Indonesia Infrastructure Finance Targetkan Kinerja Meningkat Dua Digit

Selasa, 30 Januari 2024 | 04:35 WIB
Indonesia Infrastructure Finance Targetkan Kinerja Meningkat Dua Digit
[ILUSTRASI. Kantor Pusat Indonesia Infrastructure Finance (IIF). KONTAN/Baihaki/15/02/2018]
Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Infrastructure Finance Tbk (IIF) berharap di tahun ini bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja. Di tahun 2023, IIF mengumumkan laba bersih meningkat dua digit.

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah menyebutkan, laba bersih di sepanjang 2023 tumbuh 23% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika menggunakan acuan di 2022, laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 82,98 miliar, maka laba di 2023 berpotensi tercatat sebesar Rp 102,07 miliar. 

Reynaldi menjelaskan, pertumbuhan kinerja perusahaan di tahun 2023 disokong pembiayaan infrastruktur lewat tiga sektor, di antaranya energi terbarukan, telekomunikasi dan jalan tol. "Tahun ini mungkin komposisinya seperti itu juga dan kami mungkin mencoba bisa mendapatkan pertumbuhan dua digit juga," jelas dia, kemarin. 

Baca Juga: Indonesia Infrastructure Finance Beberkan Tantangan di Tahun 2024

Direktur Pelaksana dan Chief Financial Officer IIF Rizki Pribadi Hasan menambahkan, pendapatan perusahaan ini telah mencapai lebih dari Rp 1,3 triliun di tahun 2023, tumbuh sekitar 10%-15% dari tahun sebelumnya. "Kalau pencapaian laba pertumbuhannya dua digit, sesuai dengan rencana kami di tahun 2023," papar dia.

Rizki menuturkan, pendapatan IIF ini disokong dari pendapatan bunga dan pendapatan non bunga. Menurutnya, pendapatan bunga masih menjadi sumber penghasilan perusahaan terbesar. "Porsi terbesar memang dari pendapatan bunga, tetapi yang paling membanggakan kami berhasil meningkatkan pendapatan non bunga melebihi dari target," tutur dia.

Rizki menambahkan, penyaluran pembiayaan IIF juga masih meningkat, meskipun di tahun 2023 terpengaruh kondisi suku bunga yang tinggi. "Meski suku bunga tinggi biasanya menghambat investasi aset, tetapi rata-rata tumbuh sekitar 2%-3%," papar dia.

Rizki menyebut, di tahun lalu, ada satu sektor lagi yang menjadi sumber penyaluran kredit perusahaan, yakni infrastruktur sosial, seperti rumahsakit. "Di semester II-2023 kami tambah pembiayaan ke rumahsakit. Kami menyasar semua sektor, ke depan salah satunya yang mengedepankan infrastruktur untuk ketahanan pangan," ujar Rizki. 

Segmen ketahanan pangan yang disasar di antaranya food storage, logistik dan sebagainya. Rizki optimistis, di tahun ini penyaluran pembiayaan bakal meningkat. Peningkatan didukung dari potensi penurunan suku bunga, yang diproyeksikan terjadi pada semester II-2024. 

"Harapan kami di 2024 penyaluran pembiayaan tumbuh sekitar 10%. Kami selalu berusaha tumbuh dua digit baik dari sisi pendapatan, laba atau pembiayaan," kata Rizki. 

Baca Juga: Indonesia Infrastructure Finance Bidik Pertumbuhan Dua Digit di 2024

Lebih lanjut, Rizki menambahkan, tingkat rasio kredit macet alias non performing financing IIF masih dalam level terjaga dan di bawah ketentuan regulator. Dia bilang, penyumbang NPF ini dari pembiayaan infrastruktur fasilitas air dan infrastruktur gas. Dia bilang, NPF akan selesai di tahun ini. 
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Daftar Emiten yang Sahamnya Aktif Ditransaksikan Direksi & Komisaris, Awal Februari
| Selasa, 11 Februari 2025 | 17:52 WIB

Daftar Emiten yang Sahamnya Aktif Ditransaksikan Direksi & Komisaris, Awal Februari

Kepemilikan Erwin Ciputra atas PT Petrosea Tbk (PTRO) bertambah dari semula 6.854.000 saham (0,0679%) menjadi 8.654.000 (0,0858%)

PalmCo Dipastikan Batal IPO, Direktur Utama PTPN Group Ungkap Alasannya
| Selasa, 11 Februari 2025 | 17:21 WIB

PalmCo Dipastikan Batal IPO, Direktur Utama PTPN Group Ungkap Alasannya

Tahun ini manajemen PTPN III mengklaim bisa mencapai rekor produksi gula terbesar sepanjang 95 tahun terakhir. 

Impor Beras Naik Saat Produksi Turun di 2024, Apakah Pemerintah Yakin Setop Impor?
| Selasa, 11 Februari 2025 | 16:47 WIB

Impor Beras Naik Saat Produksi Turun di 2024, Apakah Pemerintah Yakin Setop Impor?

Pemerintah yakin bisa merealisasikan swasembada pangan akhir tahun ini, atau selambat-lambatnya awal tahun depan.

Bank Semakin Kaya Berkat Pungutan Biaya
| Selasa, 11 Februari 2025 | 12:52 WIB

Bank Semakin Kaya Berkat Pungutan Biaya

Ppendapatan komisi menjadi tameng pertumbuhan kinerja bank saat pertumbuhan pendapatan dari bunga kredit melambat. 

Ribuan Ritel F&B China Siap Melumat Pasar Indonesia, Modal Besar dan Harga Jual Murah
| Selasa, 11 Februari 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Ritel F&B China Siap Melumat Pasar Indonesia, Modal Besar dan Harga Jual Murah

Pemerintah harus menjaga agar jangan terjadi gontok-gontokan harga serta membantu pasokan bahan baku yang bagus dan murah ke pemain lokal.

Sengatan Mobil Listrik Mulai Mencuil Pasar Otomotif Domestik
| Selasa, 11 Februari 2025 | 10:22 WIB

Sengatan Mobil Listrik Mulai Mencuil Pasar Otomotif Domestik

Penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil listrik nasional tercatat 42.889 unit pada 2024, melonjak 151,53% year-on-year.

Bersama Sri Mulyani Namanya Disorot dalam Kasus Jiwasraya, Sofyan Djalil Buka Suara
| Selasa, 11 Februari 2025 | 09:36 WIB

Bersama Sri Mulyani Namanya Disorot dalam Kasus Jiwasraya, Sofyan Djalil Buka Suara

Kata Sofyan Djalil, menutup perusahaan BUMN itu tidak mudah. Contoh terjadi pada PT Kertas Kraft Aceh dan PT Merpati Nusantara Airlines.

Kinerja 2024 BRIS Kinclong dan Diproyeksi Bakal Terus Mencorong, Emas Jadi Andalan
| Selasa, 11 Februari 2025 | 08:49 WIB

Kinerja 2024 BRIS Kinclong dan Diproyeksi Bakal Terus Mencorong, Emas Jadi Andalan

Tren harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga positif ditopang oleh akumulasi investor asing.

IHSG Masih Minim Amunisi untuk Berbalik Arah
| Selasa, 11 Februari 2025 | 08:40 WIB

IHSG Masih Minim Amunisi untuk Berbalik Arah

IHSG menjadi salah satu indeks dengan performa terendah di pasar Asia dan sudah turun 6,10% sejak awal tahun ini

Baru Seumur Jagung di BEI, Bisnis TGUK Merosot dan Tutup Ratusan Gerai Usai IPO
| Selasa, 11 Februari 2025 | 08:09 WIB

Baru Seumur Jagung di BEI, Bisnis TGUK Merosot dan Tutup Ratusan Gerai Usai IPO

Dari 145 gerai yang diklaim beroperasi pada saat proses IPO, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) kini hanya mengoperasikan 35 outlet.

INDEKS BERITA

Terpopuler