Kenaikan Harga Batubara Bisa Tekan Margin Emiten Semen

Senin, 21 Juni 2021 | 08:34 WIB
Kenaikan Harga Batubara Bisa Tekan Margin Emiten Semen
[ILUSTRASI. Ilustrasi emitem semen PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (INTP). KONTAN/Muradi/2015/06/16]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi komoditas dengan kenaikan tinggi di tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga batubara di pasar Newcastle untuk kontrak pengiriman Juli 2021 di US$ 123,50 per ton pada Jumat (18/6) sudah melesat 54% sejak akhir tahun lalu.

Kenaikan harga batubara dinilai akan berdampak bagi kinerja emiten semen. Pasalnya, menurut Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi, biaya bahan bakar dan energi adalah beban biaya terbesar emiten semen.

Tapi karena penggunaan batubara yang masif, Yosua memperkirakan, perusahaan semen memitigasi risiko kenaikan harga. Salah satunya dengan melakukan lindung nilai (hedging) ataupun membeli secara kontrak.

“Di sisi lain, emiten semen juga terus mengembangkan bahan bakar alternatif agar tidak mengalami ketergantungan pada batubara,” terang Yosua, Jumat (18/6).

Yosua menilai, saat ini, cukup sulit bagi emiten semen untuk menaikkan harga jual produk. Alasannya, pasar dalam keadaan kelebihan pasokan, sementara permintaan belum pulih sepenuhnya.

Dalam riset yang dipublikasikan Senin (7/6), Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menjelaskan, kenaikan harga batubara dan bahan bakar dapat menimbulkan risiko penurunan margin profitabilitas emiten semen.Kenaikan biaya ini juga bisa membuat operasional perusahaan semen kurang efisien jika volume penjualan terpukul, seperti yang terjadi di kuartal dua tahun lalu.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos mengatakan, pihaknya sudah melakukan strategi untuk menghadapi kenaikan harga batubara. Misalnya, menggenjot pemakaian bahan bakar alternatif.

Salah satunya refuse-derived fuel (RDF) atau fasilitas pengolahan limbah menjadi energi di Citeuruep. Selain itu, produsen semen merek Tiga Roda ini melakukan mixing coal untuk mendapat campuran harga batubara terefisien.

Pada kuartal I-2021, biaya bahan bakar setara dengan 42% dari biaya manufaktur INTP, sama seperti rasio fuel and power di kuartal I-2020. Dengan begitu, INTP bisa mendapatkan EBITDA margin development 21%, sama seperti setahun sebelumnya.

Dalam lima bulan pertama 2021, INTP mencetak volume penjualan semen 6,2 juta ton, naik 10% year on year. INTP optimistis target pertumbuhan volume penjualan 4% di tahun ini dapat tercapai.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil
| Selasa, 25 November 2025 | 07:20 WIB

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil

Kebijakan reposisi BUMN Karya ini dapat menghasilkan peta persaingan yang lebih proporsional, antara BUMN dan swasta.

Mekanisme Penyaluran Pertalite akan Diatur Ulang
| Selasa, 25 November 2025 | 07:02 WIB

Mekanisme Penyaluran Pertalite akan Diatur Ulang

Perpres No. 191/2014 menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan (JBKP) yang tidak disubsidi penuh oleh pemerintah

Pisau Jatuh
| Selasa, 25 November 2025 | 07:00 WIB

Pisau Jatuh

 Pemicu kejatuhan harga kripto saat ini adanya aksi sejumlah whale di jagad kripto yang menjual aset mereka.

INDEKS BERITA

Terpopuler