Berita Market

Indeks Properti Bangkit Pertama Kali Dalam Tujuh Pekan

Senin, 07 Februari 2022 | 06:00 WIB
Indeks Properti Bangkit Pertama Kali Dalam Tujuh Pekan

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham properti tengah menguat seminggu terakhir. Indeks saham sektor properti dan real estate tercatat naik 3,06% untuk pertama kalinya, setelah turun tujuh pekan berturut-turut.

Tapi analis menilai kenaikan indeks properti ini bersifat teknikal. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto menjelaskan, kenaikan tersebut akibat sudah turun dalam di bulan lalu. "Mungkin jika beberapa waktu mendatang volume meningkat, bisa jadi awal dari reli," kata dia, Minggu (6/2).

Secara fundamental, emiten properti sejatinya punya kinerja solid. Realisasi marketing sales emiten properti tahun lalu memuaskan.

Contoh, BSDE mencatatkan marketing sales Rp 7,7 triliun, 10% di atas target.CTRA mencetak marketing sales 24% di atas target, sementara realisasi marketing sales SMRA 30% lebih tinggi dari target. Marketing sales emiten properti masih akan positif di kuartal I-2022, didukung insentif pemerintah dan tingkat suku bunga yang masih rendah. 

Tapi, investor harus mewaspadai kenaikan suku bunga yang dapat menekan permintaan properti. "Dari sini bisa dilihat bagaimana kemampuan sebenarnya sektor properti tanpa bantuan insentif pemerintah," ujar Pandu.

Analis B-Trade Raditya Pradana menambahkan, pembangunan ibukota negara baru juga akan jadi sentimen positif. Saat ini, sejumlah pengembang getol menggarap proyek di kawasan penyangga ibukota negara baru, yaitu Samarinda dan Balikpapan. Dua kawasan ini hanya berkisar 1 jam dari lokasi ibukota negara baru di Penajam Utara, Kalimantan Timur, jika ditempuh dengan tol.

Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Anak Agung Mas Wirajaya menyebut, APLN telah memiliki proyek strategis di sana, yaitu di Borneo Bay City di Balikpapan dan Bukit Mediterania di Samarinda.

Pertengahan tahun ini APLN akan memasarkan tahap 2 Bukit Mediterania Samarinda di atas lahan seluas 14 ha berkonsep mixed use premium. Sedangkan pengembangan tahap dua Borneo Bay akan dimulai di 2024.

Head of Investor Relation CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata juga mengatakan akan terus mengembangkan tujuh proyek di Kalimantan.

Pandu cenderung netral untuk sektor ini. Sementara Raditya merekomendasikan buy BSDE dengan target harga Rp 1.065, CTRA Rp 1.050, PWON Rp 482, APLN Rp 137, dan SMRA Rp 820.

 

Terbaru