Industri Galangan Kapal Berharap Pemerintah Berikan Insentif Pajak

Selasa, 12 Februari 2019 | 08:01 WIB
Industri Galangan Kapal Berharap Pemerintah Berikan Insentif Pajak
[]
Reporter: Nur Pehatul Janna, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyambut baik rencana pemerintah yang akan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk impor komponen kapal. Pasalnya, kebijakan tersebut bisa membuat produk galangan kapal dalam negeri lebih kompetitif dengan negara pesaing.

"Kami mengharapkan bisa cepat diimplementasikan," ungkap Askan Naim, Sekjen Iperindo saat dihubungi KONTAN, Senin (11/2). Meski demikian, tidak serta-merta kebijakan itu berdampak cepat terhadap peningkatan pertumbuhan industri galangan. Yang terpenting, menurut Askan, adalah perubahan pemikiran para pelaku pelayaran dalam negeri dari yang sebelumnya mendatangkan kapal utuh dari Tiongkok beralih membeli produk dalam negeri. "Dengan adanya insentif yang diberikan, pembangunan kapal di dalam negeri bisa lebih bersaing, sehingga pertumbuhan industri galangan bisa positif," harap dia.

Askan memaparkan sebetulnya kebutuhan kapal dalam negeri terbilang cukup besar. Menurut dia, dalam setahun permintaannya bisa mencapai 200 kapal hingga 300 kapal. Namun industri pelayaran lebih senang mengimpor kapal dari China karena lebih cepat dan murah. Akibatnya, daya serap industri galangan kapal domestik hanya 20%–30%.

Askan menyebutkan, dari sisi harga, kapal ferry roro berbobot 5.000 GT dari Tiongkok hanya US$ 9 juta atau setara Rp 130 miliar. Sedangkan harga kapal sejenis yang diproduksi di dalam negeri mencapai Rp 180 miliar hingga Rp 200 miliar. "Hal itu lantaran 65%–70% komponen masih impor," keluh dia.

 

Target kontrak

Oleh sebab itu, Iperindo meminta pemerintah turun tangan dengan memberikan insentif PPN, kredit bunga rendah, mendorong industri komponen kapal, dan terkait model pembangunan kapal.

Dengan adanya insentif fiskal, kata Askan, yang juga Direktur Utama PT Krakatau Shipyard, maka perusahaan yang dipimpinnya optimistis bisa mengejar target penjualan sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar di tahun ini.

Namun, Askan belum bisa menyebutkan target kontrak pembuatan kapal. Alasannya, Krakatau masih mengikuti proses tender yang diperkirakan berlangsung pada Maret, April dan Mei 2019. "Masih mengerjakan proyek existing dari Kementerian Perhubungan, yang masuk proses finishing," jelas dia.

Di sisi lain, Krakatau Shipyard membidik pendapatan dari reparasi kapal. Maklumlah, kapal impor dari China ini baru empat-lima bulan beroperasi sudah naik dok. "Dari reparasi satu kapal bisa mendapatkan margin 25%–30%. Sedangkan dari pembuatan kapal baru, bisa mendapatkan margin hingga 10% sudah sangat baik," kata Askan.

Rariya Budi Harta, Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia meyakini prospek bisnis galangan kapal tahun ini cukup cerah seiring kebijakan positif dari pemerintah. "Tahun ini kami optimistis pendapatan tumbuh," kata dia.

Tahun ini, PAL Indonesia juga menambah lini bisnis baru yakni elektrifikasi nasional, yakni penyediaan kapal yang memasok listrik ke daerah pedalaman. Selain itu, PAL berpeluang mendapat pesanan pembuatan kapal dari Thailand, Filipina dan Malaysia untuk proyek kapal landing platform dock.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

INDEKS BERITA

Terpopuler