KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Sentimen pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pekan ini cukup mempengaruhi hasil lelang surat utang negara (SUN), kemarin.
Terbukti, nilai penawaran masuk pada lelang kali ini turun jika dibandingkan lelang SUN sebelumnya.
Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, nilai penawaran masuk pada lelang SUN kali ini tercatat sebesar Rp 43,27 triliun.
Bandingkan dengan lelang SUN pada 16 Juli lalu yang berhasil memperoleh nilai penawaran masuk Rp 53,14 triliun.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, para investor masih dalam kondisi wait and see lantaran agenda FOMC semakin dekat.
Meski The Federal Reserves hampir pasti memangkas suku bunga acuan AS, para investor masih coba menerka arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) ke depan.
Apalagi, sejumlah data ekonomi AS menunjukkan hasil positif saat dirilis pekan lalu.
Di samping itu, penantian terhadap perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China juga berdampak pada kelangsungan lelang SUN.
"Akhir-akhir ini pasar sekunder obligasi juga mengalami koreksi karena ada sejumlah sentimen eksternal," ujar dia.
Kondisi pasar obligasi yang sedikit memburuk juga membuat pemerintah tidak terlalu agresif meraup dana dari lelang SUN kali ini.
Terbukti, nominal yang dimenangkan dari tujuh seri SUN yang ditawarkan hanya Rp 21,45 triliun.
Nilai tersebut memang lebih tinggi dari target indikatif sebesar Rp 15 triliun. Tapi, jumlah ini lebih rendah dari pencapaian lelang sebelumnya, yakni Rp 22,05 triliun.
Kendati begitu, Josua menganggap jumlah penawaran yang masuk masih cukup besar. Artinya, masih banyak investor yang berminat untuk masuk ke pasar obligasi domestik.
"Posisi yield SUN Indonesia yang tergolong tinggi di kawasan Asia-Pasifik menjadi pemicu investor untuk masuk ke pasar obligasi nasional melalui lelang," tambah Josua.
Selain itu, keberadaan seri-seri baru, seperti FR0082 dan FR0081, turut membuat lelang SUN hari ini kompetitif.
Kedua seri ini menarik banyak perhatian investor mengingat statusnya sebagai calon SUN benchmark untuk tenor 5 dan 10 tahun untuk tahun depan.