Ironi Raya

Senin, 25 Agustus 2025 | 06:10 WIB
Ironi Raya
[ILUSTRASI. TAJUK - Titis Nurdiana]
Titis Nurdiana | Pemimpin Redaksi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raya, balita berusia empat tahun asal Sukabumi, harus meregang nyawa karena derita penyakit langka. Tubuhnya dipenuhi dengan cacing gelang, sementara penyakit tuberkolosis (TBC) ikut menggerogoti raganya yang rapuh. Kisah tragis yang mestinya bukan sekadar kabar duka,  namun tamparan keras bagi nurani bangsa ini. 

Bagaimana tidak, di negeri yang bangga menyebut diri sebagai negara berpendapatan menengah, masih ada anak kecil yang kehilangan hidup karena persoalan dasar: kemiskinan, sanitasi buruk, serta layanan kesehatan yang tak terjangkau.  

Tragedi Raya membuka mata kita pada kenyataan pahit: masih banyak keluarga miskin ekstrem yang tidak terdata, luput dari jangkauan perlindungan sosial pemerintah. Padahal, konstitusi jelas menjamin hak setiap warga negara atas kesehatan dan kehidupan layak. Jika ada satu saja anak yang gagal diselamatkan karena kelalaian negara, harusnya ini cukup menjadi alarm keras betapa sistem perlindungan sosial kita belum berjalan seperti seharusnya.

Ironisnya, saat rakyat kecil berjuang melawan penyakit dan kemiskinan, kita disuguhi berita pejabat negara yang ditangkap tangan karena korupsi, rencana kenaikan tunjangan anggota parlemen.

Kontras sekali! Di satu sisi rakyat miskin terlupakan, sisi lain elite politik hidup dalam kenyamanan yang  penuh fasilitas. Jarak empati  yang menganga antara penguasa dan rakyat menunjukkan semakin lunturnya kepekaan sosial bangsa ini. 

Negara seharusnya hadir lebih konkret, bukan sekadar lewat retorika. Perlindungan sosial mesti diperkuat dengan pendataan akurat, distribusi bantuan yang tepat sasaran, serta layanan kesehatan yang benar-benar menjangkau pelosok.  Saat yang sama, pejabat publik harus menahan diri dari gaya hidup mewah, menyakiti rasa keadilan.

Dengan anggaran perlindungan sosial yang terus naik menjadi Rp 508,2 triliun dari proyeksi 2025 sebesar Rp 468,1 triliun mestinya tidak ada satupun warga rentan yang tertinggal. Belum lagi anggaran kesehatan Rp 128 triliun, program makan bergizi gratis Rp 335 triliun, tragedi Raya mestinya tidak terulang. 

Apa artinya angka pertumbuhan ekonomi tinggi, gedung megah menjulang, deretan jalan tol, jika masih ada anak kecil meninggal karena cacingan dan TBC. Negara dan masyarakat sama-sama dituntut untuk kembali membangun kepedulian terutama pada mereka yang paling rentan. Raya memang telah tiada, tapi kisahnya adalah cermin buram yang tak boleh terulang.

Selanjutnya: Pasang Target Lelang Surat Utang Rp 27 Triliun

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Jadi Top Laggards, Saham GOTO Justru Laris Manis Diborong Goldman Sachs & Vanguard Cs
| Minggu, 14 September 2025 | 17:26 WIB

Jadi Top Laggards, Saham GOTO Justru Laris Manis Diborong Goldman Sachs & Vanguard Cs

Mayoritas sekuritas asing masih mempertahankan rekomendasi beli saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Ini Langkah BCA Salurkan Kredit Keberlanjutan
| Minggu, 14 September 2025 | 14:00 WIB

Ini Langkah BCA Salurkan Kredit Keberlanjutan

BCA laporkan penyaluran kredit hijau mencapai Rp 239,7 triliun hingga Juni 2025, naik 21,1% YoY.            

Perjalanan Karier Ricky Antariksa Terus Maju Berbekal Restu Ibu
| Minggu, 14 September 2025 | 13:20 WIB

Perjalanan Karier Ricky Antariksa Terus Maju Berbekal Restu Ibu

Mengikuti kisah perjalanan karier Ricky Antariksa hingga menjadi Direktur Perbankan Global Maybank Indonesia

Berburu Pembiayaan Hijau dari Lembaga Non Bank
| Minggu, 14 September 2025 | 13:00 WIB

Berburu Pembiayaan Hijau dari Lembaga Non Bank

Selain bank, kini ada alternatif pembiayaan berkelanjutan yang turut mendukung pengembangan sektor-sektor bisnis yang ramah lingkungan.

Terkoreksi 0,17% Dalam Sepekan, IHSG Terpapar Efek Pergantian Menkeu
| Minggu, 14 September 2025 | 11:38 WIB

Terkoreksi 0,17% Dalam Sepekan, IHSG Terpapar Efek Pergantian Menkeu

Sejumlah sentimen memengaruhi koreksi IHSG dalam sepekan. Sentimen utama datang dari pergantian menteri keuangan.

Jasa Marga (JSMR) Berencana Menyebar Dividen Tahun 2025 Dengan Rasio 25% dari Laba
| Minggu, 14 September 2025 | 11:33 WIB

Jasa Marga (JSMR) Berencana Menyebar Dividen Tahun 2025 Dengan Rasio 25% dari Laba

Untuk tahun 2025, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengusulkan kepada Danantara untuk memberikan DPR sebesar 25% dari laba perusahaan

Genjot Kinerja 2025,  TBS Energi (TOBA) Transisi Bisnis Melalui Tiga Pilar Usaha
| Minggu, 14 September 2025 | 11:30 WIB

Genjot Kinerja 2025, TBS Energi (TOBA) Transisi Bisnis Melalui Tiga Pilar Usaha

Dalam pengembangan segmen pengelolaan limbah, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) kini memiliki tiga anak usaha.

Incar Pertumbuhan Laba, Kalbe Farma (KLBF) Geber Ekspansi Bisnis
| Minggu, 14 September 2025 | 11:24 WIB

Incar Pertumbuhan Laba, Kalbe Farma (KLBF) Geber Ekspansi Bisnis

Emiten farmasi ini telah menganggarkan belanja modal (capex) maksimal Rp 1 triliun untuk menggeber ekspansi. 

Tantangan Masih Berat, Semen Indonesia (SMGR) Dorong Penjualan Tetap Kuat
| Minggu, 14 September 2025 | 11:17 WIB

Tantangan Masih Berat, Semen Indonesia (SMGR) Dorong Penjualan Tetap Kuat

Emiten Semen pelat merah ini menyiapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan kinerjanya sampai akhir tahun nanti.​

Alfamidi Tetap Ekspansi di Tengah Tekanan Ekonomi RI, Saham MIDI Layak Dicermati?
| Minggu, 14 September 2025 | 11:16 WIB

Alfamidi Tetap Ekspansi di Tengah Tekanan Ekonomi RI, Saham MIDI Layak Dicermati?

BRIDS memproyeksi kenaikan laba bersih MIDI bisa mencapai 29,6% yoy dengan margin bersih sebesar 3,3%.

INDEKS BERITA

Terpopuler