Jual Saham AMRT Rp 1,5 T, Kinerja Dua dari Tiga Saham yang GOTO Miliki Masih Minus

Kamis, 15 Desember 2022 | 04:35 WIB
Jual Saham AMRT Rp 1,5 T, Kinerja Dua dari Tiga Saham yang GOTO Miliki Masih Minus
[ILUSTRASI. Selain AMRT, GoTo Gojek Tokopedia tercatat memiliki saham ARTO, MPPA, dan BIRD dalam portofolio sahamnya.]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai merealisasikan rencana divestasi portofolio investasi dengan melepas saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten pemilik jaringan gerai minimarket Alfamart. 

Selain  AMRT, GoTo masih memiliki setidaknya tiga saham lain dalam portofolio investasinya. Jika dihitung, dua di antaranya masih mencatatkan kinerja minus. 

Seperti diketahui, manajemen GOTO kemarin, Rabu (14/12), mengumumkan telah merampungkan penjualan saham AMRT senilai Rp 1,5 triliun. 

Tidak ada informasi berapa jumlah saham AMRT yang GOTO miliki dan di harga berapa transaksi penjualan saham AMRT dilangsungkan. Manajemen GOTO juga tak menginformasikan berapa keuntungan yang mereka raup dari hasil penjualan saham AMRT tersebut. 

Yang jelas, GOTO maupun anak usahanya tak tercatat sebagai pemegang saham AMRT dengan kepemilikan saham di atas 5%. Dengan asumsi harga penjualan saham AMRT digelar di posisi penutupan kemarin sebesar Rp 2.590 per saham, maka jumlah saham AMRT yang GOTO jual berkisar 579,15 juta atau sekitar 1,4% dari total saham AMRT.

Baca Juga: Drama Meikarta Berlanjut, Konsumen Merasa Dirugikan dan Kini Menagih Janji Pengembang

Meski telah melego saham AMRT yang dimilikinya, manajemen GOTO menyebutkan, ke depan akan terus bermitra dengan Alfamart. Dalam beberapa tahun terakhir, GOTO dan Alfamart memang telah menjalin kerja sama dalam berbagai kolaborasi. 

Tentu, GOTO memiliki alasan tersendiri saat memilih melakukan divestasi. Jacky Lo mengatakan, divestasi tersebut konsisten dengan strategi jangka panjang GOTO untuk fokus pada bisnis inti perusahaan.

Sebelumnya, dalam paparan publik pada Kamis (8/12) pekan lalu, Jacky mengatakan, GOTO akan mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-core dan portofolio investasi. GOTO juga tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi kepada percepatan profitabilitas. 

Divestasi saham AMRT tersebut juga sejalan dengan kinerja saham AMRT. Seperti diketahui, harga saham AMRT sepanjang tahun ini terus bergerak menguat. 

Pada 30 November lalu, harga saham AMRT ditutup di posisi Rp 3.090 per saham. Itu merupakan posisi tertinggi saham AMRT sepanjang masa alias all time high. Kemarin, Rabu (14/12), harga saham AMRT ditutup di posisi Rp 2.590 per saham. Sepanjang tahun ini, harga saham AMRT melesat hingga lebih dari dua kali lipat. 

"Saham AMRT menunjukkan kinerja kuat sehingga memberikan peluang bagi kami untuk merealisasikan keuntungan yang signifikan dalam investasi minoritas kami," ujar CFO Group GoTo Jacky Lo dalam keterangan resmi. 

 

 

Selain saham AMRT, GOTO masih memiliki tiga saham lain dalam portofolio investasinya. Yang paling besar adalah saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Di bank yang dikendalikan oleh Jerry Ng dan Patrick Sugito Walujo itu, GOTO membenamkan investasinya melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa. 

Tidak ada informasi kapan pertama kali Dompet Karya Anak Bangsa mulai berinvestasi di saham ARTO. Yang jelas, pada 18 Desember 2020 lalu, Dompet Karya Anak Bangsa menggelar transaksi pembelian saham ARTO sebanyak 1.956.600.000 saham. 

Transaksi tersebut digelar di harga Rp 1.150 per saham, jauh di bawah harga pasar saham ARTO yang kala itu di kisaran Rp 3.900 per saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 2,25 triliun.

 

 

Sebelum transaksi tersebut, Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay telah mengantongi 449.145.000 saham yang mewakili 4,14% dari total saham ARTO. Alhasil, pasca transaksi, kepemilikan GoPay atas saham ARTO bertambah menjadi 2.405.745.000 saham yang mewakili 22,16% dari total saham Bank Jago. 

Pada 16 Maret 2021, Dompet Karya Anak Bangsa kembali menambah kepemilikan saham ARTO melalui aksi rights issue yang Bank Jago gelar. Saat itu, GOTO menambah 560 juta saham ARTO dengan harga pembelian Rp 2.350 per saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 1,32 triliun. 

Pasca transaksi tersebut, GOTO hingga kini menguasai 2.965.745.000 saham ARTO. Jumlah tersebut mewakili 21,4% dari total saham Bank Jago. 

 

 

Harga saham ARTO menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di posisi Rp 19.500 per saham pada Januari lalu. Namun, setelah itu, harga saham ARTO terus bergerak melemah. 

Pada perdagangan kemarin, Rabu (14/12), harga saham ARTO ditutup di posisi Rp 4.060 per saham. Dihitung sejak awal tahun, harga saham ARTO anjlok sebesar 74,63%. 

Dengan demikian, kinerja saham ARTO tahun ini tercatat minus. Meski demikian, dibandingkan modal pembelian saham ARTO, GOTO masih tercatat untung gede.

 

Portofolio lain yang GOTO miliki adalah saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pemilik gerai supermarket Hypermart. GOTO masuk ke emiten yang dikendalikan oleh Grup Lippo tersebut saat masih bernama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek pada 4 Oktober 2021. 

Saat itu, Gojek membeli 507.142.900 saham MPPA di harga Rp 700 per saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 355 miliar. Hingga saat ini, jumlah saham MPPA yang GOTO miliki tidak mengalami perubahan. Jumlahnya mewakili 6% dari total saham MPPA. 

Namun, nilai kepemilikan sahamnya terus menurun. Maklum, kinerja saham MPPA terus melemah. Rabu (14/12) kemarin, harga saham MPPA ditutup di posisi Rp 151 per saham. Sepanjang tahun ini, harga saham MPPA anjlok sebesar 65,21%. 

Itu artinya, nilai investasi GOTO di saham MPPA saat ini hanya berkisar Rp 76,58 miliar. Artinya, yang belum direalisasikan GOTO dari investasi di saham MPPA mencapai Rp 278,42 miliar. 

 

 

Satu lagi saham yang ada di dalam portofolio GOTO adalah saham PT Blue Bird Tbk (BIRD). GOTO, yang saat itu masih bernama Aplikasi Karya Anak Bangsa, masuk ke saham BIRD pada 13 Februari 2020. 

Saat itu, Gojek membeli 108,21 juta saham BIRD di harga Rp 3.800 per saham. Nilai transaksinya sekitar Rp 411,15 miliar. 

Baca Juga: Dua Emiten Konstruksi PTPP dan Totalindo (TOPS) Digugat PKPU, Begini Kronologinya

Kinerja saham BIRD sepanjang tahun ini tercatat masih positif. Kemarin, harga saham BIRD ditutup di posisi Rp 1.535 per saham. Sepanjang tahun ini, harga saham BIRD naik 11,23%. 

Meski begitu, dibandingkan modal pembelian sebesar Rp 3.800 per saham, investasi GOTO di BIRS jelas masih minus. Dengan hitungan harga penutupan kemarin, nilai investasi GOTO di BIRD saat ini hanya sebesar Rp 166,1 miliar. Artinya, rugi yang belum GOTO realisasikan dari investasi di saham BIRD sebesar Rp 295 miliar.

Toh, kerugian yang belim direalisasikan dari investasi di MPPA dan BIRD masih bisa ditutup dari cuan gede dari investaso GOTO di saham ARTO. Selain itu, kinerja saham GOTO sendiri saat ini juga sedang terseok-seok. 

Bagikan

Berita Terbaru

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:39 WIB

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi

Kewaspadaan dan literasi analisis tetap menjadi kunci utama untuk bertahan dan meraih keuntungan yang berkelanjutan di kripto.

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:06 WIB

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP

Proses merger akan berlanjut pada penggabungan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Tbk (PTPP) yang diharapkan bisa selesai di 2026.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 08:08 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara

Harga emas yang lebih tinggi mendorong revisi naik estimasi laba bersih UNTR untuk tahun 2025–2027 sebesar 5%–7%.

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:52 WIB

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?

Sejumlah faktor, yakni kondisi fiskal, daya beli, dan kinerja laba korporasi yang masih lesu menjadi perhatian investor institusi.

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:47 WIB

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebutkan elektrifikasi menjadi bagian dari upaya modernisasi perkeretaapian nasional.

Negosiasi Pertamina dan  SPBU Swasta Belum Tuntas
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:44 WIB

Negosiasi Pertamina dan SPBU Swasta Belum Tuntas

Negosiasi ini menggantikan mekanisme lelang yang semula digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM di SPBU swasta.

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan

Selama puluhan tahun Indonesia terjebak dalam lingkaran "kutukan SDA". Kekayaan alam melimpah ruah, tetapi miskin nilai tambah dan  teknologi.

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:31 WIB

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang

Pemerintah Indonesia kembali aktif dalam pergaulan internasional, termasuk negosiasi dagang dengan sejumlah negara

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:15 WIB

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi

Di masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 lalu, Aburizal Bakri duduk dalam jajaran Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran.

Ekonomi Global Tak Pasti, Harga Emas dan Aset Kripto Mendaki
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Ekonomi Global Tak Pasti, Harga Emas dan Aset Kripto Mendaki

Dalam satu tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, harga komoditas seperti emas dan aset kripto melambung.

INDEKS BERITA

Terpopuler