Jebakan Dividen

Jumat, 03 Maret 2023 | 08:00 WIB
Jebakan Dividen
[]
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen telah dimulai. Sejumlah emiten juga sudah memberi ancar-ancar besaran dividen dari keuntungan tahun 2022. Paling depan, Bank Mega membagikan dividen 70% dari laba. 

Emiten Grup Astra pun sudah menyebut usulan dividen tahun 2022, begitu juga emiten ritel Matahari Department Store. Pembagian dividen tahun 2022 menjadi musim yang dinanti karena kinerja emiten tahun lalu mulai pulih dari tekanan pandemi.

Dividen paling ditunggu adalah dividen dari emiten batubara. Kenaikan harga batubara dan sektor komoditas yang terjadi tahun lalu menyebabkan emiten bisa meraup kenaikan laba yang tinggi. Alhasil, investor berharap bisa kecipratan rezeki dari kenaikan laba emiten.

Perlu diingat juga, harga komoditas kini berangsur turun. Maka, laba superjumbo yang menyambangi emiten di tahun 2022 kemungkinan akan sulit terjadi lagi.

Pada musim-musim pembagian dividen, sering muncul peringatan: Hati-hati dividend trap alias jebakan dividen. Umum diketahui, dividen yang diburu menyebabkan harga saham melejit menjelang tanggal-tanggal cum dividen. 

Setelah periode perdagangan tanpa hak dividen, harga saham bisa langsung anjlok hingga auto rejection bawah.

Investor yang hanya masuk gara-gara tergiur dividen akhirnya bisa nyangkut di saham tersebut. Yield dividen tinggi atau besaran dividen per harga saham mulai dari high single digit bahkan double digit memang menarik minat investor.

Tapi hati-hati, tidak semua emiten pembagi dividen tinggi memiliki fundamental bagus dalam jangka panjang. Investor perlu kembali mencermati mengapa emiten X membagi dividen dengan rasio jumbo, termasuk kesehatan keuangan, serta riwayat dividen yang dibagikan.

Pembagi dividen tinggi dengan kesehatan keuangan yang masih mengkhawatirkan inilah yang merupakan dividend trap parah.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki IDX High Dividend 20 yang berisi 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dengan dividend yield tinggi. Di luar 20 saham ini, tentu masih banyak saham yang juga berpeluang membagikan dividen.

Mumpung ada bonus pembagian dividen, investor perlu pintar-pintar mencermati kembali pilihan saham untuk investasi atau untuk trading. Sehingga jika harga saham turun setelah tanggal ex dividen, investor bisa tetap tidur nyenyak. 

Bagikan

Berita Terbaru

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya
| Jumat, 16 Mei 2025 | 17:02 WIB

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya

Pertumbuhan IHSG pada perdagangan 15 Mei 2025 ditopang oleh aksi beli bersih (net buy)  investor asing sebesar Rp 1,68 triliun.

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM
| Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM

CGS International memprediksi dividend yield PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan berada di 6,84% pada 2025 dan 7,13% di 2026.

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:46 WIB

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Secara keseluruhan, sebanyak 221.000 orang jemaah haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia.

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif  Agar Ekonomi Bergulir
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif Agar Ekonomi Bergulir

Insentif yang diharapkan terutama yang bisa mengungkit konsumsi rumahtangga dan membuat dunia usaha bergeliat lagi.​

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:47 WIB

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah

Kepemilikan SBN oleh investor asing kembali mencapai Rp 906,96 triliun yang merupakan level tertinggi sejak 2021.

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:00 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025

Selain PT PP Urban, gugatan PKPU juga menghampiri PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun
| Jumat, 16 Mei 2025 | 13:00 WIB

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun

Jika penerimaan masih seret, sementara pemerintah tak melakukan penghematan pengeluaran yang masif, defisit APBN 2025 berpotensi lebih dari 3%.

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 12:00 WIB

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut

Penurunan paylater mencerminkan sikap kehati-hatian baik dari sisi penawaran (bank dan perusahaan pembiayaan) maupun permintaan.

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:03 WIB

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) bakal menerbitkan 533.333.334 saham baru melalui skema private placement.

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:00 WIB

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut

Berdasarkan perhitungan KONTAN, dari data Kemkeu, rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak periode 2020 hingga 2023 mencapai 9,28% per tahun.

INDEKS BERITA

Terpopuler