Investor Ritel vs Short Seller Berulang, Saham-Saham Meme Bergejolak Lagi

Minggu, 02 Mei 2021 | 13:11 WIB
Investor Ritel vs Short Seller Berulang, Saham-Saham Meme Bergejolak Lagi
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Ilustrasi yang menampilkan logo GameStop bersanding dengan logo Reddit. 2 Februari 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seiring dengan volatilitas yang dialami saham-saham meme, pergolakan antara investor ritel dan short seller kembali menjadi sorotan. Di sekitar pergantian tahun, kencenderungan serupa yang dialami sejumlah saham meme, terutama saham GameStop, telah memicu perhatian dunia.

Saham yang mengalami perubahan harga besar-besaran di bulan ini termasuk saham produsen laser MicroVision Inc. Saham yang ramai dibicarakan di forum WallStreetBets yang populer di Reddit ini, telah meningkat harganya sebanyak 170% sejak 20 April, sebelum terperosok dalam beberapa hari terakhir.

Saham perusahaan biofarmasi Ocugen Inc melonjak sekitar 110% sejak 20 April. Sedang saham platform video game online Skillz, yang telah masuk ke portofolio pengelola dana ARK Cathie Wood, naik sekitar 45%.

Baca Juga: Proposal infrastruktur Biden & pendapatan perusahaan penentu kelanjutan reli bursa AS

Kenaikan harga yang dialami sejumlah saham belakangan ini, masih jauh dari keuntungan saham pengecer video GameStop yang mencapai 1.700% pada Januari lalu. Kenaikan harga yang mencengangkan itu sebagian besar dipicu oleh aksi beli yang memaksa hedge fund, seperti Melvin Capital, untuk menutup posisinya, hingga harga terdorong kian tinggi.

Namun setelah mencapai harga tertingginya, saham-saham meme melandai, seiring dengan meredanya aksi beli para investor ritel.  “Kami melihat minat beli investor ritel yang bergabung dalam forum online, seperti Reddit, kembali berkobar. Namun tidak dengan kecepatan dan semangat yang sama seperti yang kita lihat sebelumnya,” kata Robert Phipps, Direktur di Per Stirling Capital Management.

Baca Juga: Wall Street terkoreksi, investor ambil jeda setelah rilis laporan pendapatan emiten

Beberapa pengamat pasar percaya pertemuan dalam skala kecil antara investor ritel dan short seller, turut memicu volatilitas harga saham MicroVision, baru-baru ini. Average short interest atas 50 saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di bawah US$ 100 miliar yang dipantau Vanda Research, bergerak naik ke kisaran yang sama seperti Januari lalu, demikian laporan perusahaan tersebut awal pekan ini.

Pada saat yang sama, pembelian ekuitas secara tunai dan premi atas call option untuk MicroVision dan saham-saham top gainer lainnya, melonjak dalam beberapa pekan terakhir, demikian kesimpulan analis di Vanda yang melacak aktivitas investor ritel. Keduanya mengindikasikan aksi beli investor eceran.

 “Belajar dari apa yang dialami Melvin Capital, para pemain long dan short lebih cepat menutup taruhan bearish, begitu mengendus tanda-tanda hadirnya kerumunan investor dari Reddit,” demikian kesimpulan yang dibuat analis Vanda.

MicroVision, yang diperdagangkan di bawah US$ 1 baru-baru ini pada Juni 2020, naik 210% sejak Hindenburg Research menyatakan posisi short terhadap saham emiten itu pada 22 Desember lalu. Kenaikan itu menggambarkan potensi bahaya yang dihadapi investor bearish ketika memposisikan diri terhadap saham meme. Hindenburg Research tidak menanggapi permintaan komentar.

“Saat ini Anda dapat memiliki alasan logis yang sempurna untuk melakukan short suatu saham dan masih mengalami pukulan yang mengerikan jika sekelompok pedagang kecil bekerja sama untuk mendorong saham ke arah lain,” kata Phipps.

Carson Block, pendiri Muddy Waters Research yang juga merupakan short seller, mengatakan, mengawasi obrolan online dan forum seperti WallStreetBets. Di forum semacam itu, banyak investor ritel  mengoordinasikan pembelian di saham yang diyakini sebagai kandidat short-squeeze.

Baca Juga: Pendapatan kuartalan Facebook melonjak 48% karena permintaan iklan yang tinggi

"Kami sekarang mengawasi dengan cermat," kata Block. Sekarang Block lebih fokus ke aspek teknis dalam memilih saham, seperti seberapa besar persentase saham yang kemungkinan akan dipertahankan.

Sejauh ini belum ada tanda-tanda kejadian semacam GameStop akan terulang. masih harus dilihat. Saham itu mencatat minat jual yang mencapai puncaknya di sekitar 145% dari float, menurut data S3 Partners. Dan, banyak investor ritel dan institusi yang senang mengikuti perjalanan liar saham tersebut.

“Investor mencari pola yang mungkin terulang atau mencari saham yang akan memiliki pergerakan harga seperti parabola. Namun apa yang dialami GameStop sangat aneh, dan akan sulit terulang,” kata Ihor Dusaniwsky, Direktur Analisis Prediktif di S3 Partners.

Baca Juga: Lindungi investor, regulator bursa AS akan buat aturan untuk perusahaan cek kosong

Namun, ada tanda-tanda bahwa aktivitas perdagangan investor ritel mungkin meningkat. Laporan riset JP Morgan yang dipublikasikan Rabu (28/4), menyatakan, nilai pembelian bersih investor ritel di saham-saham perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar pada seminggu terakhir mencapai US$ 700 juta. Angka itu lebih tinggi dibandingkan posisi di periode sebelumnya, yaitu US$ 500 juta.

Vanda Research mengatakan pembelian saham tunggal oleh investor ritel telah berdetak lebih kencang, kendati masih di bawah rata-rata di bulan sebelumnya. Sementara itu, pembelian dana yang diperdagangkan di bursa oleh investor ritel turun di awal pekan ke level terendah sejak akhir tahun lalu. Itu disebut sebagai pertanda bahwa investor ritel siap untuk mengambil lebih banyak risiko, demikian penilaian Vanda. 

Selanjutnya: Buffet Mengkritik Robinhood telah Mengubah Suasana Bursa Menjadi Kasino

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Japfa Impor 1.100 Ekor Sapi dari Australia
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:44 WIB

Japfa Impor 1.100 Ekor Sapi dari Australia

Sejatinya, impor sapi dilakukan guna mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN).

 Subsidi Setrum Bisa Bengkak Rp 2,6 Triliun
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:41 WIB

Subsidi Setrum Bisa Bengkak Rp 2,6 Triliun

Kebutuhan subsidi listrik di sepanjang tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 90,32 triliun, naik dari alokasi tahun lalu

GPRA Menyiapkan Belanja Modal Rp 400 Miliar
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:36 WIB

GPRA Menyiapkan Belanja Modal Rp 400 Miliar

GPRA berencana mengembangkan beberapa proyek residensial unggulan, di antaranya Puri Semanan Residence di Jakarta Barat.

SMDR Melanjutkan Ekspansi Armada
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:32 WIB

SMDR Melanjutkan Ekspansi Armada

Kebutuhan belanja modal tahun ini menghadapi tantangan tersendiri dibandingkan kondisi tahun sebelumnya.

 ITMG Melirik Komoditas Nikel
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:29 WIB

ITMG Melirik Komoditas Nikel

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan menjadikan nikel sebagai bisnis inti perusahaan selain batubara

Impor Lebih Longgar, Industri Lokal Jangan Terluka
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:24 WIB

Impor Lebih Longgar, Industri Lokal Jangan Terluka

Deregulasi ini mencakup 10 kelompok komoditas dengan total 482 pos tarif harmonized system (HS), yang sebelumnya memerlukan perestujuan impor

Beras Oplosan Memicu Keresahan Publik
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:20 WIB

Beras Oplosan Memicu Keresahan Publik

Bapanas memberikan waktu bagi produsen beras yang nakal untuk memperbaiki diri dan menjual produk beras sesuai dengan label.

Caplok Mandala Finance (MFIN), Adira Finance (ADMF) Pacu Kredit Mikro
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:15 WIB

Caplok Mandala Finance (MFIN), Adira Finance (ADMF) Pacu Kredit Mikro

Dalam aksi merger yang ditargetkan berlaku efektif pada 1 Oktober 2025 tersebut, ADMF akan menjadi entitas penerima penggabungan.

Menyoal Daya Saing yang Tergerus
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:11 WIB

Menyoal Daya Saing yang Tergerus

Publik dan investor masih menerka-nerka ke mana sebenarnya arah kebijakan ekonomi pemerintahan Prabowo Subianto.

Kredit Kendaraan Perbankan Tumbuh
| Selasa, 01 Juli 2025 | 04:55 WIB

Kredit Kendaraan Perbankan Tumbuh

DataBI, per Mei 2025, penyaluran KKB perbankan naik 5,1% secara tahunan jadi Rp 144,6 triliun. Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya 4,3%.

INDEKS BERITA

Terpopuler