Ini profil Road King Infrastructure, calon investor baru tol Solo-Kertosono

Sabtu, 28 September 2019 | 08:37 WIB
Ini profil Road King Infrastructure, calon investor baru tol Solo-Kertosono
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Hasbi Maulana, Yasmine Maghfira | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Hampir pasti sebagian saham jalan tol Solo-Kertosono yang sekarang dipegang oleh PT Waskita Toll Road (WTR) akan beralih tangan ke perusahaan properti asal Hong Kong: Road King Infrastructure (RKI) Group.

Rencananya, Senin (30/9), kedua belah pihak akan meneken perjanjian jual beli saham perusahaan pengelola ruas tol tersebut. Direktur Utama WTR Herwidiakto menyatakan, pihaknya tengah bernegosiasi persyaratan untuk penandatangan tersebut.

"Angkanya sudah deal. Tapi kami masih bahas syarat-syarat untuk PPJB," kata Herwi, ketika dikonfirmasi KONTAN pada Jumat (27/9). 

Baca Juga: Anak usaha Waskita Karya (WSKT) akan terbitkan MTN II sebesar Rp 200 miliar

Jalan tol Solo-Kertosono terdiri dari dua ruas, yaitu Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono dengan total panjang 177 kilometer.

Saat ini pemegang konsesi jalan tol Solo-Ngawi adalah PT Jasamarga Solo Ngawi. Jalan tol merupakan bagian dari jalan Tol Transjawa dan menghubungkan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Terbentang sepanjang 90,43 km, PT Jasamarga Solo Ngawi merupakan perusahaan patungan antara PT Jasa Marga (40%), PT Waskita Toll Road (40%), dan PT Lintas Marga Jawa sebesar (20%).

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Siapkan Cara Ini untuk Galang Dana Ekspansi premium

Adapun konsesi ruas Ngawi Kertosono saat ini dipegang oleh PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri. Seperti ruas Solo-Ngawi, saham pengelola ruas yang masih wilayah Jawa Timur ini dimiliki oleh tiga perusahaan yang sama, yaitu Jasa Marga (40%), Waskita Toll Road (40%), dan Lintas Marga Jawa (20%).

Calon pembeli saham Waskita Toll Road, Road King Infrastructure Limited, adalah pengembang properti terkemuka di Daratan China dan Hong Kong. Perusahaan yang berbasis di Kowloon Hong Kong ini bergerak dalam bisnis properti.

Selain mengembangkan apartemen hunian, RKI juga investor dan operator jalan tol di Daratan China. Laman perusahaan ini mengklaim RKI telah memiliki pengalaman 20 tahun dalam industri ini.

Portofolio bisnis real estat mereka terutama berlokasi di Delta Sungai Yangtze, wilayah Bohai Rim dan Greater Bay Area, terdiri dari cadangan tanah sekitar 7,91 juta meter persegi.

Adapun portofolio jalan tol yang mereka kelola saat ini terdiri dari lima jalan tol sepanjang 340 km di China Daratan yang terletak di empat provinsi.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) berencana lepas sebagian sahamnya di ruas tol Semarang-Solo

Masa pengelolaan lima jalan tol oleh RKI Grup di provinsi Hebei, Shanxi, Anhui, dan Hunan tersebut bervariasi. Dua ruas di antaranya (total panjang 163 km) akan berakhir pada  tahun 2023 dan 2024.

Laman perusahaan ini menyebut, sebagai salah satu perusahaan paling awal yang memasuki bisnis jalan tol Republik Rakyat China, RKI Grup mengklaim telah terlibat dalam investasi, pengembangan, pengoperasian, dan pengelolaan jalan bebas hambatan sejak tahun 1993.

Saham RKI Grup terdaftar di Hong Kong Stock Exchange sejak 1996 dengan kode saham HKG:1098. Kemarin (27/9), nilai kapitalisasi pasar saham ini mencapai HKD 9,89 miliar, atau setara skeitar Rp 17,863 triliun.

Rencana Waskita Toll Road untuk menjual saham di beberapa perusahaan konsesi jalan tol masih akan berlanjut. Herwi mengatakan, tiga ruas lain tidak ditargetkan laku tahun ini. Namun, dia menambahkan, beberapa calon investor sedang mengkaji ruas lain milik anak usaha WSKT tersebut.

"Pihak Astra dan Jasa Marga masih proses mengkaji," tambah Herwi.

Baca Juga: META bangun tol Pettarani di Makassar dengan teknologi sendiri

Herwi menyatakan pihaknya menganggap siapa pun calon investornya memiliki kesempatan yang sama. Lebih lanjut, pihak WTR terbuka bagi investor manapun termasuk asing jika berminat akan ketiga ruas tol tersebut. 

"Kami terbuka pada siapa saja asal memiliki NDA. Tiga ruas tol itu juga targetnya kan bukan tahun ini," tutup Herwi.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
| Kamis, 05 Juni 2025 | 13:00 WIB

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Terdapat sejumlah tantangan dalam mendorong kinerja perbankan syariah. Salah satunya, dampak dinamika perekonomian global.

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025
| Kamis, 05 Juni 2025 | 12:00 WIB

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025

Pelunasan utang, pemerintah, bisa berasal dari penerbitan obligasi baru, kas pemerintah dan pembiayaan non utang.

 Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:20 WIB

Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG

Dunia mengatakan Sell America. Pelaku pasar global menjual aset AS, karena kebijakan Trump salah dan menembak kaki sendiri.

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:00 WIB

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali

Dari segi PT iForte Solusi Infotek, pengambilalihan 40% saham DATA bertujuan untuk sinergi usaha di bidang digital infrastruktur telekomunikasi.

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:42 WIB

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?

Secara teknikal sejumlah analis melihat saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) masih bisa dicermati.

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:40 WIB

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juni 2025) Rp 1.938.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,38% jika menjual hari ini.

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:10 WIB

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sejatinya dipayungi sentimen negatif, termasuk sokongan katalis dari BRMS dan DEWA.

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya
| Kamis, 05 Juni 2025 | 07:36 WIB

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) secara konsisten membagikan dividen dengan rasio pembayaran 100% sejak tahun 2012.

Bersiap Hadapi Lonjakan Utang Jatuh Tempo
| Kamis, 05 Juni 2025 | 07:06 WIB

Bersiap Hadapi Lonjakan Utang Jatuh Tempo

Surat berharga negara (SBN) yang jatuh tempo bulan Juni 2025, bakal cetak angka tertinggi di tahun 2025

Emiten Ramai Menambah Modal Lewat Private Placement
| Kamis, 05 Juni 2025 | 06:20 WIB

Emiten Ramai Menambah Modal Lewat Private Placement

Kekurangan private placement adalah saham investor lama  terdilusi, kurang transparan, dan timbul risiko tekanan harga jangka pendek

INDEKS BERITA

Terpopuler