Investor Tak Masalah Kode Broker Dihapus

Senin, 22 November 2021 | 04:05 WIB
Investor Tak Masalah Kode Broker Dihapus
[]
Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akan ada yang berbeda dengan tampilan layar perdagangan atawa running trade bursa saham mulai bulan depan. Pelaku pasar bakal tidak lagi menemukan kode broker dan tipe investor dalam tampilan tersebut. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal menghapus kode broker dan tipe investor dari running trade, mulai 6 Desember nanti. Rencana ini sejatinya sudah lama disiapkan. BEI sebelumnya berniat memberlakukan penghapusan tersebut pada 26 Juli lalu. 

Namun, rupanya belum semua anggota bursa siap dengan kebijakan yang juga butuh sistem anyar tersebut. Sehingga, BEI memutuskan menunda pemberlakuan tersebut dan baru memberlakukan kebijakan tersebut pada bulan depan.

Baca Juga: Kode broker bakal dihapus, ini kata investor kawakan pasar modal

Kebijakan ini juga sempat ramai ditentang, antara lain karena dikhawatirkan bisa mengganggu strategi investasi pelaku pasar. Maklum, sejumlah investor kerap mengintip transaksi broker dan investor asing dalam menyusun strategi investasi.

Namun kini investor sudah lebih siap menghadapi penghapusan kode broker dan tipe investor tersebut. Apalagi, kode broker yang melakukan transaksi hanya akan dihilangkan selama jam perdagangan berlangsung. 

Transaksi broker tetap akan dipublikasikan di ringkasan perdagangan setelah jam bursa ditutup sore hari. "Jadi, efeknya tidak signifikan. Akan sangat signifikan kalau kode broker saat jam perdagangan berakhir juga dihapus," terang Hishmad Abubakar Al Amudi, investor sekaligus Founder Bandarmology.id.

Asal tahu saja, investor yang menerapkan mazhab bandarmologi kerap mencermati daftar broker teraktif sebelum mengintip potensi saham yang bakal naik. Melalui tiga atau lima broker teraktif, investor bandarmologi bisa mengetahui saham apa yang tengah memiliki volume tinggi, namun memiliki anomali.

Pria yang memiliki sapaan akrab Al ini menyebut masih ada indikator lain yang bisa digunakan. Misalnya bila terjadi penurunan harga saham, tapi masih ada distribusi volume saham. Posisi ini mengindikasikan bandar mengerek harga sembari menjual saham secara bertahap. "Anomali ini menunjukkan adanya potensi reversal," jelas dia. Dus, investor bisa masuk.

Baca Juga: BEI: Bisnis brokerage masih menarik, tapi menantang

Best practice

Investor kawakan Soeratman Doerachman pun menilai tidak ada masalah dengan penghapusan kode broker dan tipe investor. "Bagi saya sama saja," kata pria yang akrab disapa Eyang Ratman ini beberapa waktu lalu.

Ratman menyebut tidak pernah memperhatikan kode broker jika sedang ingin bertransaksi jangka pendek atawa trading. Ia hanya mencermati pergerakan harga dan volume saham. "Kalau jangka panjang, yang saya lihat fundamental. Jadi, saya, sih, netral saja mau ada atau tidak kode broker itu. Di luar sana juga kita tidak tahu siapa yang jual beli saham Tesla, Apple atau Google," papar dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa Laksono Widodo menjelaskan, kebijakan penghapusan kode broker diambil untuk mengurangi herding behaviour atau aksi menggiring pasar ke saham tertentu. Dihapusnya kode broker juga bisa menghemat bandwith data, sehingga running trade bisa berjalan lebih ringan.

Laksono menegaskan, tidak adanya kode broker dan tipe investor lumrah di bursa lain, sehingga kebijakan ini merupakan best practice. "Penghapusan ini juga tidak membuat bursa menjadi tertutup karena kode broker tetap akan muncul di akhir perdagangan," ujar dia. 

Baca Juga: Aturan market maker dinilai akan gairahkan pasar saham

11 Broker Hengkang dari BEI 

Ada 11 sekuritas yang meninggalkan kursinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2018. Namun, selama periode ini, hanya satu sekuritas masuk menjadi anggota bursa (AB). 

Ada empat broker asing yang mengembalikan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) diantaranya, Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, Deutsche Sekuritas Indonesia, Merrill Lynch Sekuritas Indonesia dan Nomura Sekuritas Indonesia. Satu sekuritas yang memperoleh SPAB selama tiga tahun terakhir adalah Verdhana Sekuritas Indonesia diperoleh 6 Januari 2021. 

Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI menjelaskan, hengkangnya sekuritas bukan karena bisnis brokerage tak lagi menarik. "Bisnis ini masih menarik, namun membutuhkan komitmen dan permodalan yang tidak sedikit," ujar dia, Jumat (22/10). 

Kebutuhan modal semakin besar lantaran saat ini tren otomatisasi bisnis. Kompetisi juga tinggi dengan pengembangan teknologi. BEI juga memberikan subsidi dan bantuan lainnya kepada para sekuritas.      

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Mazhab Bandarmology

Bagikan

Berita Terbaru

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang
| Rabu, 18 Juni 2025 | 12:00 WIB

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang

Kini margin penjualan batubara cukup tertekan dengan harga yang kian melandai, ditambah kebijakan. transisi dan hilirisasi yang butuh biaya besar.

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau
| Rabu, 18 Juni 2025 | 11:38 WIB

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau

Tren kenaikan harga emas dunia akan mengerek harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) produk emiten emas.

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke
| Rabu, 18 Juni 2025 | 10:50 WIB

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke

Lonjakan harga saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) diwarnai aksi jual sebagian kepemilikan oleh PT Toba Sejahtera. 

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:57 WIB

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 Juni 2025) 1.943.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,16% jika menjual hari ini.

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:07 WIB

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak

Realisasi penarikan utang baru mencapai Rp 349,3 triliun hingga Mei 2025 meningkat tajam sebanyak 164,22% secara tahunan

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:02 WIB

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik

Kenaikan harga batubara serta diversifikasi ke bisnis pertambangan emas di Australia, bauksit dan smelter menopang prospek Bumi Resources.

Realisasi Belanja Negara  Tak Sampai 30% dari Pagu
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:01 WIB

Realisasi Belanja Negara Tak Sampai 30% dari Pagu

Idealnya akselerasi belanja harus dilakukan lebih awal, yakni mulai akhir kuartal II dan dipacu penuh di kuartal III

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:54 WIB

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik

Pada tahun 2025, suku bunga global harusnya mulai menurun namun diperkirakan akan tertahan tensi geopolitik Timur Tengah

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:49 WIB

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi

Direktorat Jenderal Pajak bakal menyigi transaksi digital sebagai salah satu upaya mengerek tax ratio

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:05 WIB

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi

BI juga menyiratkan pesimisme masyarakat mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan melalui survei Indeks Ekspetasi Ketersediaan Lapangan Kerja.

INDEKS BERITA

Terpopuler