Kelar Restrukturisasi Utang, Krakatau Steel Berniat Akuisisi Perusahaan Baja
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus berupaya merampungkan proses restrukturisasi utang. Produsen baja milik negara ini juga optimistis kinerjanya akan menunjukkan kemajuan seiring dengan pengembangan bisnis anak usahanya.
Memang, Krakatau Steel telah meminta izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar utang mereka dapat direstrukturisasi. Gayung pun bersambut. Sejumlah kreditur perbankan Krakatau Steel saat ini menyiapkan strategi restrukturisasi tersebut.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim, menjelaskan proses restrukturisasi masih terus berjalan. Namun dia belum mau membicarakan skemanya secara spesifik. "Sabarlah. Pokoknya sampai akhir bulan ini saya belum bisa berbicara banyak," ujar dia kepada KONTAN, Senin (10/6).
Sejatinya, manajemen KRAS memang mengutamakan proses restrukturisasi saat ini. Setelah restrukturisasi rampung, barulah KRAS menjalankan rencana akuisisi.
Awal tahun 2019, Krakatau Steel berencana menggaet BUMN Karya untuk mengakuisisi perusahaan baja nasional yang sudah mulai berhenti. Namun Silmy enggan membeberkan identitas perusahaan yang mereka ajak untuk bermitra.
Satu hal yang pasti, KRAS membidik dua hingga tiga perusahaan baja. Jika rencana akuisisi tersebut berjalan lancar, Krakatau Steel akan mendapatkan tambahan kapasitas produksi sebesar satu juta ton.
Manajemen KRAS berharap, dengan ekspansi ini bisa mendorong percepatan kapasitas produksi baja nasional yang ditargetkan menghasilkan 10 juta ton baja pada tahun 2025. Saat ini, kapasitas produksi Krakatau Steel mencapai 6 juta ton.
Bisnis pelabuhan
Di sisi lain, Krakatau Steel juga tengah mengembangkan bisnis anak usaha yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang baru saja meresmikan dua dermaga baru. Kini kapasitas total pelabuhan Cigading, Cilegon, Banten, ini mencapai 21 juta ton. Dengan kapasitas bongkar muat 4 juta ton, dua dermaga itu menambah kapasitas total menjadi 25 juta ton di pelabuhan Cigading. Kedua dermaga ini bisa disandari kapal berbobot 70.000 dwt.
Dibangun sejak tahun lalu, dua dermaga baru itu mulai beroperasi awal Juni 2019. Dua dermaga, yakni dermaga 7.1 dan dermaga 7.2, akan menambah jumlah slot dermaga Cigading menjadi 17. "Dermaga sudah siap dilengkapi empat unit jib crane," ungkap Silmy.
Kelak, dermaga baru akan menjadi dermaga umum yang akan melayani grup kargo Krakatau Steel dan Krakatau Posco, seperti baja dan bahan baku baja, termasuk kargo perusahaan swasta yang membawa barang bulk seperti gandum, semen, batubara dan lainnya. "Saat ini komposisinya 40% untuk kebutuhan grup Krakatau Steel, sedangkan 60% dari swasta," ungkap Silmy.