INDY Makin Mantap Berbisnis Emas

Selasa, 29 Juni 2021 | 05:35 WIB
INDY Makin Mantap Berbisnis Emas
[ILUSTRASI. Area tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi PT Indika Energy Tbk (INDY) di bisnis nonbatubara semakin menggeliat. INDY kembali membeli saham Nusantara Resources Limited (NUS) yang mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.

Kemarin (27/6), INDY telah menandatangani scheme impementation deed untuk transaksi ini. Head of Corporate Communication INDY Ricky Fernando mengatakan, pengambilalihan saham Nusantara Resources diharapkan tuntas pada September 2021. "Setelah transaksi ini, INDY akan memiliki 100% saham Nusantara Resources," kata Ricky pada KONTAN, Senin (28/6). INDY akan merogoh kocek kas internal untuk akuisisi ini.

Perjanjian ini dilakukan dengan mekanisme scheme of arrangement. INDY akan membayar AU$ 0,35 per saham untuk 168,04 juta saham yang belum dimiliki INDY. Sehingga, nilai akuisisi ini mencapai AU$ 58,8 juta atau setara US$ 45,3 juta untuk 72% saham Nusantara Resources.

Sebelumnya, INDY dan anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah mengempit sekitar 28% saham di Nusantara Resources dan kepemilikan saham secara langsung di PT Masmindo Dwi Area. Masmindo merupakan pengelola tambang emas Awak Mas dengan kepemilikan sebanyak 25%.

Melalui transaksi ini, INDY akan mengendalikan Masmindo sepenuhnya. Sehingga secara efektif meningkatkan eksposur perusahaan di sektor pertambangan emas. Arsjad Rasjid, Direktur Utama INDY, mengatakan, transaksi ini merupakan langkah strategis INDY untuk memperkuat diversifikasi bisnis di sektor nonbatubara, yang terus diupayakan sejak tiga tahun terakhir.

Sejak INDY melakukan investasi awal di akhir 2018, reserves dan resources Masmindo telah meningkat 34% dan 18%, yang saat ini berada di level 1,5 juta ons dan 2,35 juta ons. Arsjad meyakini, prospek komoditas emas ke depannya masih cukup baik.

Anak perusahaan INDY yang bergerak di segmen kontraktor tambang, yaitu PT Petrosea Tbk (PTRO), juga terlibat di dalam proyek Awak Mas. PTRO akan menjadi kontraktor untuk pengerjaan front end engineering and design (FEED) yang akan dilanjutkan dengan negosiasi pengerjaan engineering, procurement and construction (EPC). Ricky mengatakan, tambang Awak Mas ditargetkan beroperasi pada 2023.

Rajin diversifikasi

Selain bisnis tambang emas, INDY juga menggarap bisnis teknologi digital serta energi baru dan terbarukan, khususnya tenaga surya. Diversifikasi bisnis yang dilakukan juga terdapat di segmen kendaraan listrik dan pengembangan biomassa.

Pada Maret 2021, INDY telah mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), sebuah perusahaan energi berbasis tenaga surya terintegrasi di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy, pengembang energi berbasis tenaga surya asal India.

April lalu, INDY dan anak usahanya, PT Indika Energy Infrastructure, mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Perusahaan ini akan fokus pada pengembangan dan penjualan kendaraan listrik roda dua. INDY juga termasuk dalam anggota konsorsium Pelabuhan Patimban. Keikutsertaan dalam konsorsium ini juga merupakan upaya diversifikasi Grup Indika.

Meski demikian, sejak awal tahun ini, saham INDY masih turun 24,57%. Kemarin, saham INDY juga turun 2,25% ke harga Rp 1.305 per saham. Tapi, konsensus analis masih merekomendasikan beli saham INDY dengan target harga 12 bulan ke depan di Rp 2.025 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berfokus pada restrukturisasi bisnis dan efisiensi untuk menggenjot kinerja

INDEKS BERITA

Terpopuler