ILUSTRASI. Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus Covid 19 namun Pemprov Bali telah mengimbau para pengusaha hotel agar tidak me
Reporter: Fransiska Firlana, Jane Aprilyani | Editor: Asnil Amri
KONTAN.CO.ID - Sekalipun banyak penginapan yang sepi pengunjung karena pandemi, bahkan merelakan harus tutup, tapi masih ada hotel yang bisa mendapatkan rejeki. Menurut Riza Muhammad, Corporate Sales Manager RedDoorz dalam kondisi sekarang memang untung-untungan untuk mendapatkan pemesanan kamar dalam kapasitas group. Makanya, kebanyakan hotel atau penginapan yang masih buka lebih banyak mengandalkan tamu mandiri dan tamu yang ingin isolasi mandiri.
Tidak sedikit, pemilik hotel-hotel low bugjet yang memanfaatkan peluang di saat ini. Ketika hotel-hotel berbintang atau mewah tutup karena persoalan operasional, hotel low bugjet justru menjadi pilihan konsumen. “Di Jakarta keterisian kamar kami mencapai 1.000 rooms night, sedangkan di Balikpapan dapat 3.000 rooms night untuk bulan lalu,” jelas Riza.
Riza menambahkan, bahkan bulan ini di Balikpapan juga tercatat ada 3.000 rooms night yang terpesan. Ini merupakan perpanjangan kontrak dari penyewa sebelumnya. Pun yang di Jakarta untuk bulan ini mencapai 2000 room night yang sudah dipesan.
Di Jakarta pemesanan kamar banyak dilakukan untuk menginap tenaga medis. Sedangkan di Balikpapan, hotel banyak disewa oleh tenaga kerja perusahaan minyak dan gas yang terlanjur datang karena kontrak sehingga mereka tetap harus bekerja kendati kondisi pandemi.
“Jadi lumayan banget masih ada peluang kalau mau jeli di saat hotel-hotel berbintang tutup. Tapi kami tetap memperhatikan standar keamanan pengunjung dan pelayan,” ujar Riza.
Terlebih setelah ada agregator hotel yang tutup, bertambah lagilah peluang bagi agregator lain. “Jadi sekalipun pergerakan orang masih terbatas, tapi tetap saja ada yang menjalankan kewajiban seperti keharusan bekerja. Ini yang harus kami layani," jelas Riza. Bisa saja, konsumen tesebut terbiasa menggunakan agregator lain, atau pasar hotel berbintang. Kini, "Mereka memilih hotel low budget karena hotel berbintang tutup,” jelas Riza. u
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.