Inisiatif Mencari Solusi Sampah Elektronik

Minggu, 03 November 2024 | 06:25 WIB
Inisiatif Mencari Solusi Sampah Elektronik
[ILUSTRASI. Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan Gunung Bromo dengan latar belakang Base Transceiver Station (BST) Telkomsel di penanjakan satu Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (19/5). Hingga Mei, Telkomsel telah memiliki 140 ribu BTS yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk melayani 170 juta pelanggan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc/17.]
Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

Banyak pengguna telepon seluler mengganti teleponnya jika ada telepon seri terbaru yang lebih canggih dirilis. Rupanya, perilaku ini juga terjadi industri telekomunikasi. Mereka juga ikut perkembangan teknologi, salah satunya mengganti perangkat pemancar teknologi 3G ke 4G maupun ke 5G.

Nah, pergantian telepon seluler maupun pergantian teknologi pemancar ini akan menimbulkan sampah yang dikenal dengan sampah elektronik alias e-waste. Berbeda dengan sampah lainnya, sampah elektronik tergolong sebagai sampah B3 alias sampah berbahan berbahaya dan beracun.

Pengelolaan sampah elektronika inilah yang menjadi salah satu tantangan industri telekomunikasi termasuk bagi Telkomsel. Maria Advenita Gita Elmada, Dosen Komunikasi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bilang, perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel memiliki tantangan cukup besar dalam menjaga pilar perlindungan perusahaan terhadap lingkungan.

Terutama terkait limbah elektronik yang perlu dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak lebih besar terhadap perlindungan lingkungan, kata Maria kepada KONTAN. Pengelolaan sampah elektronika itu tidak hanya sampah dari cakupan I atau langsung dikeluarkan oleh Telkomsel saja, melainkan juga oleh cakupan 2 dan 3 atau dari pengguna jasa telekomunikasinya.

Maka itu, sewajarnya perusahaan telekomunikasi ikut mencarikan masalah atas sampah elektronika, khususnya sampah telepon seluler termasuk baterainya yang sudah menumpuk. Solusi untuk mengatasi masalah sampah elektronik ini juga menjadi penting, mengingat cepatnya peralihan teknologi telekomunikasi yang membuat banyak pengguna jasa telekomunikasi harus mengganti teleponnya.

"Telkomsel perlu juga memikirkan bagaimana perusahaan tidak hanya mengurangi dampak semata, tetapi juga memperbaiki ekosistem supaya menjadi lebih baik," tambah Maria. Untuk diketahui, Telkomsel sudah memiliki sustainability framework yang pilar utamanya adalah melindungi lingkungan, memberdayakan manusia, dan bisnis yang bertanggungjawab.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema risk-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler