KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham KOMPAS100 menguat 1,35% sepanjang tahun ini. Tapi, kenaikan sejumlah saham jauh melampaui kinerja indeks ini.
Sebut saja PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang harga sahamnya melambung 67,30%. Saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga menikmati kenaikan 65,79%.
Ada juga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang naik kencang 62,98% sejak akhir Mei lalu hingga kemarin (26/6). Begitu juga saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) (lihat tabel).
Performa Terbaik Saham Indeks Kompas100 | |
---|---|
Emiten | Kenaikan Harga Sejak Awal Tahun (%) |
Indeks Kompas100 | 1,35 |
DMAS | 67,3 |
APLN | 65,79 |
ISAT | 60,83 |
BMTR | 58,68 |
TINS | 55,63 |
MNCN | 52,17 |
WTON | 50,27 |
EXCL | 47,47 |
SMRA | 45,34 |
BEST | 45,19 |
Sumber: Bloomberg |
Harga saham-saham tadi melambung kencang, menjadikan mereka jawara KOMPAS100 bulan ini. Dari sepuluh saham jawara KOMPAS100 periode Juni, emiten properti menjadi yang paling dominan. Sebut saja APLN, PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Menurut Analis Indo Premier Sekuritas Mino, harga saham properti naik didorong indikasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Di samping itu, ada pemangkasan pajak pertambahan nilai untuk barang mewah (PPnBM) yang bisa menyegarkan permintaan properti mewah.
Sedangkan saham lain, seperti ERAA dan APLN, didorong sentimen yang melekat pada aksi korporasi perusahaan. Mino mengatakan, ERAA didorong oleh rencana perusahaan ini untuk menjual rokok elektrik asal Amerika. Apalagi, pangsa pasar rokok elektrik di Negeri Paman Sam mencapai 75%.
Sedangkan menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, kenaikan saham ERAA didorong oleh adanya pemblokiran terhadap ponsel ilegal.
Harga saham APLN naik karena sentimen diterbitkannya izin mendirikan bangunan (IMB) atas pulau reklamasi.
Sementara, untuk produsen bubur kertas dan kertas (pulp and paper), seperti INKP dan TKIM, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki Yamani melihat, kenaikan ditopang ekspansi grup dan valuasi yang masih murah. Ini membuat saham menarik.
Ketiga analis ini sepakat saham-saham jawara KOMPAS100 masih bisa melanjutkan kenaikannya. Apalagi, setelah ada hasil sidang putusan kasus sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). "Artinya ada kepastian politik dan kebijakan ekonomi bisa berjalan normal sebagaimana mestinya," kata Mino.
Mino merekomendasikan investor yang sudah memiliki saham-saham tadi untuk hold. Sedang yang belum punya bisa buy.
Di sisi lain, Yaki menyarankan investor untuk trading jangka pendek dulu. "Buat trading jangka pendek belum untuk simpan," ucap dia.