Jelang Transisi Jaringan, Harga Ethereum Bakal Ikut Terkerek

Selasa, 13 September 2022 | 05:05 WIB
Jelang Transisi Jaringan, Harga Ethereum Bakal Ikut Terkerek
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ethereum (ETH) bakal kembali naik. Pasalnya, ETH akan memasuki fase the merge, yaitu transisi jaringan ethereum dari mekanisme proof of work menjadi proof of stake. 

Senin (12/9) per pukul 17.51 WIB, harga ethereum (ETH) bertengger di US$ 1.746,41 per ETH, turun 0,11% dibanding sehari sebelumnya dan naik 11,7% sepekan terakhir. 

Menurut Trader Tokocrypto Afid Sugiono, proses perpindahan protokol dari proof of work ke proof of stake ini bisa mengatasi masalah skalabilitas, efisiensi dan kecepatan transaksi.  "Nantinya akan jauh lebih efisien untuk mining," kata dia, kemarin. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Level US$ 22.000, Mata Uang Kripto Ini Pimpin Kenaikan

Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir berpendapat, jaringan proof of stake menjanjikan kenaikan performa dalam kecepatan transaksi. Namun, ini bisa saja bukan hal baik terhadap harga ethereum. Sebab, saat ini banyak dana yang nyangkut dalam staking jaringan ETH. 

Jadi, Christopher melihat harga ETH akan cenderung tertekan. "Harga ETH setelah penggabungan bisa tertekan karena sebelum penggabungan pelaku pasar staking dana mereka, namun tidak diberi kesempatan untuk menarik dana," jelas Christopher. 

Selain itu, Christopher menuturkan, fundamental ethereum juga masih membutuhkan pembuktian. Pasalnya, banyak jaringan proof of stake, yang meski lebih efisien, ternyata gagal. "Volume transaksi ethereum juga masih cenderung stagnan. Tapi likuiditasnya cukup baik dengan transaksi harian lebih dari US$ 10 miliar," kata dia. 

Baca Juga: Ethereum Diperkirakan Masih Akan Tertekan Setelah Penggabungan

Afid menyebut, jelang the merge, harga ETH akan menuju kisaran US$ 1.911-US$ 2.031 per ETH. 
Investor mata uang kripto juga perlu mencermati proses merge ethereum ini. Pasalnya, menurut Afid, proses the merge akan mempengaruhi ribuan proyek kripto yang menggunakan jaringan blockchain ethereum sebagai landasan pengembang. 

"Sudah tentu ini akan menggerakkan altcoin lainnya yang mengikuti jaringan aset kripto tersebut," papar Afid. Ia menilai, minat pelaku pasar masuk ke altcoin kemungkinan akan meningkat usai proses penggabungan jaringan ethereum ini. Altcoin berpotensi lebih diminati ketimbang bitcoin.

Afid menyebut, ada beberapa altcoin yang berpotensi mendapat keuntungan jangka pendek dari proses penggabungan jaringan ethereum ini. Di antaranya adalah mata uang kripto Cardano (ADA) dan Terra Classic (LUNC).

Sekadar informasi, harga LUNC melesat tinggi sebulan terakhir. Pada 8 September lalu, harga LUNC mencapai US$ 0,0005856, tertinggi sebulan terakhir. 

Harga terendah sebulan terakhir di US$ 0,00008664. Bila dihitung dari harga terendah ke harga tertinggi tersebut, LUNC sudah menguat 575,90%. Per pukul 20.10 WIB kemarin, LUNC berada di level US$ 0,0003827.

Baca Juga: Momen The Merge Berpotensi Mendorong Harga Ethereum Menanjak

Bagikan

Berita Terbaru

Periode Akumulasi Saham BREN Tengah Berlangsung Sejak November, Berlanjut Hingga Kini
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:52 WIB

Periode Akumulasi Saham BREN Tengah Berlangsung Sejak November, Berlanjut Hingga Kini

Periode akumulasi saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) oleh investor asing masih berlanjut di awal 2025.

United Tractors (UNTR) Siap Menggeber Ekspansi di Tahun 2025
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:39 WIB

United Tractors (UNTR) Siap Menggeber Ekspansi di Tahun 2025

Fokus anak usaha Astra International (ASII) ini masih mengarah pada pengembangan portofolio non-batubara. Sembari menggenjot keunggulan operasi. 

Ekonomi Tak Pasti, Emiten Tambang dan Energi Lebih Berhati-hati
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:28 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Emiten Tambang dan Energi Lebih Berhati-hati

Emiten mengucurkan capex lebih selektif sesuai pengerjaan proyek ekspansi dan pengembangan saat eksisting. 

Pemerintah Memastikan Layanan Haji 2025 Optimal
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:15 WIB

Pemerintah Memastikan Layanan Haji 2025 Optimal

Besaran biaya haji untuk tahun 2025 yang lebih rendah dari tahun lalu merupakan permintaan langsung dari Presiden.

Kurs Rupiah Masih Akan Melemah Terbatas Terhadap Dolar AS
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:14 WIB

Kurs Rupiah Masih Akan Melemah Terbatas Terhadap Dolar AS

Rupiah berpotensi kembali melemah seiring komentar The Fed yang mengatakan, berhati-hati dengan pemotongan suku bunga lebih lanjut. 

Ekspor Barang Elektronik Indonesia Terus Bertumbuh
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:05 WIB

Ekspor Barang Elektronik Indonesia Terus Bertumbuh

Pertumbuhan ekposr sektor industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik pada kuartal III 2024  sebesar 7,29%.​

Meski Prospek Sektoral Kurang bisa Diharapkan, Saham PWON Masih Jadi Unggulan
| Rabu, 08 Januari 2025 | 07:00 WIB

Meski Prospek Sektoral Kurang bisa Diharapkan, Saham PWON Masih Jadi Unggulan

Valuasi harga saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sudah jauh lebih murah dibanding rata-rata lima tahun.

Perbankan Pacu Pembiayaan Konsumer Lewat Paylater
| Rabu, 08 Januari 2025 | 06:50 WIB

Perbankan Pacu Pembiayaan Konsumer Lewat Paylater

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, baki debet paylater milik perbankan per November 2024 mencapai mencapai Rp 21,77 triliun​

Bisnis Bulion Bantu Pegadaian Kejar Laba
| Rabu, 08 Januari 2025 | 06:50 WIB

Bisnis Bulion Bantu Pegadaian Kejar Laba

Pegadaian siap tancap gas usai mendapatkan izin kegiatan usaha bulion dari OJO pada awal tahun 2025 ini.

Intip Perkembangan Rekening Pasif di Tengah Kemudahan Buka Akun Bank
| Rabu, 08 Januari 2025 | 06:30 WIB

Intip Perkembangan Rekening Pasif di Tengah Kemudahan Buka Akun Bank

Rekening dorman atau rekening pasif berpotensi meningkat di tengah kemudahan bukan rekening secara online

INDEKS BERITA

Terpopuler