Indeks Saham Naik, Kinerja Reksadana pada Januari 2022 Mengecewakan

Jumat, 04 Februari 2022 | 04:45 WIB
Indeks Saham Naik, Kinerja Reksadana pada Januari 2022 Mengecewakan
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pada Januari tercatat kurang memuaskan. Merujuk data Infovesta Utama, reksadana pasar uang masih menjadi reksadana dengan kinerja paling apik dalam sebulan. Ini tercermin dari performa Infovesta 90 Money Market Fund Index yang naik 0,24%.

Sementara reksadana saham, yang kinerjanya diukur menggunakan Infovesta 90 Equity Fund Index, terkoreksi 1,52%. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengaku cukup terkejut dengan kinerja reksadana berbasis saham yang justru negatif. 

Pasalnya, IHSG, LQ45 dan IDX30 masing-masing naik  0,76%, 0,88%, dan 1,05%. "Ini mengindikasikan banyak manajer investasi susunan portofolio sahamnya tak mengikuti indeks," kata Wawan.

reBaca Juga: Reksadana dan Surat Berharga Negara Bisa Jadi Pilihan Investasi Bagi Pemula

Pada Januari 2022, saham sektor energi dan keuangan mencatatkan kenaikan. Sementara sektor teknologi, infrastruktur, dan consumer goods lesu. Menurut Wawan, produk reksadana saham saat ini punya eksposur lebih banyak pada tiga sektor berkinerja lesu tadi. Alhasil, kinerja reksadana saham Januari melambat.

Sementara, kinerja reksadana pendapatan tetap stagnan. Wawan menyebut ini seiring sentimen tapering dan kenaikan suku bunga acuan di pasar obligasi, yang membuat harga obligasi bergerak flat. 

Memasuki Februari, Wawan melihat, keadaan pasar justru lebih menantang, baik di pasar saham maupun obligasi. Kenaikan kasus Covid-19 dan potensi gelombang ketiga menimbulkan kekhawatiran ada pembatasan sosial. "Januari seharusnya jadi pembelajaran bagi MI, tahun ini adalah tahun saham blue chip seiring kinerja LQ45 dan IDX30 yang positif," kata dia. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi melihat, kinerja reksadana saham turun karena investor menjual dan berpindah ke safe haven terlebih dahulu. "Akibatnya investor melepas saham bluechip seperti BBRI dan BBCA, masing-masing net sell Rp 194,7 miliar dan Rp 144,6 miliar," kata dia.

Memasuki Februari, Reza cukup optimistis, kondisi pasar akan membaik. Di pasar obligasi, ia melihat yield obligasi AS mulai turun, sehingga membuat yield SBN lebih menarik. Sementara pasar saham akan terkerek kenaikan harga komoditas. Sejumlah emiten juga sudah merilis kinerja di 2021. 

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Belum Naik, Korporasi Kompak Terbitkan Surat Utang di Awal Februari

Wawan meyakini reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi bakal berkinerja lebih baik. 

Bagikan

Berita Terbaru

Offering IPO RATU Selesai, Investor Dapat Jatah Rata-Rata 0,5% dari Jumlah Pesanan
| Selasa, 07 Januari 2025 | 12:04 WIB

Offering IPO RATU Selesai, Investor Dapat Jatah Rata-Rata 0,5% dari Jumlah Pesanan

Ada lebih dari 130 ribu investor yang melakukan pemesanan saham IPO PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

OJK Rancang Aturan Buat Investor Saham Warkat dan Saham Tak Bertuan, Simak Detilnya
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:17 WIB

OJK Rancang Aturan Buat Investor Saham Warkat dan Saham Tak Bertuan, Simak Detilnya

Emiten dan pemegang efek bersifat ekuitas dengan warkat wajib melakukan dematerialisasi efek paling lambat lima tahun setelah berlakunya POJK.

ASII Dibayangi Banyak Tekanan, tapi Tetap Ada Peluang Pertumbuhan
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:11 WIB

ASII Dibayangi Banyak Tekanan, tapi Tetap Ada Peluang Pertumbuhan

Bisnis otomotif PT Astra International Tbk menghadapi sederet persoalan, dari soal daya beli hingga aturan pajak

Kupon SBN Ritel Diprediksi Masih Tinggi
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:08 WIB

Kupon SBN Ritel Diprediksi Masih Tinggi

SBN ritel perdana tahun ini yakni ORI027 kemungkinan bisa menawarkan kupon sebesar 6,8% - 7%, menyingat yield obligasi Indonesia yang tertekan

Pemberton Asian Fund Borong Saham Sarimelati Kencana (PZZA)
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pemberton Asian Fund Borong Saham Sarimelati Kencana (PZZA)

Untuk mengakuisisi saham tersebut, Pemberton Asian Opportunities Fund merogoh kocek senilai Rp 3,61 miliar.

Saham Teknologi bisa Lebih Bergigi Tahun Ini
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:03 WIB

Saham Teknologi bisa Lebih Bergigi Tahun Ini

Setelah banyak terkoreksi di tahun lalu, prospek saham sektor teknologi berpeluang membaik pada tahun ini. 

IPO Mulai Menderu di Awal Tahun Ular Kayu
| Selasa, 07 Januari 2025 | 09:01 WIB

IPO Mulai Menderu di Awal Tahun Ular Kayu

Dalam pipeline IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), masih terdapat 22 perusahaan yang antre untuk menggelar IPO.

Prospek PGAS Saat Harga Gas Industri Tak Disubsidi
| Selasa, 07 Januari 2025 | 08:31 WIB

Prospek PGAS Saat Harga Gas Industri Tak Disubsidi

Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) belum ada tanda-tanda akan diperpanjang. Hal ini bisa berdampak ke kinerja PGAS

Saham Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Pada 2025
| Selasa, 07 Januari 2025 | 08:09 WIB

Saham Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Pada 2025

Kinerja saham emiten di sektor kesehatan bakal ketiban sederet sentimen positif di sepanjang tahun 2025.

Mobilitas Masyarakat Turun di Periode Nataru 2024/2025
| Selasa, 07 Januari 2025 | 07:15 WIB

Mobilitas Masyarakat Turun di Periode Nataru 2024/2025

Ada beberapa penyebab yang membuat mobilitas masyarakat turun di akhir tahun lalu, salah satuya adalah faktor cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler