Ini Alasan Penderita Kanker Lebih Memilih Berobat di Singapura

Kamis, 11 Juli 2019 | 05:20 WIB
Ini Alasan Penderita Kanker Lebih Memilih Berobat di Singapura
[]
Reporter: Agung Hidayat, Andy Dwijayanto, Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Kasusnya terus naik saban tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan, prevalensi kanker dan tumor sebesar 1,79 per 1.000 penduduk, naik dibanding tahun 2013 sebesar 1,4 per 1.000 penduduk.

Tren peningkatan penyakit kanker ini mendapat perhatian serius pemerintah. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan kanker termasuk penyakit katastropis bersanding dengan jantung dan diabetes. "Ketiganya menelan porsi 20% anggaran BPJS Kesehatan dalam satu tahun," kata dia, Selasa (9/7).

Di sisi lain, Menkes tak menampik banyak pasien di dalam negeri yang berobat ke luar negeri. "Beberapa kasus dengan stadium kanker tinggi memilih fasilitas kesehatan di luar negeri," kata Nila.

Salah satu rumahsakit yang banyak dirujuk pasien kanker dari Indonesia adalah RS Mount Elizabeth Singapura. Bahkan dalam setahun bisa mencapai ribuan pasien yang berobat ke rumahsakit tersebut.

Bagi RS terbesar di Singapura, itu Indonesia merupakan pasar yang menyehatkan bagi bisnis mereka. Sebesar 25% pasien yang berobat ke Mount Elizabeth berasal dari Indonesia.

Chief Executive Officer (CEO) Mount Elizabeth, Noel Yeo, menjelaskan pihaknya bakal menggarap serius pasar Indonesia. Bahkan manajemen Mount Elizabeth memberikan pelatihan bagi staf dan karyawan rumahsakit untuk bisa berbahasa Indonesia dan mengenal kultur Indonesia. "Ada 1.000 orang Indonesia datang ke RS Mount Elizabeth setiap bulan, biasanya berobat jantung dan kanker," ungkap dia di Jakarta, Rabu (10/7).

Lantaran kedekatan secara geografis, pasien Indonesia juga percaya dengan pelayanan RS Mount Elizabeth. Apalagi saat ini Mount Elizabeth memiliki 1.500 spesialis untuk beragam penyakit. "Kami bisa melakukan operasi yang kompleks karena punya robot, mesin MRI dan banyak investasi teknologi, sehingga bisa melakukan tindakan yang rumit," sebut dia. Oleh sebab itu, Mount Elizabeth terus menjaga hubungan baik dengan pasien.

Banyak faktor

Sejatinya banyak faktor yang menyebabkan penanganan kanker di dalam negeri belum optimal sehingga harus berobat ke luar negeri. Salah satunya adalah minimnya jumlah dokter spesialis kanker. Hal ini pula yang menjadi ganjalan bagi PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) untuk mengembangkan rumahsakit khusus kanker.

"Kami sebenarnya berkeinginan menangani penyakit kanker. Hanya kendala di Indonesia adalah keterbatasan dokter kanker. Kebanyakan dokter spesialis kanker pasti di rumahsakit pemerintah," ungkap Aditya Wijaya, Investor Relations MIKA kepada KONTAN, Selasa (9/7).

Memang, jumlah spesialis onkologi di Indonesia masih terbatas. Salah satunya akibat rumitnya penyetaraan ijazah dan pengajuan izin praktik kedokteran bagi dokter lulusan luar negeri. Begitu pula regulasi dan perizinan investasi rumah sakit spesialis. Berbagai problem itu menghambat pengembangan rumahsakit spesialis, termasuk rumahsakit khusus kanker.

Namun kondisi demikian menjadi peluang emas bagi TE Asia Healthcare untuk menyediakan teknologi dan tenaga ahli penyakit kanker. "Kami bisa membawa alat, ilmu dan investasi. Jadi pasien yang ingin ke luar negeri bisa stay di Indonesia," kata Sam Lee, Commissioning Manager TE Asia Healthcare kepada KONTAN, Rabu (10/7).

Saat ini, dokter radioterapi hanya berjumlah 90-an orang di seluruh Indonesia, sementara penyebarannya tidak merata. "Mereka banyak berfokus di Jawa," kata Diana Pratanto, Project Consultant TE Asia Healthcare Partners.

Di Indonesia, TE Asia Healthcare membuka cabang di Surabaya, melengkapi cabang di Hong Kong, Filipina, Malaysia dan Vietnam. Private investment sektor kesehatan ini akan membuka 8-10 clinic center dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

Bagikan

Berita Terbaru

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Strategi Telkom (TLKM): ARPU Stabil, Restrukturisasi Aset Demi Pertumbuhan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berfokus pada restrukturisasi bisnis dan efisiensi untuk menggenjot kinerja

INDEKS BERITA

Terpopuler