India Berburu Aset Energi yang Ditinggalkan Barat di Rusia, Incar Pabrik LNG Shell

Kamis, 26 Mei 2022 | 18:30 WIB
India Berburu Aset Energi yang Ditinggalkan Barat di Rusia, Incar Pabrik LNG Shell
[ILUSTRASI. Shell sedang dalam pembicaraan dengan konsorsium perusahaan energi India untuk menjual sahamnya di pabrik gas alam cair utama di Rusia. Sumber foto : ekspert.ru]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - LONDON. Shell sedang dalam pembicaraan dengan konsorsium perusahaan energi India untuk menjual sahamnya di pabrik gas alam cair utama di Rusia. Shell meninggalkan aset tersebut setelah invasi Moskow ke Ukraina.

Baru-baru ini, Shell memasuki pembicaraan dengan sekelompok perusahaan India untuk mengakuisisi sahamnya di aset Rusia. Tiga sumber mengatakan kepada Reuters jika perusahaan dalam konsorsium itu termasuk ONGC Videsh dan Gail.

Shell juga mengajukan tawaran terpisah untuk kesepakatan jangka panjang yang dimiliki dengan Sakhalin 2. "Untuk memasoknya dengan kargo LNG dan minyak mentah," kata dua sumber.

Baca Juga: Kalau Kesepakatan Embargo Minyak Rusia Tak Tercapai, Uni Eropa Cari Instrumen Lain

Sakhalin-2 dikendalikan dan dioperasikan oleh perusahaan gas Rusia yaitu Gazprom. Pemangku kepentingan lain dalam proyek itu termasuk Mitsui & Co Jepang dan Mitsubishi Corp.

Tidak jelas apakah pembicaraan antara Shell dan konsorsium India akan menghasilkan kesepakatan. Adapun valuasi aset itu masih belum jelas setelah Shell menghapus asetnya di Rusia. 

Sumber-sumber mengatakan setiap perjanjian penjualan akan membutuhkan persetujuan Moskow. "Saat ini Shell tidak dalam pembicaraan dengan perusahaan lain, termasuk kelompok energi China, mengenai penjualan saham Sakhalin-2," kata salah satu sumber.

Pada Februari 2022, Shell mengatakan akan keluar dari semua operasi di Rusia di tengah eksodus perusahaan Barat dari negara itu. Termasuk, melepas 27,5% sahamnya di kilang LNG Sakhalin-2 di sisi timur Rusia. Shell yang merupakan pedagang gas alam cair terbesar di dunia, mencatatkan US$ 3,9 miliar pada aset Rusia setelah memutuskan untuk pergi.

Baca Juga: Taipei Menggerebek 10 Perusahaan China yang Dicurigai Memburu Insinyur Chip Taiwan

Shell juga berencana melepas aset lain. Awal bulan ini, perusahan itu setuju untuk menjual bisnis ritel dan pelumas Rusia kepada Lukoil.

Minat konsorsium energi atas pabrik Rusia menunjukkan bahwa India bersedia untuk bergerak dalam aset energi. Negara tersebut juga mendekati pasokan minyak murah yang hadir di pasar sebagai akibat dari perusahaan-perusahaan Barat mundur dari minyak Rusia.

Pemerintah India telah meminta perusahaan-perusahaan energi milik negara untuk mengevaluasi kemungkinan pembelian aset Rusia dari perusahaan minyak Eropa termasuk BP. Reuters telah melaporkannya pada bulan lalu.

Shell menolak berkomentar. ONGC, Gail dan perusahaan India lain yang dikelola negara, tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler