Jalan Tol Waskita Karya (WSKT) Segera Berganti Pemilik

Rabu, 10 Juli 2019 | 07:13 WIB
 Jalan Tol Waskita Karya (WSKT) Segera Berganti Pemilik
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agenda penjualan tol PT Waskita Karya Tbk (WSKT) belum berakhir. Ada sekitar lima ruas tol yang bakal dijual oleh emiten pelat merah ini.

Dua di antaranya sudah menemukan pembeli. "Yang baru saja deal kemarin untuk ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono, ujar Direktur Utama WSKT I Gusti Ngurah Putra, Selasa (7/9).

Sehingga, pihak penjual dan pembeli tinggal menyelesaikan urusan administrasi. Targetnya, kesepakatan jual beli saham kepemilikan ruas tol tersebut bisa dieksekusi Agustus mendatang.

Namun Putra belum bersedia mengungkap identitas pembeli ruas tol tersebut. Tapi, sekadar mengingatkan, Grup Astra termasuk salah satu peminat ruas tol milik WSKT. Putra juga masih merahasiakan detail nilai divestasi tol tersebut.

Yang terang, manajemen memiliki rencana untuk menjual 18 ruas tol. Jika dijual, enam di antaranya bisa memberikan WSKT pemasukan sekitar Rp 10 triliun.

Selain dua ruas tol yang sudah disepakati, masih ada tiga ruas tol lagi yang bakal dilepas tahun ini. Ketiganya adalah tol Kanji-Pejagan, tol Pejagan-Pemalang dan tol Pasuruan-Probolinggo.

Arus kas

Putra mengatakan, dalam kondisi tertentu, mengandalkan pemasukan dari beroperasinya tol kurang optimal. Butuh dua hingga tiga tahun untuk menutup biaya pembangunan tol. Ini belum memperhitungkan bunga pinjaman proyek.

Sementara pembayaran baru diterima bila proyek tuntas. Jika ditotal, sebut Putra, WSKT memiliki piutang dari pemerintah Rp 17 triliun untuk pembebasan lahan.

Umumnya, kontraktor mencari pinjaman untuk menalangi proyek. Selain pinjaman bank, obligasi jadi pilihan. WSKT berencana merilis obligasi Rp 3 triliun-Rp 4 triliun di kuartal ketiga untuk memuluskan pengerjaan proyek.

Untuk menjaga agar arus kas tidak tertekan dalam, WSKT bukan hanya bekerja sebagai kontraktor. "Kami juga perlu investasi ke beberapa proyek. Setelah kira-kira hasilnya baik, kami bisa divestasi untuk menjaga keuangan, jelas Putra.

Dalam waktu dekat, WSKT juga akan menerima pembayaran proyek. Putra menyebut, dua atau tiga bulan ke depan dana Rp 18 triliun-Rp 20 triliun mulai cair.

Dana ini berasal dari proyek yang sudah diselesaikan. Sebesar Rp 13 triliun berasal dari proyek Hutama Karya, Rp 7 triliun dari proyek light rail transit (LRT) dan sejumlah proyek lainnya.

Sukarno Alatas, analis Oso Sekuritas, mengatakan, divestasi baik untuk menjaga cashflow. Strategi ini efektif terutama jika ruas tol belum begitu menghasilkan. "Atau bisa dengan cara lainnya, yakni dengan sekuritisasi aset," imbuh Sukarno.

Bagikan

Berita Terbaru

Net Sell Asing Tembus Rp 10,22 Triliun Saat IHSG Tumbang 7,83% Sepekan
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 15:02 WIB

Net Sell Asing Tembus Rp 10,22 Triliun Saat IHSG Tumbang 7,83% Sepekan

Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 10,22 triliun di seluruh pasar saat IHSG tumbang 7,83% pekan ini.

Mengupas Delapan Prinsip Investasi Warren Buffett
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 13:17 WIB

Mengupas Delapan Prinsip Investasi Warren Buffett

Saya selalu mengajarkan prinsip dan strategi investasi ala Buffett kepada mahasiswa saya di kelas investasi. 

Laba Cimory (CMRY) di Tahun 2024 Naik 22,36% Menjadi Rp 1,51 Triliun
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 11:11 WIB

Laba Cimory (CMRY) di Tahun 2024 Naik 22,36% Menjadi Rp 1,51 Triliun

Seiring kenaikan penjualan, laba bersih CMRY tembus Rp 1,51 triliun pada 2024, naik 22,35% bila dibandingkan tahun 2023.

Kenaikan Harga Jual CPO Membawa Rahmat Bagi Duet Emiten TP Rachmat
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 11:03 WIB

Kenaikan Harga Jual CPO Membawa Rahmat Bagi Duet Emiten TP Rachmat

Pendorong kenaikan penjualan DSNG adalah kenaikan harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) CPO.

Emiten Grup Astra Berhasil Mencetak Kenaikan Laba
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 10:46 WIB

Emiten Grup Astra Berhasil Mencetak Kenaikan Laba

Grup Astra mencatat laba bersih solid di 2024. Didukung portofolio bisnis grup yang beragam di tengah pelemahan daya beli konsumen di Indonesia.

Khawatir Mirip Krismon 1998, Ekonomi Terpuruk, Bursa Ambruk dan Rupiah Memburuk
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 10:36 WIB

Khawatir Mirip Krismon 1998, Ekonomi Terpuruk, Bursa Ambruk dan Rupiah Memburuk

Outlook ekonomi Indonesia cenderung menjadi redup akibat ketidakpastian terkait arah kebijakan fiskal dan ekonomi pemerintah. 

Deflasi Berpotensi Terjadi Lagi di Februari 2025
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 05:20 WIB

Deflasi Berpotensi Terjadi Lagi di Februari 2025

Ekonom memperkirakan, deflasi bulan Februari sebesar 0,27% month to month, lebih rendah dari Januari

Follow The Money
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 05:10 WIB

Follow The Money

Publik kini bertanya dan diungkap soal aliran dana dari dugaan korupsi pengoplosan Pertamax di tubuh Pertamina.. 

Percepat Eksekusi Belanja Pemerintah
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 05:00 WIB

Percepat Eksekusi Belanja Pemerintah

Peralihan anggaran menyebabkan adanya gap waktu, yang dikhawatirkan bisa berdampak terhadap kinerja di beberapa sektor

Ramadan: Bulan Pengendalian Diri, Kecuali Belanja
| Sabtu, 01 Maret 2025 | 04:00 WIB

Ramadan: Bulan Pengendalian Diri, Kecuali Belanja

Saat Ramadan godaan untuk menahan diri sepertinya runtuh saat membaca diskon besar-besaran terjadi selama periode Ramadan hingga Lebaran.

INDEKS BERITA

Terpopuler