Kelar Restrukturisasi Utang, Krakatau Steel Berniat Akuisisi Perusahaan Baja

Selasa, 11 Juni 2019 | 09:40 WIB
Kelar Restrukturisasi Utang, Krakatau Steel Berniat Akuisisi Perusahaan Baja
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus berupaya merampungkan proses restrukturisasi utang. Produsen baja milik negara ini juga optimistis kinerjanya akan menunjukkan kemajuan seiring dengan pengembangan bisnis anak usahanya.

Memang, Krakatau Steel telah meminta izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar utang mereka dapat direstrukturisasi. Gayung pun bersambut. Sejumlah kreditur perbankan Krakatau Steel saat ini menyiapkan strategi restrukturisasi tersebut.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim, menjelaskan proses restrukturisasi masih terus berjalan. Namun dia belum mau membicarakan skemanya secara spesifik. "Sabarlah. Pokoknya sampai akhir bulan ini saya belum bisa berbicara banyak," ujar dia kepada KONTAN, Senin (10/6).

Sejatinya, manajemen KRAS memang mengutamakan proses restrukturisasi saat ini. Setelah restrukturisasi rampung, barulah KRAS menjalankan rencana akuisisi.

Awal tahun 2019, Krakatau Steel berencana menggaet BUMN Karya untuk mengakuisisi perusahaan baja nasional yang sudah mulai berhenti. Namun Silmy enggan membeberkan identitas perusahaan yang mereka ajak untuk bermitra.

Satu hal yang pasti, KRAS membidik dua hingga tiga perusahaan baja. Jika rencana akuisisi tersebut berjalan lancar, Krakatau Steel akan mendapatkan tambahan kapasitas produksi sebesar satu juta ton.

Manajemen KRAS berharap, dengan ekspansi ini bisa mendorong percepatan kapasitas produksi baja nasional yang ditargetkan menghasilkan 10 juta ton baja pada tahun 2025. Saat ini, kapasitas produksi Krakatau Steel mencapai 6 juta ton.

Bisnis pelabuhan

Di sisi lain, Krakatau Steel juga tengah mengembangkan bisnis anak usaha yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang baru saja meresmikan dua dermaga baru. Kini kapasitas total pelabuhan Cigading, Cilegon, Banten, ini mencapai 21 juta ton. Dengan kapasitas bongkar muat 4 juta ton, dua dermaga itu menambah kapasitas total menjadi 25 juta ton di pelabuhan Cigading. Kedua dermaga ini bisa disandari kapal berbobot 70.000 dwt.

Dibangun sejak tahun lalu, dua dermaga baru itu mulai beroperasi awal Juni 2019. Dua dermaga, yakni dermaga 7.1 dan dermaga 7.2, akan menambah jumlah slot dermaga Cigading menjadi 17. "Dermaga sudah siap dilengkapi empat unit jib crane," ungkap Silmy.

Kelak, dermaga baru akan menjadi dermaga umum yang akan melayani grup kargo Krakatau Steel dan Krakatau Posco, seperti baja dan bahan baku baja, termasuk kargo perusahaan swasta yang membawa barang bulk seperti gandum, semen, batubara dan lainnya. "Saat ini komposisinya 40% untuk kebutuhan grup Krakatau Steel, sedangkan 60% dari swasta," ungkap Silmy.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Energi Ekspansi di Ladang Panas Bumi, Begini Rekomendasi Analis
| Senin, 29 September 2025 | 09:44 WIB

Emiten Energi Ekspansi di Ladang Panas Bumi, Begini Rekomendasi Analis

Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi atau geothermal yang besar. Simak rekomendasi analis untuk saham geothermal.

Investor Asing Ramai Akuisisi Emiten Mini di BEI, Strategi Bisnis atau Hit and Run?
| Senin, 29 September 2025 | 09:29 WIB

Investor Asing Ramai Akuisisi Emiten Mini di BEI, Strategi Bisnis atau Hit and Run?

Lewat backdoor listing, perusahaan asing bisa menghindari prosedur panjang IPO, mulai dari persyaratan aset, laporan keuangan, hingga restu OJK.

ESG MEDC: Energi Terbarukan Geothermal Grup Medco Semakin Mengepul
| Senin, 29 September 2025 | 08:57 WIB

ESG MEDC: Energi Terbarukan Geothermal Grup Medco Semakin Mengepul

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mulai memprioritaskan pengembangan energi bersih. Salah satunya adalah panas bumi atau geothermal.

Kenaikan Utang Paylater, Cara Capat Menambal Daya Beli
| Senin, 29 September 2025 | 07:53 WIB

Kenaikan Utang Paylater, Cara Capat Menambal Daya Beli

Data upah riil yang tumbuh terbatas dan kenaikan kredit bermasalah, mengindikasi paylater lebih dekat pada upaya “menambal” daya beli.

Faktor Domestik Bikin Rupiah Makin Tercekik
| Senin, 29 September 2025 | 06:45 WIB

Faktor Domestik Bikin Rupiah Makin Tercekik

Modal asing mengalir keluar dari pasar SBN. Ini diiringi kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah dan tekanan pada rupiah.

Rupiah Berpeluang Menguat Meski Tipis pada Senin (29/9)
| Senin, 29 September 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat Meski Tipis pada Senin (29/9)

Penguatan indeks dolar AS yang didukung oleh data ekonomi AS yang kuat, mengurangi ekspektasi pasar soal pemotongan suku bunga The Fed. 

Menanti Aksi Prabowo
| Senin, 29 September 2025 | 06:10 WIB

Menanti Aksi Prabowo

Petaka keracunan massal menunjukkan ada kegagalan sistemik dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan.

Prospek Emiten Properti Menanti Efektivitas Subsidi Properti
| Senin, 29 September 2025 | 06:00 WIB

Prospek Emiten Properti Menanti Efektivitas Subsidi Properti

Emiten properti mendapatkan sejumlah subsidi, tetapi risiko nilai tukar rupiah hingga fiskal membayangi prospek kinerja mereka

Prabowo Bakal Meresmikan 25.000 Rumah Subsidi
| Senin, 29 September 2025 | 05:40 WIB

Prabowo Bakal Meresmikan 25.000 Rumah Subsidi

Rumah subsidi yang diresmikan tersebut berada di 90 titik lokasi yang tersebar di 30 provinsi seluruh Indonesia. 

 Harga Komoditas Mendorong Laju Penjualan Motor
| Senin, 29 September 2025 | 05:39 WIB

Harga Komoditas Mendorong Laju Penjualan Motor

Penurunan bunga pinjaman diharapkan ikut mengerek penjualan sepeda motor yang tertekan pelemahan daya beli

INDEKS BERITA