Kamu Nanyea

Senin, 21 November 2022 | 08:00 WIB
Kamu Nanyea
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan kemarin, dua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yakni G20 dan COP27 usai digelar. Pasca gegap gempita acara berlalu, tersisa pertanyaan; apa hasil konkret yang didapatkan?

KTT G20 yang berakhir 16 November di Bali, mengesahkan Deklarasi Pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders Declaration. Ada 52 poin yang antara lain memuat isu perang Rusia-Ukraina, keamanan pangan, teknologi digital, keuangan, sistem perdagangan, kesehatan, ketahanan energi dan perubahan iklim.

Poin ke-16 deklarasi mendesak negara-negara maju untuk memenuhi komitmen dalam memobilisasi bersama dana US$ 100 miliar per tahun selama 2020-2025 untuk memitigasi dampak perubahan iklim.

Deklarasi juga mendukung pembiayaan iklim dari batas bawah US$ 100 miliar per tahun untuk negara-negara berkembang yang membantu dalam memenuhi tujuan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan implementasi Perjanjian Paris. 

Kalau pengesahan Deklarasi Pemimpin G20 yang di dalamnya memuat rumusan pembiayaan iklim berjalan relatif lancar, lain cerita dengan KTT COP27 di Sharm el-Sheikh. Padahal Negara-negara G20 juga tergabung di COP27.

Setelah melewati diskusi tegang hingga melewati batas waktu, COP27 Mesir merilis draf kesepakatan pada 20 November. Namun teks yang memuat rumusan dana kerugian dan kerusakan iklim (loss and damage fund) masih menyisakan banyak keputusan paling kontroversial hingga tahun depan. 

Termasuk, siapa yang harus membayar dana tersebut. Sementara dana itu ditujukan bagi negara-negara rentan dalam mengatasi aneka bencana alam yang dipicu oleh emisi karbon bersejarah oleh negara-negara industri kaya.

Teks juga menyertakan referensi 'energi rendah emisi'. Pemuatan referensi itu menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa orang tentang peluang peningkatan penggunaan gas alam.

Asal tahu, banyak negara dan korporasi yang mempromosikan gas alam sebagai sumber energi yang lebih baik ketimbang minyak maupun gas bumi sehingga masih layak untuk dipertahankan. Padahal, gas alam juga merupakan bahan bakar fosil penghasil emisi karbon dioksida dan metana.

Jadi kalau "kamu nanyea", istilah yang belakangan sedang viral yang berarti ada yang bertanya, soal hasil konkret KTT terkait pencegahan perubahan iklim yang lebih buruk, sejauh ini bisa dibilang belum ada. Paling banter hanya berupa komitmen.

Bagikan

Berita Terbaru

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap
| Sabtu, 22 November 2025 | 20:10 WIB

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap

UNVR lebih cocok untuk investor jangka menengah–panjang yang mencari saham defensif dengan dividen stabil, bukan untuk momentum trading.

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi
| Sabtu, 22 November 2025 | 18:24 WIB

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi

Presiden Direktur Grup Sampoerna Bambang Sulistyo mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:43 WIB

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas

Kontrak kerja sama yang baru dikantonginya menjadi katalis terdekat bagi emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini.

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:18 WIB

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto

Likuiditas yang flat ini membuat pasar juga berada dalam mode bearish, terutama bagi koin selain bitcoin.

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

INDEKS BERITA

Terpopuler