Industri Perbankan Memprediksi Bisnis KPR Mulai Menggeliat di Awal Semester II-2020
Oleh:
Dina Mirayanti Hutauruk Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang
Rabu, 22 Juli 2020 | 04:30 WIB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) mulai kembali bergerak sejak Juni 2020, setelah tiga bulan sebelumnya nyaris berhenti gara-gara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sejumlah bank optimistis kredit konsumsi yang satu ini akan tumbuh positif hingga akhir tahun.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) contohnya. Sepanjang Juni mendapatkan banyak permintaan pengajuan KPR dengan total booking sebesar Rp 600 miliar.
Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga, Heintje Mogi mengakui, KPR masih berhasil tumbuh sepanjang semester I-2020 kemarin lebih karena ditopang tingginya booking di kuartal I. Tingginya booking setelah program-program di akhir tahun lalu.
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Per Juni 2020, CIMB Niaga mencatatkan outstanding KPR sebesar Rp 34,61 triliun, tumbuh 9% secara year on year (yoy).
"Ini murni ditopang penjualan developer pada kuartal IV tahun lalu. Kalau tahun ini secara riil penjualan properti sudah turun 50% lebih," jelas Heintje, Selasa (21/7).
Baca Juga: Perbankan yakin penyaluran KPR masih bisa tumbuh hingga akhir tahun, ini alasannya
Hingga akhir tahun, CIMB Niaga menargetkan penyaluran KPR tumbuh 8% yoy. Bank ini masih tetap fokus menyasar ticket size sekitar Rp 800 juta ke bawah.
Sementara Bank Mandiri mencatat kenaikan aplikasi KPR yang masuk lebih dua kali lipat pada bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
Aplikasi mulai banyak masuk sejak pertengahan bulan Juni kemarin, setelah restrukturisasi KPR bank BUMN ini hampir rampung dengan total mencapai sekitar Rp 9 triliun.
Memacu lewat digital
Pada bulan Juni, pengajuan KPR yang masuk ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai Rp 1,3 triliun. Rata-rata ticket size untuk rumah baru sekitar Rp 500 juta-Rp 600 juta.
Dengan naiknya permintaan itu, Executive Vice President Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo memperkirakan KPR Bank Mandiri masih bisa tumbuh tipis atau setidaknya stabil dengan tahun lalu.
Per Juni, oustanding KPR bank berlogo pitang kuning biru ini mencapai Rp 43 triliun. Pencapaian tersebut turun tipis dibandingkan Rp 44,2 triliun pada akhir tahun lalu.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga menyatakan setiap hari pengajuan KPR antara Rp 50 miliar sampai Rp 100 miliar.
"Jadi dalam satu bulan ini untuk KPR kami masih sekitar Rp 1 triliun," terang Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman, belum lama ini.
Adapun Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon Napitupulu menyatakan, sejak bulan April sampai Juni 2020 pemberian kredit baru turun drastis dibanding situasi normal.
Baca Juga: Walau terdampak pandemi, BTN yakin bisnis tetap melaju
Belum lagi BTN harus merestrukturisasi kredit bagi sejumlah debitur. Ke depan, bank spesialis kredit perumahan ini akan berupaya memacu transaksi kredit lewat digital.
Pembiayaan perumahan syariah bergairah
Tak hanya perbankan konvensional, bank syariah juga merasakan geliat permintaan pembiayaan perumahan di separuh kedua tahun ini.
PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) misalnya, memiliki dua jenis pembiayaan di segmen ini, yakni Griya Faedah BRIsyariah dan pembiayaan perumahan subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Per Juni, Griya Faedah BRIsyariah tumbuh sekitar 20% yoy menjadi Rp 3,88 triliun dan menyumbang 10,4% terhadap total pembiayaan.
Baca Juga: Cerita bos BCA, pengajuan KPR saat corona tetap ramai, jumlah per hari fantastis
Sementara di segmen KPR FLPP tumbuh 31% yoy. Tahun ini, BRI Syariah memperoleh kuota FLPP sebanyak 8.700 unit atau senilai Rp 933,6 miliar dan hingga saat ini sudah terealisasi 92%.
Bank Permata Syariah juga masih mencatatkan pertumbuhan KPR Syariah. "Target kami di Juni tumbuh 10% dan realisasi masih on track dengan target dengan ticket size rata-rata Rp 1,5 miliar," kata Herwin Bustaman, Direktur Permata Syariah kemarin.
Hingga akhir tahun, Permata Syariah menargetkan pembiayaan syariah Rp 7,5 triliun.