di hadapan dollar AS, ke posisi 134,09 atau menguat 0,26%. 

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, inflasi AS yang naik ke level tertinggi dalam 40 tahun memicu kekhawatiran resesi dan ekspektasi The Fed lebih agresif menaikkan suku bunga. Akibatnya, dollar naik pamor karena dianggap menjadi aset investasi paling aman. 

Baca Juga: Mengapa Indeks Dolar AS Terus Naik?

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya juga melihat kini di pasar muncul spekulasi The Fed akan mengambil langkah lebih agresif, sehingga memicu kenaikan dollar AS. "Dollar AS kian bullish, terlebih bunga The Fed di Juni-Agustus diperkirakan naik," ucap dia, Senin (13/6). 

Menurut Andian, indeks dollar AS masih akan naik ke resistance berikutnya di 107.  Tapi jika AS mampu menekan inflasi, indeks dollar diperkirakan bisa ke 101-103. 

Lukman bahkan menyebut indeks dollar AS bisa terus naik ke level tertinggi sampai level 110. Namun bila kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed mereda, indeks dollar bisa berbalik ke level 100. 

Saat ini, analis menilai mata uang banyak negara masih cenderung melemah terhadap dollar AS. Rupiah kemarin melemah 0,88% ke Rp 14.678 per dollar AS. 

Rupiah juga menjadi mata uang Asia dengan penurunan terbesar kemarin (lihat tabel). Meski begitu, secara tahunan kurs rupiah masih jauh lebih baik dari mata uang Asia lain. 

Baca Juga: Inflasi AS Panggang Kekhawatiran Kebijakan Agresif Bank Sentral, Saham Dunia Jatuh

Pairing Harga Harian Mingguan Bulanan YOY
USDJPY 134,09 (0,26%) 1,4% 4,02% 21,89%
USDCNY 67,52 0,38% 1,4% (0,7%) 5,36%
USDKRW 1286,69 0,58% 2,51% 0,43% 15,19%
USDINR 78,06 (0,07%) 0,27% 0,25% 6,59%
USDIDR 14678 0,88% 1,58% 0,47% 3,37%
USDTHB 34,82 0,29% 1,34% 0,32% 11,93%
USDMYR 4,417 0,39% 0,68% 0,48% 7,39%
USDSGD 13,898 0,10% 0,82% (0,15%) 4,7%
USDHKD 7,849 0,01% 0,05% 0% 1,13%
USDPHP 53,28 0,43% 0,59% 1,58% 11,51%

Secara fundamental, rupiah diuntungkan kenaikan harga komoditas yang mengangkat neraca dagang. "Surplus neraca dagang akibat siklus commodity supercycle menguntungkan rupiah," kata Andian. 

Risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan ke depan adalah kasus Covid-19 yang kembali naik, serta kenaikan harga bahan pangan seperti minyak goreng, yang akan menyebabkan kenaikan harga di hampir semua sektor. 

Andian menyebut ancaman kenaikan suku bunga The Fed akan menguji rupiah antara Rp 14.750-Rp 15.200 per dollar AS. Sedangkan Lukman memperkirakan rupiah masih akan melemah hingga akhir tahun di area Rp 14.500-Rp 15.500.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,71% ke Rp 14.672 Per Dolar AS Pada Perdagangan Senin (13/6)

Bagikan

Berita Terbaru

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

Menyulap Proses Antrean dan Klaim Asuransi Jadi Sekejap
| Minggu, 23 November 2025 | 06:15 WIB

Menyulap Proses Antrean dan Klaim Asuransi Jadi Sekejap

Perusahaan makin ke sini tidak hanya mencari asuransi kesehatan bagi karyawan, tetapi juga pengalaman layanan yang cepat dan efisien. 

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk
| Minggu, 23 November 2025 | 06:10 WIB

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk

Secara global, nilai pasar industri audiobook terus meningkat. Pengembang aplikasi lokal belum ada yang fokus menghadirkan platform buku audio. 

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak
| Minggu, 23 November 2025 | 06:05 WIB

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak

Aktivitas penambangan minyak rakyat kini punya payung hukum jelas. Masyarakat bisa mengelola sumur rakyat melalui koperasi, UMKM, serta BUMD.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Sentimen Eksternal
| Minggu, 23 November 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Sentimen Eksternal

Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup naik 0,12% secara harian ke Rp 16.716 per dolar AS pada Jumat (21/11)

Saat Kendaraan Bermotor Berbagi Jalan dengan Kawanan Gajah
| Minggu, 23 November 2025 | 05:15 WIB

Saat Kendaraan Bermotor Berbagi Jalan dengan Kawanan Gajah

Koridor di bawah Tol Pekanbaru-Dumai menjadi jalur lalu-lalang kawanan gajah. Koridor itu hasil kompromi proyek infrastruktur dan konservasi.

Persoalan P2P Lending
| Minggu, 23 November 2025 | 05:05 WIB

Persoalan P2P Lending

Kenapa OJK lambat menindak Crowde, padahal kasak kusuk mengenai ketidak beresan di P2P lending itu sudah santer terdengar sejak awal tahun 2025.

Kiprah Pejalan Kaki Menghidupkan Ruang-ruang Kota
| Minggu, 23 November 2025 | 04:30 WIB

Kiprah Pejalan Kaki Menghidupkan Ruang-ruang Kota

Kebiasaan berolahraga belakangan jadi kegiatan yang banyak dilakukan, termasuk berjalan kaki. Tren berjalan, kini menjamur di berbagai daerah.

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap
| Sabtu, 22 November 2025 | 20:10 WIB

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap

UNVR lebih cocok untuk investor jangka menengah–panjang yang mencari saham defensif dengan dividen stabil, bukan untuk momentum trading.

INDEKS BERITA

Terpopuler