Kabur Aja Dulu

Kamis, 20 Februari 2025 | 06:10 WIB
Kabur Aja Dulu
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
SS Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sepeda motor baru selama Januari 2025 mengalami penurunan sebesar 5,98% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024. Mengacu data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor sepanjang Januari 2025 hanya sebanyak 557.191 unit, sedang di Januari 2024 mencapai 592.658 unit.

AISI menyebutkan, ada faktor eksternal yang memengaruhi daya beli konsumen, seperti kenaikan harga opsi kendaraan dan suku bunga lebih tinggi. Sejatinya, minat masyarakat terhadap motor masih tinggi, tapi mereka sangat price sensitive. Begitu ada sedikit kenaikan harga atau suku bunga, pembelian motor menjadi tertunda.

Meski optimistis penjualan di kuartal-kuartal berikutnya bakal membaik, kalau Februari tidak menunjukkan perbaikan, AISI akan menyesuaikan proyeksi penjualan motor tahun ini. AISI menargetkan penjualan motor mencapai 6,7 juta unit di 2025, lebih tinggi dari realisasi 2024 sebesar 6,33 juta unit.

Sudah daya beli lesu, tak sedikit pengeluaran masyarakat tersedot buat judi online. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, per Oktober 2024, jumlah penduduk Indonesia yang terlibat judi online mencapai 4 juta orang. Angka ini didominasi kelompok usia 30 tahun-50 tahun, yang tentu merupakan target pasar sepeda motor.

Ingin mendapatkan pendapatan tinggi secara instan, menjadi alasan orang bermain judi online. Tapi, bukan pendapatan tinggi yang mereka dapat, malah terjerat utang.

Cuma, tak sedikit pula yang menginginkan pendapatan tinggi, memilih bekerja di luar negeri. Belakangan, tagar Kabur Aja Dulu pun menggema di media sosial X. Tagar ini merupakan ekspresi warganet atas kondisi terkini di Indonesia.

Tagar ini makin menggema lantaran respons sejumlah menteri yang mengganggap masyarakat yang mengikuti tren Kabur Aja Dulu seolah menunjukkan kurangnya sikap patriotik terhadap Tanah Air.

Tapi, pemerintah tidak bisa membendung keinginan masyarakat yang ingin kehidupan lebih baik. Sementara pemerintah belum bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik di Indonesia.

Apalagi, banyak kisah sukses orang yang bekerja di luar negeri, membuat orang tertarik untuk mengikuti jejak. Sebab, sekalipun bekerja sebagai buruh atau pemetik buah, nyatanya, penghasilan mereka bisa buat membangun rumah, membeli tanah, dan lainnya di kampung halaman. Padahal, mereka baru bekerja beberapa tahun saja.

Selanjutnya: Mewaspadai Jual Beli Izin Usaha Minerba

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham INTP Anjlok Terus Sejak Akhir 2024, Investor Asing Banyak yang Nyangkut
| Jumat, 21 Februari 2025 | 17:46 WIB

Harga Saham INTP Anjlok Terus Sejak Akhir 2024, Investor Asing Banyak yang Nyangkut

Industri semen di kuartal I-2025 akan dihadapi dengan persoalan cuaca, belanja konstruksi yang rendah di awal tahun, dan banyaknya hari libur.

Kabar Royalti Nikel Naik Jadi 15%, Laba ANTM, INCO, Hingga MBMA bisa Tergerus Lumayan
| Jumat, 21 Februari 2025 | 11:47 WIB

Kabar Royalti Nikel Naik Jadi 15%, Laba ANTM, INCO, Hingga MBMA bisa Tergerus Lumayan

Penurunan laba dari penjualan bijih nikel emiten diprediksi bisa mencapai hingga 9% jika tarif royalti dinaikkan.

Terbitkan SBN untuk Sokong 3 Juta Rumah
| Jumat, 21 Februari 2025 | 08:53 WIB

Terbitkan SBN untuk Sokong 3 Juta Rumah

Hal ini diputuskan dalam rapat Kemkeu dengan Kementerian Perumahan dan Permukiman, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, dan Komisi XI DPR

Awas! Rasio Utang Pemerintah Merambat Naik
| Jumat, 21 Februari 2025 | 08:44 WIB

Awas! Rasio Utang Pemerintah Merambat Naik

Rasio utang pemerintah tahun 2024 naik menjadi 39,67% PDB, setara dengan rasio utang saat awal Covid 2020

Berlomba-lomba Rebut Pangsa Pasar, Persaingan Harga Layanan Telekomunikasi Kian Ketat
| Jumat, 21 Februari 2025 | 08:34 WIB

Berlomba-lomba Rebut Pangsa Pasar, Persaingan Harga Layanan Telekomunikasi Kian Ketat

Kualitas layanan internet operator telekomunikasi di Indonesia, baik fixed broadband maupun mobile internet jauh di bawah negara lain

Rupiah Siap-Siap Melemah Lagi di Akhir Pekan
| Jumat, 21 Februari 2025 | 07:52 WIB

Rupiah Siap-Siap Melemah Lagi di Akhir Pekan

Arah pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi perubahan kondisi ekonomi global, terutama terkait kebijakan suku bunga

Tanpa Intervensi Bank Indonesia (BI), Rupiah Bisa Terkapar ke Rp 17.000 Per Dolar AS
| Jumat, 21 Februari 2025 | 07:50 WIB

Tanpa Intervensi Bank Indonesia (BI), Rupiah Bisa Terkapar ke Rp 17.000 Per Dolar AS

Rupiah akan mampu bertahan di  Rp 16.000 - Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat (AS), terutama didorong oleh aksi intervensi BI. 

Tanpa Intervensi Bank Sentral, Rupiah Bisa ke Rp 17.000
| Jumat, 21 Februari 2025 | 07:48 WIB

Tanpa Intervensi Bank Sentral, Rupiah Bisa ke Rp 17.000

Meski Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate, rupiah diperkirakan masih akan tertekan untuk jangka pendek.

Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Tertekan Kelesuan dan Persaingan Pasar
| Jumat, 21 Februari 2025 | 07:45 WIB

Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Tertekan Kelesuan dan Persaingan Pasar

Di tengah utilisasi rendah, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tertekan biaya pemeliharaan pabrik yang lebih besar.

Sanken Argadwija akan Tetap Ekspansi
| Jumat, 21 Februari 2025 | 07:42 WIB

Sanken Argadwija akan Tetap Ekspansi

Adapun pabrik Sanken yang akan berhenti produksi ini merupakan investasi penanaman modal asing (PMA)

INDEKS BERITA

Terpopuler