Ini Agenda Produksi Bumi Resources Minerals (BRMS)

Senin, 11 Maret 2019 | 06:22 WIB
Ini Agenda Produksi Bumi Resources Minerals (BRMS)
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga tahun 2021, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bakal sibuk mempersiapkan rencana produksi dari dua anak usahanya, yakni PT Dairi Prima Mineral dan PT Gorontalo Minerals. Anggaran yang mereka butuhkan juga cukup besar, yakni senilai total US$ 380 juta.

Persiapan produksi Dairi Prima kemungkinan menyedot anggaran sebesar US$ 350 juta. "Rencananya akan kami dapat dari pinjaman bank," ungkap Herwin Hidayat, Direktur dan Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk saat dihubungi KONTAN, Sabtu (9/3) pekan lalu.

Adapun saat ini pemilik Dairi Prima yang lain yakni NFC China tengah mengupayakan pencarian pinjaman dari perbankan dengan bunga rendah. Namun manajemen Bumi Resources Minerals belum bersedia membeberkannya secara mendetail.

Asal tahu, sejak September tahun lalu komposisi kepemilikan saham Dairi Prima terdiri dari 49% Bumi Resources Minerals dan 51% NFC China. Sebelum NFC China, PT Aneka Tambang Tbk alias Antam, sempat memiliki 20% saham Dairi Prima tapi kemudian menjualnya kepada Bumi Resources Minerals.

Sementara Dairi Prima memiliki tambang seng dan timah di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Berdasarkan catatan KONTAN, Dairi Prima memiliki total cadangan yang telah tersertifikasi berdasarkan Joint Ore Reserves Committee (JORC) sebesar 11 juta ton bijih. Sumber dayanya mencapai 25 juta ton bijih dengan grade seng sekitar 11% dan grade timah hitam sekitar 7%. Jumlah cadangan dan sumber daya itu tersebar di tiga tambang, yakni di Anjing Hitam, Lae Jahe dan Basecamp.

Bumi Resources Minerals berharap, Dairi Prima bisa memulai produksi 250.000 ton bijih pada semester awal 2021. Target mereka selanjutnya adalah produksi Dairi Prima naik menjadi 500.000 ton bijih pada tahun 2022.

Sementara itu, persiapan produksi Gorontalo Minerals membutuhkan anggaran US$ 30 juta-US$ 35 juta untuk tahap awal. Perlu diketahui, komposisi sahamnya terdiri dari 80% Bumi Resources Minerals dan 20% Antam. Perusahaan itu memiliki tambang emas dan tembaga.

Pekan lalu, Gorontalo Minerals mendapatkan izin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Izin tersebut meliputi pembangunan infrastruktur dan fasilitas pengolahan atawa smelter di wilayah tambang selama tiga tahun. Usai smelter terbangun, mereka bisa memproduksi hingga 30 tahun.

Bumi Resources Minerals menargetkan Gorontalo Minerals bisa mulai berproduksi pada 2022. Namun perusahaan berkode saham BRSM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan mengupayakan untuk merealisasikannya lebih cepat, yakni mulai semester II-2021.

Kalau tak meleset, produksi emas Gorontalo Minerals tahap awal akan menerapkan heap leaching. Tujuannya untuk menekan belanja modal. Sebagai informasi, heap leaching adalah proses pengolahan bijih emas dengan media larutan natrium sianida dan karbon aktif untuk menangkap bijih emas.

Sambil mengawal dua anak usaha, Bumi Resources Minerals merencanakan produksi emas di Palu, Sulawesi Tengah mulai kuartal IV-2019. Mereka sudah izin konstruksi selama tiga tahun dan izin produksi selama 30 tahun dari pemerintah sejak November 2017. "Produksi sekitar 100.000 ton bijih pada tahun ini," kata Herwin.

Target Bumi Resources Minerals berikutnya adalah memacu tambang emas Palu hingga memproduksi 180.000 ton bijih per tahun pada 2020. Kemudian target tahun 2022 menjadi 600.000 ton bijih.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)
| Kamis, 10 April 2025 | 09:56 WIB

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.846.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 29,86% jika menjual hari ini.

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T
| Kamis, 10 April 2025 | 09:00 WIB

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T

Realisasi penyaluran bantuan sosial hingga kuartal I-2025 mencapai 24,95% dari pagu anggaran Rp 74,76 triliun.​

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN
| Kamis, 10 April 2025 | 08:54 WIB

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN

"Perusahaan lokal mungkin akan kurang termotivasi untuk berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan produk mereka," kata Soegiharto.

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs
| Kamis, 10 April 2025 | 08:48 WIB

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump
| Kamis, 10 April 2025 | 08:38 WIB

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump

Kinerja Inalum tak terlalu dipengaruhi tarif-tarif tersebut karena volume produksi aluminium masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis
| Kamis, 10 April 2025 | 08:35 WIB

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis

Indonesia masih membutuhkan investasi dalam pengembangan mineral kritis. Hanya saja, kerja sama ini tidak terpaku hanya untuk Amerika.

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela
| Kamis, 10 April 2025 | 08:28 WIB

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela

Inpex Masela memegang 65% hak partisipasi, dan PHE Masela serta Petronas Masela masing-masing 20% dan 15%.

 Tarif Baru Royalti Minerba akan Berlaku Bulan Ini
| Kamis, 10 April 2025 | 08:25 WIB

Tarif Baru Royalti Minerba akan Berlaku Bulan Ini

Kenaikan tarif royalti minerba mengacu pada skema berjenjang sesuai pergerakan harga komoditas di pasar global

Prabowo Merilis Instruksi untuk Pengadaan Beras
| Kamis, 10 April 2025 | 07:05 WIB

Prabowo Merilis Instruksi untuk Pengadaan Beras

Instruksi Presiden tersebut merupakan salah satu upaya untuk bisa mencapai swasembada pangan pada tahun 2028 nanti.

Pendapatan Tahun 2024 Naik, Laba Bersih Tower Bersama (TBIG) Turun Dua Digit
| Kamis, 10 April 2025 | 06:58 WIB

Pendapatan Tahun 2024 Naik, Laba Bersih Tower Bersama (TBIG) Turun Dua Digit

Meski pendapatan naik, laba bersih emiten menara telekomunikasi ini justru mengempis pada tahun 2024. 

INDEKS BERITA

Terpopuler