Kebijakan Supercepat

Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:05 WIB
Kebijakan Supercepat
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era media sosial menyebabkan penyebaran informasi melesat jauh lebih cepat ketimbang ketika hanya ada media massa sebagai penyebar informasi ke masyarakat. Efek percepatan sangat kita rasakan belakangan ketika reaksi atas kebijakan pemerintah langsung mencuat di media sosial.

Informasi kasus keracunan yang terjadi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyebar cepat dan luas. Ini memunculkan reaksi segera dari berbagai pihak. Hal serupa juga terjadi pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyentuh hajat hidup orang banyak seperti pajak, kelangkaan BBM, pembentukan badan pengelola dana, hingga program Koperasi Merah Putih. 

Terbaru, kasus pencabutan ID pers Istana terhadap wartawan. Setelah reaksi besar di media sosial dan media massa, pemerintah mengembalikan ID pers tersebut. 

Di era yang supercepat ini, bukan berarti pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan yang supercepat lalu menarik kebijakan tersebut jika tiba-tiba ada reaksi negatif dari masyarakat. 

Berbagai langkah pemerintah yang dengan cepat direvisi dalam tempo singkat ini menyebabkan kita bertanya-tanya. Apakah pemerintah tidak berpikir dan menimbang dengan matang sebelum mengambil tindakan atau kebijakan? Apakah pemerintah menjalankan negara dengan cara trial and error?

Sebagai pembayar pajak yang juga digunakan untuk membiayai pemerintahan, rakyat Indonesia harus mendapatkan pemerintahan yang bijaksana dalam mengelola negara. Rakyat tak butuh kebijakan terburu-buru yang justru mengecewakan di tengah jalan.

Apalagi kebijakan tersebut diluncurkan di tengah kondisi yang biasa-biasa, bukan dalam kondisi darurat. Saat ini pemerintah sedang merevisi besar-besaran program MBG yang langsung berjalan tiga bulan setelah pemerintahan terbentuk. Pemerintah mengevaluasi program ini setelah ada kasus besar yang membahayakan kesehatan anak-anak.

Jika kita lihat, Presiden Prabowo Subianto memang menginginkan pemerintahan yang sat-set, cepat menjalankan perintah. Tapi melihat berbagai kebijakan yang naik turun, kita melihat pemerintah sepertinya kurang bersikap hati-hati.

Untuk menjalankan usaha kecil saja kita perlu riset pasar dulu, menimbang apakah bisnis menguntungkan lewat feasibility study. Tak mungkin menjalankan suatu negara berpotensi ekonomi besar seperti Indonesia hanya dengan coba-coba.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:52 WIB

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi

Uang beredar pada periode Desember 2025 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 11% hingga 13% yoy

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:50 WIB

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan

Kinerja TCID sepanjang 2025 menunjukkan tren yang cukup baik. Merujuk laporan keuangan Januari–September 2025, penjualan tumbuh dua digit.

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38 WIB

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot

Hingga Oktober 2025, kinerja investasi dapen masih mencetak pertumbuhan, dengan tingkat return on investment (ROI) di level 7,03%.

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:25 WIB

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu

Mata uang Garuda di pasar spot ditutup melemah 0,02% secara harian ke Rp 16.745 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/12)

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 04:15 WIB

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal

Dengan suku bunga yang lebih rendah, perusahaan gadai bisa mendapat biaya dana yang lebih ringan yang bisa berdampak positif pada profitabilitas.

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler