Indopoly Swakarsa Mulai Menjajakan Plastik Fleksibel Biodegradable

Kamis, 16 Mei 2019 | 10:11 WIB
Indopoly Swakarsa Mulai Menjajakan Plastik Fleksibel Biodegradable
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya tren penggunaan plastik ramah lingkungan mendorong PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk untuk mulai menawarkan produk plastik fleksibel yang gampang terurai atau biodegradable di dalam negeri. Targetnya adalah perusahaan rokok dan makanan.

Indopoly sudah memasarkan plastik fleksibel biodegradable di Korea dan sejumlah negara lain di kawasan Asia. "Perusahaan rokok dan makanan dalam negeri sedang uji coba produk kami dan kami harapkan bisa jadi pelanggan berikutnya," kata Jeffrey Halim, Wakil Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk, saat paparan publik, Rabu (15/5).

Sambil memperkenalkan produk baru, Indopoly menargetkan pertumbuhan penjualan 10%. Sementara target laba bersihnya naik menjadi US$ 5 juta. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka membukukan penjualan US$ 211,57 juta dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$ 4,85 juta.

Untuk mengejar target laba bersih, Indopoly bakal memacu efisiensi biaya produksi. Perusahaan berkode saham IPOL di Bursa Efek DIneonesia (BEI) tersebut juga berencana mengembangkan produk yang memberikan margin lebih baik.

Untuk memuluskan target bisnis tahun ini, Indopoly mengalokasikan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) US$ 1,5 juta. Mereka akan menggunakannya untuk merawat mesin-mesin pabrik dan menciptakan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan.

Selain memacu upaya internal, Indopoly yakin bakal mendapatkan efek positif dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya mereka menjalankan produksi di Indonesia dan China. Produk bikinan dalam negeri tetap bisa masuk pasar AS. Sementara produk bikinan pabrik China bisa menyuplai pasar Asia dan Eropa.

Informasi saja, Indopoly memiliki total kapasitas produksi 100.000 ton per tahun dari pabrik. Sebanyak 65.000 ton per tahun adalah kapasitas pabrik di Purwakarta, Jawa Barat. Lantas sisanya terdiri dari 25.000 ton per tahun kapasitas pabrik di Suzhou, Jiangsu (China) dan 10.000 ton per tahun kapasitas pabrik di Kunming, Yunnan (China).

Khusus untuk pasar Indonesia, Indopoly mempproduksi kemasan plastik fleksibel. Produk dari perusahaan tersebut berupa biaxially-oriented polypropylene (BOPP) dan biaxially-oriented polyester (BOPET).

Sejauh ini Indopoly belum berencana menambah kapasitas produksi dalam waktu dekat. Meskipun, tetap ada niatan untuk menambah lini produksi anyar. "Kami masih feasibility study untuk line produksi baru di Amerika Serikat, China dan juga Indonesia," ungkap Jeffrey.

Asal tahu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Indopoly kemarin, menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2018 sebesar US$ 1,33 juta atau sekitar 27,5% dari total laba bersih tahun lalu. Nanti, setiap lembar saham berhak atas dividen senilai sebesar Rp 3 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

PTPP Andalkan Bisnis Inti di 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:20 WIB

PTPP Andalkan Bisnis Inti di 2026

PTPPdi 2026 bakal fokus pada pengembangan usaha proyek-proyek konstruksi, baik di segmen building, infrastruktur, maupun EPC

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

INDEKS BERITA

Terpopuler