Investasi AS dan China Terus Mengalir

Senin, 03 April 2023 | 04:41 WIB
Investasi AS dan China Terus Mengalir
[ILUSTRASI. Sebuah truk mengangkut ore nikel pada lahan konsesi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.]
Reporter: Dendi Siswanto, Siti Masitoh | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebijakan larangan ekspor nikel mentah sejak 2020 mulai membuahkan hasil. Industri smelter nikel di dalam negeri terus kedatangan investor asing.

Kali ini perusahaan otomotif asal AS, Ford Motor Co, dan perusahaan nikel asal China, Zhejiang Huayou Cobalt, sepakat menandatangani perjanjian investasi (Final Investment Agreement) dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk membangun proyek smelter nikel senilai US$ 4,5 miliar atau sekitar 
Rp 67,5 triliun. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Saham Emiten Bahan Baku Belum Layu, Saham Apa Bisa Dibidik?
| Jumat, 18 Juli 2025 | 04:26 WIB

Saham Emiten Bahan Baku Belum Layu, Saham Apa Bisa Dibidik?

IDX Basic Materials atau indeks bahan baku menempati posisi kedua indeks sektoral terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Kapan Bunga KPR Ikuti Penurunan Bunga Acuan?
| Jumat, 18 Juli 2025 | 04:25 WIB

Kapan Bunga KPR Ikuti Penurunan Bunga Acuan?

Nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap harus bersabar untuk dapat merasakan cicilan yang lebih ringan.

Siasat Sejahteraraya Anugerahjaya (SRAJ) Menyehatkan Kinerja
| Jumat, 18 Juli 2025 | 04:20 WIB

Siasat Sejahteraraya Anugerahjaya (SRAJ) Menyehatkan Kinerja

Selain menyelesaikan RS Mayapada di Jakarta Timuf, SRAJ juga akan membangun rumah sakit internasional di Batam, Kepulauan Riau

Kolegium dan Ancaman Deprofesionalisasi
| Jumat, 18 Juli 2025 | 04:16 WIB

Kolegium dan Ancaman Deprofesionalisasi

Pencabutan independensi kolegium bukan hanya melemahkan profesi, tapi juga mencederai hak masyarakat atas dokter yang kompeten.

Pasar Mobil Terperosok, Asuransi Kendaraan Terseok
| Jumat, 18 Juli 2025 | 04:05 WIB

Pasar Mobil Terperosok, Asuransi Kendaraan Terseok

Mogoknya penjualan mobil nasional di semster I-2025 turut menekan pertumbuhan bisnis asuransi kendaraan.

Koreksi Saham CLEO Belum Berhenti Setelah Pembagian Saham Bonus, Begini Prospeknya
| Kamis, 17 Juli 2025 | 19:01 WIB

Koreksi Saham CLEO Belum Berhenti Setelah Pembagian Saham Bonus, Begini Prospeknya

Manajemen CLEO mengungkapkan alasan membagi saham bonus guna memperkuat struktur permodalan dan memberikan benefit pada pemegang sahamnya.

Anak Usaha Antam (ANTM) di Bisnis Tambang Batubara Dimohonkan PKPU
| Kamis, 17 Juli 2025 | 15:00 WIB

Anak Usaha Antam (ANTM) di Bisnis Tambang Batubara Dimohonkan PKPU

ANTM memiliki saham Citra Tobindo Sukses Perkasa secara tidak langsung melalui PT Indonesia Coal Resources (ICR).

Perusahaan China Rajin Akuisisi Emiten BEI, Pasar Potensial dan Harga Juga Murah
| Kamis, 17 Juli 2025 | 13:30 WIB

Perusahaan China Rajin Akuisisi Emiten BEI, Pasar Potensial dan Harga Juga Murah

Dalam jangka panjang nasib saham emiten yang jadi target akuisisi masih tanda tanya sebab orientasi pengendali baru bisa saja pada bisnis semata.

Menelusuri Jejak Kekayaan Riza Chalid yang Terus Bertambah Hingga Tahun 2018
| Kamis, 17 Juli 2025 | 12:30 WIB

Menelusuri Jejak Kekayaan Riza Chalid yang Terus Bertambah Hingga Tahun 2018

Pada 2018 Globe Asia menampatkan Riza Chalid di posisi ke 64 orang terkaya se-Indonesia dengan nilai kekayaan US$ 650 juta.

Kebijakan B50 Jadi Bahan Bakar Utama Pendorong Kinerja Tunas Baru Lampung (TBLA)
| Kamis, 17 Juli 2025 | 10:30 WIB

Kebijakan B50 Jadi Bahan Bakar Utama Pendorong Kinerja Tunas Baru Lampung (TBLA)

Saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) diprediksi menawarkan dividend yield rata-rata 12,3% selama tiga tahun ke depan.

INDEKS BERITA

Terpopuler