Janji ADB Energi Hijau ke Indonesia, Hitung Cermat Supaya Tak Terjerembab

Jumat, 05 November 2021 | 05:58 WIB
Janji ADB Energi Hijau ke Indonesia, Hitung Cermat Supaya Tak Terjerembab
[ILUSTRASI. PLTS Sei Mangkei, kerja sama antara Pertamina NRE dan PTPN III di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatra Utara.]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Azis Husaini, Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mengikuti irama komunitas global, Indonesia bakal memensiunkan pembangkit listrik batubara lebih cepat, yakni dalam 10-15 tahun ke depan. Agenda bertajuk Energy Transition Mechanism (ETM) ini diprakarsai antara lain oleh Asian Development Bank (ADB) dengan dukungan pendanaan miliaran dollar AS. 

Sebagai permulaan, PT PLN dan ADB meneken nota kesepahaman pendanaan energi hijau pada Konferensi Perubahan Iklim ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia. PLN perlu US$ 6,3 miliar untuk mengembangkan EBT hingga tahun 2025. Sampai 2060, PLN butuh US$ 500 miliar untuk beralih ke energi hijau. 
 
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi, mengatakan, untuk memenuhi target Carbon Neutral 2060 sembari menjaga pertumbuhan bisnis, ada sembilan inisiatif hingga tahun 2030. Misalnya, pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT.
 
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia menyebutkan, pengusaha akan patuh terhadap aturan pemerintah. "Kalau kebijakan memensiunkan PLTU batubara mau dipercepat, kami ikut saja," kata dia kepada KONTAN, Kamis (4/11).
 
Namun saat ini beberapa negara masih membutuhkan batubara. Meski banyak isu negatif membayangi industri batubara, impor sejumlah negara seperti Tiongkok, India, hingga Jepang masih naik.  
 
Analis KGI Sekuritas Nugroho R Fitriyanto menilai, rencana mengurangi porsi PLTU sudah terlihat dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang menurunkan porsi pembangkit batubara. Kehadiran fasilitas ETM dari ADB dinilai bakal mempercepat terwujudnya rencana ini.
 
Kondisi itu memang bakal berdampak pada serapan batubara domestik, khususnya di sektor kelistrikan. Toh, Nugroho melihat, mayoritas produksi batubara lokal dijual ke pasar ekspor. "Hingga semester I-2021, porsi ekspor lebih dari 50% ," kata dia, kemarin.
 
Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat melihat efek pemensiunan PLTU akan terasa jangka panjang. "Jadi saham batubara akan terkoreksi, tetapi tidak signifikan. Sentimen ini mungkin berdampak satu minggu hingga paling lama sebulan setelah isu COP26 reda," kata dia. 
 
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyaki mengingatkan, transisi menuju energi bersih tidak semudah rencana di atas kertas. Tanpa insentif harga  EBT yang lebih baik dan pasokan yang sustainable, transisi ini akan menjadi bumerang. 
 
Apalagi, pemerintah punya PR tak kalah penting, yakni menggenjot konsumsi listrik. Sebab, pemakaian listrik Indonesia tertinggal dari negara lain (lihat tabel). Salah satu penyebabnya, laju pertumbuhan industri di Tanah Air terbilang rendah  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:45 WIB

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah

TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton hingga kuartal III-2024 atau naik 36% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:15 WIB

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan

Rakyat harus cerdas dan kritis dalam membaca peta pertarungan politik di ajang pilkada pada saat ini.

Darurat Judi Online
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:10 WIB

Darurat Judi Online

Pemerintah harus berupaya keras menumpas judi online lewat beragam aspek tidak hanya pemblokiran semata.

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:05 WIB

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar

Hasil lawatan Presiden Prabowo Subianto menjaring komitmen investasi jumbo dari China dan Inggris senilai US$ 18,5 miliar.

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:00 WIB

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat

Pertumbuhan permintaan pembiayaan multifinance di segmen multiguna masih akan berlanjut hingga tahun depan

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

INDEKS BERITA

Terpopuler