Jasa Armada (IPCM) Bidik Kontrak Anyar

Rabu, 19 Juni 2019 | 07:20 WIB
Jasa Armada (IPCM) Bidik Kontrak Anyar
[]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) membidik pertumbuhan kinerja tahun ini cukup tinggi. Manajemen Jasa Armada sedang melirik beberapa proyek baru, sekaligus mengoptimalkan pendapatan dari proyek yang telah berjalan.

Direktur Utama IPCM, Dawam Atmosudiro, menjelaskan perusahaan yang dia pimpin pada tahun ini mendapatkan tambahan dua kapal dari PT Pelindo II (Persero) atau IPC. Dukungan ini membuat total armada milik IPCM mencapai 76 unit, yang meliputi kapal tunda, kapal motor pandu, kepil dan kapal curah.

Selain itu, manajemen IPCM juga tengah membidik kontrak-kontrak baru yang mendongkrak pendapatan. Salah satu proyek baru, yakni Ambang Luar Sungai Musi, juga mulai dikerjakan pada tahun ini dan berpotensi menggenjot pendapatan dan laba bersih perusahaan. "Kami mengharapkan pertumbuhan bisnis tahun ini sebesar dua digit atau sekitar 20%," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.

Oleh sebab itu, IPCM mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 168 miliar untuk investasi kapal tunda. Manajemen telah memesan empat unit kapal tunda untuk mendukung operasional. Sumber pendanaan berasal dari hasil IPO. "Proses pembuatan kapal yang sebanyak empat unit ini akan selesai pada kuartal I-2020, ini investasinya dari dana IPO. Kalau sudah masuk, kami akan menempatkan di titik yang baik," tutur Dawam.

Untuk tahun ini, IPCM menyatakan belum ada rencana menambah armada lagi selain yang kapal sudah didatangkan sebanyak dua unit. Dawam bilang, pihaknya fokus pada peningkatan pelayanan dan utilitas dari 76 unit armada milik perusahaan untuk menggarap proyek yang ada.

Untuk mengejar target pertumbuhan bisnis, IPCM membidik beberapa kontrak baru pada tahun ini. Supardi, Direktur IPCM menjelaskan, setidaknya manajemen mengincar enam kontrak baru, di antaranya proyek di Kayu Agung, Proyek Regas, Proyek ExxonMobil, Teluk Lingau, Kendawangan, STS Pupuk Sriwijaya dan Patimban.

Bahkan ada potensi mendapatkan kontrak lagi yang sedang sedang dijajaki terkait kerjasama IPC dengan Pertamina. "Dalam segala hal terkait BBM, IPC akan menggunakan Pertamina. Begitu pula sebaliknya, hal-hal kepelabuhan, Pertamina akan menggunakan IPC dan ini ada keuntungan bagi kami," ujar dia.

IPC mendominasi

Mengenai sumber pendapatan, Dawam menyebutkan, dalam beberapa tahun ke depan masih mengandalkan pelabuhan yang dikelola Pelindo II. Namun perlahan tapi pasti kontribusinya akan susut dengan adanya proyek baru yang dibidik IPCM. "Hingga beberapa tahun ke depan, pendapatan dari Pelindo II masih mendominasi. Minimal sampai lima tahun pendapatan dari (pelabuhan) Pelindo II berkontribusi 50%-an," kata Supardi.

Direktur Keuangan IPCM, Herman Susilo, menambahkan, tahun lalu kontribusi terbesar pendapatan IPCM berasal dari Pelabuhan Tanjung Priok, yang mencapai 55%. "Terbesar kedua Pelabuhan Palembang sebesar 14%, Banten 13%, Panjang 8% dan cabang lainnya 14%. Jadi backbone IPCM adalah Tanjung Priok, Palembang, Banten dan Panjang," kata dia.

Selain mengandalkan empat pelabuhan tadi, IPCM beroperasi di Pelabuhan Jambi, Teluk Bayur, Bengkulu, Pangkal Balam, Pontianak, Tanjung Pandan dan Cirebon. Cuma, kontribusi delapan pelabuhan itu tidak signifikan. "Tahun ini kami berharap dari non-IPC setidaknya berkontribusi 5% untuk jasa pemanduan di luar shipping," sebut Herman.

Bagi dividen

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) kemarin menyetujui pembagian dividen. IPCM akan membagikan dividen sebesar Rp 6,8 per saham atau senilai total Rp 35,94 miliar. Jumlah itu setara 49,36% dari laba bersih tahun lalu.

Dawam menjelaskan kendati laba bersih mengalami penurunan, manajemen berkomitmen untuk memberikan dividen. "Laba bersih pada tahun lalu tidak masalah. Memang manajemen perlu terampil untuk mengelolanya. Kami bisa investasi bekerjasama dengan pihak lain. Jadi, begitu laba turun dividen kami tidak ikut turun," ujar dia.

Dawam mengemukakan, sebenarnya laba bersih tahun lalu bisa mencapai Rp 126 miliar. Namun manajemen IPCM perlu membayar tunggakan pajak di periode 2014–2018, sehingga menggerus laba bersih sebesar 39,54%. Tahun ini, IPCM menargetkan laba bersih bisa melebihi Rp 126 miliar. Sedangkan di kuartal I 2019 tercatat laba bersih Rp 32,48 miliar atau turun 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:58 WIB

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset

Jelang konsolidasi pada 2026, emiten BUMN Karya gencar melakukan divestasi aset untuk memperbaiki struktur keuangannya.

INDEKS BERITA

Terpopuler