Jejaring Bisnis Grup Salim Makin Luas, dari Kongsi Bareng CT, EMTK Sampai Medco

Kamis, 05 Agustus 2021 | 06:00 WIB
Jejaring Bisnis Grup Salim Makin Luas, dari Kongsi Bareng CT, EMTK Sampai Medco
[]
Reporter: Dimas Andi, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Diam-diam, Grup Salim terus mengepakkan sayap bisnisnya. Selain eksis di bisnis lama, Grup Salim kini ambil bagian di sejumlah sektor bisnis, mulai dari perbankan, energi, infrastruktur, data center hingga teknologi. 

Misalnya, Grup Salim memiliki 6,07% saham PT Bank Mega Tbk milik pengusaha Chairul Tanjung. Konglomerat lain yang berkongsi dengan Grup Salim adalah Arifin Panigoro, pendiri dan pemegang saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
 
Salim memiliki saham MEDC melalui Diamond Bridge Pte Ltd. Perusahaan ini merupakan holding company yang berbasis di Singapura serta dikendalikan oleh Anthoni Salim, pemilik Grup Salim.
 
Diamond Bridge menjadi pemilik saham MEDC sejak tahun 2019 lalu. Berdasarkan data RTI, per 30 Juni 2021, Diamond Bridge menggenggam 21,46% saham MEDC. Posisi Diamond Bridge hanya kalah dari PT Medco Daya Abadi Lestari yang memiliki 51,50% saham MEDC. Medco Daya Abadi Lestari menjadi pengendali MEDC.
 
Lebih lanjut, Grup Salim melalui Diamond Bridge disebut-sebut sudah memperbesar kepemilikan sahamnya di MEDC menjadi lebih dari 60% sehingga berstatus sebagai pemilik saham mayoritas. Hal ini bisa terjadi lantaran perusahaan itu mendanai Medco Daya Abadi Lestari untuk mengakuisisi Ophir Energy Plc, perusahaan migas yang berbasis di London, Inggris.
 
Dalam perjanjian pendanaan akuisisi tersebut, Diamond Bridge memiliki opsi untuk mengonversi utang menjadi saham. Dengan skema inilah Grup Salim disebut-sebut menguasai 60% saham MEDC.
 
KONTAN mencoba mengonfirmasi langsung isu meningkatnya kepemilikan saham Diamond Bridge di MEDC kepada Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro. Akan tetapi, adik Arifin Panigoro itu membantah isu tersebut. “Itu hoaks," kata dia, kepada KONTAN, Rabu (4/8).
 
Selain di Medco dan Bank Mega, Grup Salim khususnya sang pemilik Anthony Salim, juga mempunyai kepemilikan saham di PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK). Apalagi, Anthony Salim dan pemilik EMTK keluarga Sariaatmadja sudah berkongsi bisnis selama 14 tahun. Hingga kini, Salim masih setia memegang 9% saham Elang Mahkota Teknologi.
 
Direktur dan Corporate Secretary PT Elang Mahkota Teknologi, Titi Maria Rusli mengemukakan, saat ini Anthony Salim memiliki 9% saham di EMTK. Meski menggenggam saham yang cukup besar, Titi tidak membeberkan potensi kerjasama strategis atau sinergi bisnis yang akan dijalin antara EMTK dan Grup Salim. 
 
Namun, Titi menyampaikan, EMTK terbuka berkerjasama dengan berbagai pihak untuk mendorong kolaborasi usaha. "Kami selalu terbuka untuk bekerja sama dengan setiap pihak yang kegiatan usahanya mendukung EMTK," kata Titi kepada KONTAN, Rabu (4/8).
 
Jejak bisnis Grup Salim juga terlihat di bisnis ritel (Fast Food Indonesia, Nippon Indosari), perusahaan e-commerce hingga bisnis panglana data (lihat tabel).
 
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, strategi konglomerasi dilakukan untuk pengembangan bisnis ke berbagai sektor guna mengintegrasikan pasar dan membuat diversifikasi pemasukan.
 
Misalnya, ketika konglomerasi masuk industri otomotif, sangat mungkin mereka juga masuk ke sektor bisnis energi dan jalan tol. Sedangkan untuk digital ekonomi merupakan sektor yang sangat prospektif, juga bagus untuk menunjang industri telekomunikasi dan internet. "Jadi istilahnya dalam satu ekosistem industri ada beberapa lini bisnis dari Grup Salim yang eksis. Jadi faktor profit dan duit yang menyebabkan Grup Salim bisa berekspansi ke beberapa lini bisnis," sebut Huda.        

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:45 WIB

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh

Adanya pertumbuhan penjualan mobil bekas setidaknya tergambar dari pembiayaan multifinance yang meningkat.

 Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:39 WIB

Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti

Impor LPG, bahan bakar minyak, dan minyak mentah dari AS akan menambah beban fiskal karena jumlah subsidi membengkak

 Dari Finance Terjun ke Properti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:33 WIB

Dari Finance Terjun ke Properti

Perjalanan karier Surina sebagai ahli keuangan hingga menjadi Direktur PT Indonesian Paradise Property Tbk

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap

ITMG mengembangkan bisnis EBT melalui anak usahanya, PT ITM Bhinneka Power (IBP) dan PT ITM Energi Utama

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor

MBTO sudah aktif menjajaki pasar luar negeri sejak 2011 silam, dan terus meningkatkan agresivitas ekspansi mereka.

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen

Pemerintah ingin CPO hingga kayu manis dikenakan tarif bea masuk Amerika Serikat sebesar nol persen  

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi

Di tengah isu likuiditas ketat yang kerap dikeluhkan oleh bankir, secara mengejutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan melesat pada Juni 2025. 

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim

DJP sebut belum ada satu pun wajib pajak yang mengajukan tax holiday terkait financial center, pemindahan kantor pusat, serta super tax deduction

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru

Mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun hingga akhir kuartal kedua tahun ini atau 30 Juni 2025.

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:15 WIB

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah

Muhammadiyah masih berniat untuk memiliki Bank Umum Syariah (BUS) dan tengah menjajaki membeli KB Bank Syariah.

INDEKS BERITA