Insentif Bebas Masuk dan Pajak Dorong Laju Mobil Listrik Impor

Rabu, 10 Januari 2024 | 05:00 WIB
Insentif Bebas Masuk dan Pajak Dorong Laju Mobil Listrik Impor
[ILUSTRASI. Hyundai Motors Indonesia merilis mobil listrik IONIQ 6 di GIIAS 2023]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah benar-benar royal menebar insentif demi menggenjot populasi kendaraan listrik di Tanah Air. Hujan insentif terus bergulir sejak program pengembangan industri kendaraan listrik dimulai pada 2019.

Aneka insentif itu ditebar mulai sisi hulu produksi kendaraan maupun sisi hilir dan pasar. Dikeluarkan di ujung 2023, insentif anyar mobil listrik kembali ditebar dan berlaku sejak awal tahun ini.  Insentif berlaku atas impor mobil listrik utuh atau completely built up (CBU) serta impor secara terurai atau completely knocked down (CKD) (lihat tabel).

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Cuan Multibagger yang Bikin Ngiler, Tapi Ekstra Hati-Hati
| Senin, 30 Desember 2024 | 08:38 WIB

Cuan Multibagger yang Bikin Ngiler, Tapi Ekstra Hati-Hati

Ketika IHSG terkoreksi 3,25% sejak awal tahun 2024, saham-saham multibagger mencetak imbal hasil ribuan persen. 

Kinerja Paperocks Indonesia (PPRI) Tahun Ini Diprediksi Meleset dari Target
| Senin, 30 Desember 2024 | 07:20 WIB

Kinerja Paperocks Indonesia (PPRI) Tahun Ini Diprediksi Meleset dari Target

Estimasi pencapaian penjualan hingga akhir tahun diperkirakan hanya sekitar Rp 145 miliar hingga Rp 147 miliar.

Mind Id & Inalum Bakal Menambah Jumlah BUMN di Bursa
| Senin, 30 Desember 2024 | 07:00 WIB

Mind Id & Inalum Bakal Menambah Jumlah BUMN di Bursa

Dari enam BUMN anggota Mind Id, hanya Inalum yang belum masuk bursa saham. Hal ini pun menjadi potensial untuk dilakukan.

Hingga Akhir Tahun 2024, Dana Asing Masih Menyetir Arah IHSG
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:52 WIB

Hingga Akhir Tahun 2024, Dana Asing Masih Menyetir Arah IHSG

Dalam enam bulan terakhir, aliran dana asing yang masuk sudah mencapai Rp 23,43 triliun. Sejak awal tahun aksi beli Rp 15,22 triliun. 

Biaya Hiburan Tahun Depan Semakin Mahal
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:45 WIB

Biaya Hiburan Tahun Depan Semakin Mahal

Harga tiket konser dan berlangganan video streaming terkerek akibat kenaikan PPN 12%.di tahun depan.

Daya Beli Masyarakat Lesu, Emiten Konglomerasi Tetap Masih Eksis
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:35 WIB

Daya Beli Masyarakat Lesu, Emiten Konglomerasi Tetap Masih Eksis

Tak selamanya harga saham sejalan dengan fundamental. Secara akumulasi bisnis konglomerasi aman berkat diversifikasi. 

Cisarua Mountain Dairy (CMRY) Optimis Bisa Mencapai Target Kinerja Tahun Ini
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:35 WIB

Cisarua Mountain Dairy (CMRY) Optimis Bisa Mencapai Target Kinerja Tahun Ini

Sepanjang tahun 2024, CMRY memasang target pendapatan sebesar Rp 8,97 triliun.  Tekad ini  mencerminkan peningkatan pendapatan sebesar 15,47%.

Awal Pekan Terakhir di Tahun 2024, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:22 WIB

Awal Pekan Terakhir di Tahun 2024, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis

Jumat (27/2), asing mencatatkan aksi beli atau net buy Rp 757,37 miliar. Lima terakhir, aksi mencetak aksi jual Rp 1,23 triliun.

Happy Fear Year
| Senin, 30 Desember 2024 | 06:15 WIB

Happy Fear Year

Banyak indikator yang menunjukkan Indonesia tak baik-baik saja: penurunan daya beli, berkurangnya kelas menengah, marak PHK dan lesunya bisnis.

Prospek Rupiah Masih Akan Suram di Tahun 2025
| Senin, 30 Desember 2024 | 05:55 WIB

Prospek Rupiah Masih Akan Suram di Tahun 2025

Kbijakan proteksionisme perdagangan ASakan memberikan dampak volatilitas tinggi bagi mata uang negara berkembang, salah satunya rupiah.

INDEKS BERITA

Terpopuler