Ingin Perluas Pasar, Nio Persiapkan Pencatatan Sekunder di Hong Kong dan SIngapura

Senin, 28 Februari 2022 | 14:16 WIB
Ingin Perluas Pasar, Nio Persiapkan Pencatatan Sekunder di Hong Kong dan SIngapura
[ILUSTRASI. Mobil NIO ES6 EV dipamerkan pada Beijing International Automotive Exhibition di Beijing, China, 27 September 2020. REUTERS/Tingshu Wang]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SYDNEY/SINGAPURA. China Nio Inc berencana untuk melakukan pencatatan sekunder dengan pengenalan di Hong Kong dan Singapura. Aksi itu sejalan dengan upaya pembuat kendaraan listrik (EV) asal China itu untuk mengembangkan bisnisnya di wilayah tersebut.

Dalam keterbukaan informasi yang diajukan ke bursa New York pada Senin (28/2), Nio menyatakan telah menerima persetujuan awal dari Bursa Efek Hong Kong untuk memperdagangkan sahamnya di kota itu. Sementara pemohonan pencatatan sekunder di bursa Singapura masih dalam proses peninjauan otoritas, demikian pernyataan Nio.

Nio yang berbasis di Shanghai mengatakan saham Kelas A akan mulai diperdagangkan pada 10 Maret di Hong Kong dengan kode 9866 setelah menerima persetujuan akhir dari bursa saham.

Perusahaan itu menyatakan, bursa New York masih tetap menjadi lokasi pencatatan utamanya.

Baca Juga: Singapura Akan Mengenakan Sanksi pada Rusia, Termasuk Larangan Transaksi Perbankan

Tidak seperti penawaran umum perdana (IPO) atau pencatatan sekunder pada umumnya, perusahaan yang mencatatkan saham dengan pengenalan tidak menambah modal dan tidak mengeluarkan saham baru.

Di masa lalu, mekanisme ini digunakan oleh perusahaan yang ingin membangun merek di Hong Kong dan wilayah daratan China.

Keputusan untuk melanjutkan pencatatan dengan pengenalan diperintahkan oleh perusahaan untuk tidak mencairkan atau memberi tekanan lebih lanjut pada sahamnya dengan menerbitkan saham baru di Hong Kong dan Singapura, menurut sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut.

Singapura dipilih sebagai tempat listing karena keinginan perusahaan untuk menumbuhkan pangsa pasar EV di wilayah itu, tambah sumber itu.

Baca Juga: China Bersedia Bergabung dalam Inisiatif Pembangunan yang Dipelopori G7

Sumbernya tidak dapat disebutkan namanya karena informasinya belum dipublikasikan. Nio tidak segera menanggapi permintaan komentar.

 Seorang juru bicara Singapore Exchange menolak mengomentari aplikasi listing Nio. Juru bicara itu mengatakan SGX memiliki hampir 30 daftar sekunder dari perusahaan dari berbagai sektor dan geografi karena perusahaan ingin memperluas akses mereka ke lebih banyak investor sambil menggunakan negara-kota sebagai landasan peluncuran ke Asia Tenggara.

Saham Nio di New York telah merosot hampir 34% sepanjang tahun ini.

Nio telah merencanakan untuk mendaftar di Hong Kong tahun lalu tetapi menghadapi pertanyaan dari regulator mengenai struktur perusahaannya, termasuk "kepercayaan pengguna", Bloomberg melaporkan pada bulan September.

Bagikan

Berita Terbaru

Menjaga Loyalitas Melalui Label Halal
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:05 WIB

Menjaga Loyalitas Melalui Label Halal

Agar mendapat kepercayaan pasar, pelaku usaha makanan melengkapi tokonya dengan sertifikasi halal. Apa saja keuntungannya?

Mengejar Target Marketing Sales di 2025, MTLA Manfaatkan Kebijakan Pemerintah Ini
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 05:50 WIB

Mengejar Target Marketing Sales di 2025, MTLA Manfaatkan Kebijakan Pemerintah Ini

Mengejar target marketing sales tahun ini, emiten properti itu akan memaksimalkan momentum perpanjangan insentif PPN DTP.

Bioetanol Wajib, Bisnis Hijau Siapa Diuntungkan?
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 05:30 WIB

Bioetanol Wajib, Bisnis Hijau Siapa Diuntungkan?

Di balik jargon hijau untuk penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar, ada aroma bisnis yang tak kalah kuat di belakangnya.

Memperkuat Posisi di Industri Kontruksi, Simak Strategi Total Bangun Persada (TOTL)
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 05:05 WIB

Memperkuat Posisi di Industri Kontruksi, Simak Strategi Total Bangun Persada (TOTL)

Penambahan KBLI baru tersebut masih merupakan lini bisnis konstruksi yang merupakan kegiatan utama TOTL. 

Menanti Terwujudnya ETF Emas di Indonesia
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 04:50 WIB

Menanti Terwujudnya ETF Emas di Indonesia

Kinerja kinclong emas terjadi ketika kondisi ekonomi dunia kurang baik. Investor harus siap bila emas berganti dengan tren menurun di tahun depan.

Dana Kelolaan Manajer Investasi Masih Tumbuh Solid
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 13:06 WIB

Dana Kelolaan Manajer Investasi Masih Tumbuh Solid

Sejumlah manajer investasi di Indonesia tetap mencatat pertumbuhan dana kelolaan positif di tengah fluktuasi pasar keuangan global, ​

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:33 WIB

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025

Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan SBT hanya 11,55% pada Q3 2025 dan memperkirakan hanya 10,53% di Q4, menandakan perlambatan ekonomi.

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L

Menteri Purbaya ungkap 26 kementerian belum optimal realisasi anggaran. Pokja akan monitor dan laporkan tiap bulan.

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:24 WIB

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini

Ratusan ribu calon debitur KPR FLPP tidak dapat mengakses pembiayaan karena masuk daftar hitam SLIK akibat kredit macet kecil.

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:19 WIB

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan

Realisasi foreign direct investment ke Indonesia mencapai Rp 212 triliun pada kuartal III-2025, turun 8,87% secara tahunan

INDEKS BERITA